PKB Merapat ke Gerindra, Bagaimana Nasib Koalisi Semut Merah dengan PKS?

Prabowo dan Muhaimin bertemu, sepakat membentuk kerja sama politik.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (18/6/2022). Dalam pertemuan tersebut, Gerindra dan PKB bersepakat bekerja sama menyiapkan Pileg, Pilpres dan Pilkada di Pemilu 2024 mendatang.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizkyan Adiyudha, Febrianto Adi Saputro, Amri Amrullah

Baca Juga

Sekretaris Jendral Partai Gerindra, Ahmad Muzani pada hari ini menegaskan adanya kesepapakatan kerja sama dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Pilpres 2024 mendatang. Meskipun, dia enggan menyebut kerja sama tersebut sebagai koalisi.

"Ya Pak Prabowo dan Pak Muhaimin sudah sepakat untuk sama-sama bekerja sama dalam Pilpres 2024," kata Ahmad Muzani di Jakarta, Senin (20/6).

Muzani tidak merinci kerja sama dengan PKB tersebut. Namun diyakini berkaitan dengan pencalonan Ketua Umun partai Gerindra, Prabowo Subianto sebahai presiden dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

"Prabowo presiden! Saya katakan Pak Prabowo dan Pak Muhaimin bersepakat, PKB dan Gerindra, bersepakat untuk sama-sama bekerja sama dalam Pilpres 2024," katanya.

Pertemuan Prabowo dan Muhaimin terjadi pada Sabtu (18/6/2022) malam lalu. Kedua partai bersepakat menjalin kerja sama politik untuk pemilihan legislatif (pileg), pemilihan presiden (pilpres), dan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024.

"Alhamdulillah kita sudah mencapai titik-titik pertemuan, titik-titik kerja sama, titik-titik kesepakatan, di mana kita secara garis besar menyatakan keinginan kita masing-masing untuk bersama-sama," kata Prabowo.

Ketua Umum PKB Muhaimin menjelaskan pertemuan itu adalah kelanjutan dari pembahasan yang dilakukan pengurus PKB dan Gerindra. Dimana pertemuan tersebut, akhirnya bermuara pada kesepakatan untuk bekerja sama di Pemilu 2024.

"Moga-moga kerja sama kita ini bisa terus dilanjutkan bersama partai-partai lain, untuk menuju suksesnya pilpres, suksesnya pilkada, dan suksesnya Pileg di 2024," katanya.

Diketahui, sebelum pertemuan antara Prabowo dan Muhaimin, sempat diwacanakan pembentukan koalisi semut merah antara PKB dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Lantas bagaimana nasib wacana koalisi ini?

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid menegaskan partainya tetap menjalin komunikasi dengan PKS. 

"Ya semut merah ini jalan terus, kami komunikasi intensitas, kami komunikasikan bahwa berita terkait dengan kesepakatan dengan Gerindra, kerja sama, itu juga mereka tahu, mereka saling memahami kok," kata Jazilul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/6). 

Kemudian dirinya juga membantah bahwa komunikasi dengan PKS tidak ada kemajuan sehingga memilih berkoalisi dengan Partai Gerindra. Hanya saja dikatakan Jazilul, perbincangan dengan Partai Gerindra sudah sampai pada siapa sosok yang akan diusung pada Pilpres 2024 mendatang.  

"Bukan belum ada maju majunya (komunikasi dengan  PKS), pertimbangan pertimbangannya masih banyak, kenapa? Ya kita menghargai kedaulatan partai masing masing kan," ujarnya. 

Ia mengungkapkan bahwa PKB, PKS dan Partai Gerindra berencana untuk bertemu. Namun dirinya belum membocorkan kapan pertemuan tersebut akan digelar. 

"Belum tahu, kan harus dikomunikasikan, artinya sudah berkomunikasi pada level kita, para ketua umum duduk bareng," tuturnya.

Ia mengatakan, partainya masih terbuka terhadap berbagai opsi-opsi. Komunikasi-komunikasi yang dibangun dengan berbagai partai politik saat dinilai masih sangat cair. 

"Selama dua duanya masih belum ada janur kuning yang melengkung, artinya semuanya masih terbuka opsi-opsi," ucapnya.

 

Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Aljufrie kemarin merespons kesepakatan politik yang dibuat antara PKB dan Partai Gerindra. Ia  menilai komunikasi kedua partai masih belum final.

"Jadi masih komunikasi awal belum ada suatu yang final jadi kita perlu sabar," kata Salim di JCC Senayan, Jakarta, Ahad (19/6/2022).

Salim memprediksi koalisi baru akan kelihatan dalam dua hingga tiga bulan mendatang. Ia mengatakan PKS masih terus berkomunikasi dengan seluruh partai.

"Komunikasi akan terus berjalan sampai nanti mudah-mudahan ada poros. Kalau kita lihat kemungkinan ada tiga capres mudah-mudahan itu terwujud," ucapnya.

Hubungan PKS dan PKB kian mesra seusai perayaan Milad ke-20 PKS. Keduanya juga disebut-sebut telah sepakat membentuk koalisi. Namun diakui Salim hal itu juga belum final.

