Badan Energi Internasional Sebut Rusia Setop Pasokan Gas ke Eropa

Pengurangan pasokan gas ialah upaya mendapatkan pengaruh Rusia jelang musim dingin.

AP/Martin Meissner
Kilang BP membakar gas di Gelsenkirchen, Jerman, Selasa malam, 5 April 2022. Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan, Eropa perlu bersiap karena Rusia kemungkinan menghentikan pasokan gas ke Benua Biru tersebut.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan, Eropa perlu bersiap karena Rusia kemungkinan menghentikan pasokan gas ke Benua Biru tersebut. Rusia berusaha untuk meningkatkan pengaruh politiknya selama perang dengan Ukraina.

Baca Juga

"Saya tidak akan mengesampingkan Rusia, mereka mempunyai alasan untuk  mengurangi pengiriman gas ke Eropa, dan bahkan mungkin menghentikan sepenuhnya. Inilah alasan mengapa Eropa membutuhkan rencana darurat," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam sebuah pernyataan pada Rabu (22/6/2022) kepada Reuters.

Birol mengatakan, pengurangan pasokan gas merupakan upaya untuk mendapatkan pengaruh politik Rusia menjelang bulan-bulan musim dingin. Biasanya permintaan gas meningkat ketika musim dingin.

"IEA tidak melihat cut-off penuh sebagai skenario yang paling mungkin," kata Birol.

Uni Eropa telah memberikan sanksi yang menyasar industri minyak dan batu bara Rusia. Tetapi Eropa telah menahan diri dari pelarangan impor gas karena ketergantungannya yang besar pada pasokan dari Moskow.

Laporan IEA menyatakan, total investasi energi Eropa pada 2022 mencapai 2,4 triliun dolar AS, termasuk untuk energi terbarukan. Tetapi menurut Birol, Eropa tidak akan berhasil mengatasi kesenjangan pasokan dan mengatasi perubahan iklim. IEA mengatakan, investasi tersebut mencakup peningkatan besar di sektor kelistrikan dan upaya untuk meningkatkan efisiensi energi. Investasi dalam minyak dan gas, tidak dapat memenuhi permintaan yang meningkat jika sistem energi tidak dilengkapi kembali dengan teknologi yang lebih bersih.

 

“Pengeluaran minyak dan gas hari ini terjebak di antara dua visi masa depan, yaitu terlalu tinggi untuk jalur yang selaras dengan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius, tetapi tidak cukup untuk memenuhi permintaan yang meningkat dalam skenario di mana pemerintah tetap berpegang pada pengaturan kebijakan saat ini dan  gagal memenuhi janji iklim mereka,” kata pernyataan IEA.

Sementara itu, seorang pejabat di Uni Eropa mengatakan, Eropa untuk sementara akan beralih kembali ke batu bara untuk mengatasi aliran gas Rusia yang semakin berkurang tanpa menggagalkan tujuan iklim jangka panjang. Aliran gas yang melalui pipa Nord Stream 1 telah dipangkas menjadi hanya 40 persen dari kapasitas.

Jerman, Italia, dan Belanda telah mengisyaratkan pembangkit listrik tenaga batu bara untuk menutup kesenjangan pasokan. Seorang pejabat senior Komisi Eropa mengatakan, Eropa untuk sementara akan mengejar alternatif bahan bakar fosil untuk gas Rusia sehubungan dengan tindakan Presiden Vladimir Putin.

“Invasi yang melanggar hukum oleh Rusia ke Ukraina telah mengakibatkan situasi darurat di Uni Eropa. Gazprom menurunkan aliran dengan sangat tiba-tiba, dan kami melakukan beberapa tindakan yang sangat penting, tetapi semua tindakan itu bersifat sementara,” ujar Penjabat Direktur untuk Urusan Internasional dan Keuangan Iklim di Komisi Eropa, Elina Bardram. 

 

 
Berita Terpopuler