Ancang-Ancang Program Dosis Keempat Vaksin Covid-19

Menimbang usulan epidemiolog, vaksinasi lengkap Covid-19 terdiri dari tiga dosis.

ANTARA/Maulana Surya
Petugas medis bersiap menyuntikkan vaksin booster pada warga saat pelaksanaan layanan Mobil Keliling Vaksinasi COVID-19 di kawasan Ngarsopuro, Solo, Jawa Tengah, Ahad (15/5/2022). Pemerintah pusat saat ini tengah membahas kemungkinan program pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, saat ini, pemerintah tengah dalam proses pembahasan terkait pemberian dosis keempat untuk vaksinasi Covid-19. Pembahasan merespons pendapat dari ahli dan antisipasi masuknya varian baru Corona ke Indonesia.

"Soal itu (dosis keempat) nanti akan kami rapatkan Senin (13/6/2022) mendatang. Baru segitu progresnya," ungkap Budi di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Dikonfirmasi terkait pembahasan vaksinasi Covid-19 dosis keempat, Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril pun membenarkannya. Menurut Syahril, sejumlah ahli epidemiologi sudah memberikan saran terkait hal itu.

"Untuk vaksinasi keempat ada kami diskusikan, ada usulan epidemiolog agar vaksin dosis penuh itu hingga tiga kali. Ini masih pertimbangan kalau ini disetujui maka booster-nya yang keempat," ujar Syahril.

Untuk saat ini, lanjut Syahril, Kemenkes akan fokus dalam pemberian vaksinasi dosis pertama dan kedua. Sebab, hingga kini, untuk cakupan vaksinasi usia di bawah 12 tahun masih di angka 62 persen.

"Kami mengejar vaksinasi lengkap dari 62 persen, kita punya pengalaman cukup dan punya strategi berharap bisa lampaui 70 persen, begitu juga dengan booster, tentu saja strategi dosis penuh dulu agar booster melampaui apa yang kita harapkan," ujar Syahril.

Pada hari ini, Kementerian Kesehatan juga mengonfirmasi adanya kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Kasus tersebut ditemukan pada hari ke-38 pascaperayaan Idul Fitri 2022.

Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril, mengungkapkan, ada empat kasus subvarian baru Covid-19, yaitu BA.4 dan BA.5. Untuk BA.4 ditemukan pada 1 orang warga negara Indonesoa (WNI), sementara BA.5 ditemukan pada 3 orang warga negara asing (WNA).

"Untuk kasus BA.4 ditemukan pada seorang laki-laki WNI ya berusia 27 tahun," ujar Syahril.

Dorongan untuk vaksinasi penuh menjadi tiga dosis terus digaungkan epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. Ia meminta pemerintah untuk lebih menggencarkan vaksinasi dosis ketiga dalam rangka mencegah kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri.

"Kita masih punya PR besar dan segera harus dikejar. Penting bagi Indonesia untuk membangun imunitas di masyarakat mencapai dosis ketiga," ujar dia dalam pesan suara yang diterima Republika, Jumat.

Dicky menilai, pemberian vaksinasi dosis ketiga masih sangat minim. "Padahal, bila masyarakat belum tinggi proteksinya maka akan timbul lonjakan dan kerawanan,"

Dicky menerangkan, antibodi yang telah terbentuk setelah mendapatkan dua dosis akan berkurang dalam jangka waktu sekitar empat hingga enam bulan. Tak hanya itu, potensi reinfeksi Covid-19 masih bisa terjadi lantaran menurunnya antibodi lantaran belum mendapatkan dosis ketiga.

"Bukan hal aneh karena reinfeksi, mayoritas penduduk belum di-booster, itu salah satu hal yang membuat kasus masih bisa terjadi," kata Dicky.

 

 

Pada hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa, kasus Covid-19 masih dalam situasi terkendali. Jokowi berpatokan pada angka positivity rate yang masih di bawah 5 persen, yakni 1,03 persen.

“Yang paling penting kita berpegangan kepada angka positivity rate, pegangannya itu. Kan harus di bawah 5 persen, kita sekarang ini di angka 1,03 persen. Jadi masih pada posisi terkendali,” kata Jokowi usai peluncuran program Rehabilitasi Mangrove dan World Mangrove Center di persemaian Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/6/2022).

Selain angka positivity rate yang masih rendah, Jokowi juga menyebut laju transmisi Covid-19 juga masih terkendali.

“Angkanya 20 per 100 ribu per minggu kasus dan kita masih berada di angka 1. Jadi masih terkendali,” tambahnya.

Meskipun begitu, Jokowi meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai tren kenaikan kasus positif ini. Ia menyebut, kenaikan kasus ini merupakan dampak dari penyelenggaraan libur lebaran sebulan yang lalu.

Untuk menekan kasus yang lebih tinggi, Presiden juga mendorong masyarakat agar segera mendapatkan vaksinasi booster atau suntikan ketiga.

“Jadi masih terkendali, tapi tetap kewaspadaan itu penting. Oleh sebab itu, saya akan tekankan lagi pentingnya booster suntikan ketiga, ini akan kita terus lakukan,” ujar Jokowi.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan adanya tren kenaikan kasus positif selama tiga pekan terakhir dan kenaikan kasus aktif selama empat hari terakhir. Jika dilihat pada grafik kasus positif mingguan, terjadi kenaikan 571 atau 31 persen dari kasus pada 22 Mei 2022, yaitu dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan.

Kemudian pada kasus aktif harian, terjadi kenaikan 328 atau 10 persen dari kasus aktif pada 2 Juni 2022 yaitu 3.105 menjadi 3.433 kasus aktif harian.

“Perlu menjadi perhatian bahwa terdapat kenaikan pada tren kasus positif selama 3 minggu terakhir dan kasus aktif selama 4 hari terakhir,” ujar Wiku saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (8/6/2022).

Tren kenaikan kasus positif dan aktif ini penting untuk diwaspadai masyarakat. Sebab, selama kurang lebih tiga bulan berturut-turut sejak gelombang Omicron, Indonesia telah berhasil mempertahankan kasus agar tetap stabil.

Kabar baiknya, lanjut Wiku, kenaikan kasus ini tidak diikuti dengan kenaikan pada tren BOR rumah sakit, isolasi harian, maupun tren kematian mingguan. Ia menyebut, tren BOR isolasi harian tetap stagnan. Sedangkan tren kematian mingguan masih terus menunjukan angka penurunan sebagai tanda yang baik.

 

Vaksin Covid-19 anak - (Republika)

 
Berita Terpopuler