"Semuanya kan masih belum final jadi saya belum bisa mengatakan pasti dengan Gerindra atau PKB, tetap akan jalan semuanya," ungkapnya.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam pidatonya di rapat pimpinan nasional (Rapimnas) PKS, Senin (20/6), menyatakan, partainya terus membuka pintu komunikasi dengan partai politik lain dalam pembentukan koalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. Komunikasi masih terjalin dengan partai lain, khususnya dengan mitra yang memiliki platform pembangunan yang sama.

"PKS akan terus berjuang mencari mitra koalisi yang setara, yang mau duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Mitra koalisi yang memiliki platform pembangunan yang sama, yang ingin sama-sama membawa perubahan, dan kita semua tentu menginginkan perubahan," ujarnya.

Pembentukan koalisi, jelas Syaikhu, harus dilakukan dengan duduk bersama dengan mengusung politik kebangsaan dan kenegaraan. Serta, politik kolaborasi yang mengutamakan kepentingan bangsa, di atas kepentingan kelompok dan golongan.

Namun, ia menilai bahwa realitas yang terjadi saat ini adalah politik yang mengutamakan uang sebagai cara untuk meraih kemenangan. PKS ditegaskannya adalah partai yang ingin meraih kemenangan secara bermartabat, tanpa mencoreng demokrasi di Indonesia.

"Sangat melegakan kader dan simpatisan PKS bahwa faktor penentu kemenangan tidak semata-mata karena uang yang berlimpah, tetapi justru idealisme kita yang kemudian mendorong kemenangan itu, pertolongan itu yang paling sangat menentukan adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ujar Syaikhu.

 

In Picture: Prabowo-Erick Bertemu, Ada Apa?

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (kiri) bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (19/6/2022). Selain membahas kerja sama industri pertahanan dengan BUMN, kira-kira apakah juga ada pembahasan soal 2024 di antara kedua menteri Kabinet Indonesia Maju itu? - (Dok. Kemenhan RI)

 

 

 

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS), Agung Baskoro menilai, koalisi antara PKB dan Gerindra masih akan mengalami dinamika yang panjang. Namun, menurutnya, beberapa poros koalisi semakin mengerucut menuju Pilpres 2024.

Poros pertama yang sudah eksis digalang oleh PDIP, karena raihan kursi partai berlambang banteng ini sudah hampir melewati ambang batas pilpres (presidential threshold). Wajar bila PDIP terlihat tenang saat partai-partai lain bermanuver mendekati partai-partai lainnya untuk bersama.

Sementara, poros kedua berhasil mendudukkan para ketua umum Golkar, PAN, dan PPP untuk sepakat dalam wadah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi ini demi memastikan ketiganya dapat menghasilkan satu tiket bagi capres-cawapres yang dipilih.

 

"Dalam konteks inilah komunikasi dan manuver politik jajaran pengurus PKB menjadi relevan. Setelah membuka prospek kerja sama dengan PKS, berikutnya melibatkan Demokrat, dan terakhir dengan Gerindra," katanya kepada wartawan, Ahad (19/6/2022).

Menurut Agus, PKB memang harus berkoalisi dengan dua partai yakni Demokrat dan PKS. Karena jika hanya berkoalisi ke salah satu partai, baik hanya ke PKS atau ke Demokrat, masih belum dapat memenuhi presidential threshold.

"Akhirnya momentum PKB bersama Gerindra menjadi lebih rasional, selain ramping, secara institusional, juga secara personal mampu memenuhi kebutuhan ketua umum masing-masing yang ingin maju dalam Pilpres 2024," jelasnya.

Hal lain lebih disebabkan faktor ideologis yang saling melengkapi antara Gerindra dan PKB, yang merepresentasikan partai nasionalis dan Islam, atau dikenal sebagai partainya para santri.

"Jika basis massa kedua partai ini berpasangan, ditambah kekuatan figur yang dimiliki oleh Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra yang juga capres sementara Cak Imin wapresnya. Maka poros Gerindra-PKB bisa menjadi koalisi yang berpotensi memenangkan pilpres," katanya mengingatkan.

Sebab, menurutnya saat PDIP, KIB, dan partai-partai lain seperti Nasdem, Demokrat, dan PKS, masih menggodok nama capres-cawapres atau menjajaki mitra koalisi. Koalisi Gerindra-PKB di tahap ini bisa jadi sudah memberi dampak bagi kontelasi dinamika koalisi maupun latar kompetisi yang akan berlangsung pada pemilu 2024 nanti.

Pertama, poros Gerindra-PKB membuktikan bahwa dalam pertarungan 2024 ini capres-cawapres yang berasal dari jalur ketua umum masih relevan. Karena mereka memiliki hak prerogatif untuk maju di luar nama-nama mentereng capres-cawapres versi elektabilitas lembaga survei kredibel.

"Sekaligus mengkonfirmasi bahwa episentrum kekuasaan jelang Pilpres bertransformasi dari domain istana ke ketua-ketua umum partai," terangnya.

 

Kedua, pertarungan saling berhadap-hadapan (head to head) yang selama ini terjadi dalam dua periode pemilu sebelumnya, dapat dihindari. Sehingga, konsekuensi pembelahan sosial di masyarakat secara mendalam sirna.

"Poros Gerindra-PKB ini potensi menjadi poros baru pasca-KIB dan berpotensi menghadirkan poros lainnya jika Nasdem, Demokrat, dan PKS sepakat untuk bersama," imbuhnya.

 

Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

 

 

 
Berita Terpopuler