PM Israel Kunjungi Uni Emirat Arab

Kunjungan Bennett ke Abu Dhabi merupakan pemenuhan undangan Sheikh Mohammed.

AP/Abir Sultan/Pool European Pressphoto Agenc
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA)
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (9/6/2022). Dia bakal melakukan pertemuan dengan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan.

Menurut keterangan yang dirilis pemerintah Israel, kunjungan Bennett ke Abu Dhabi merupakan pemenuhan undangan Sheikh Mohammed. "Hari ini, bersama-sama, kami akan membawa ikatan khusus yang telah terjalin antara negara kami ke tingkat berikutnya, untuk pertumbuhan dan keamanan kedua bangsa kami," ucap Bennett dalam keterangan tersebut, dikutip Anadolu Agency.

Kunjungan Bennett ke UEA terjadi di tengah isu kesediaan Arab Saudi mengikuti jejak Abu Dhabi melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Wall Street Journal, dalam laporannya pada Senin (6/6/2022) dengan mengutip beberapa pejabat Israel dan Saudi mengatakan, saat ini kedua negara tidak lagi membahas “jika normalisasi terjadi”, melainkan kapan mereka secara terbuka meningkatkan hubungan mereka. Salah seorang sumber mengungkapkan, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membantu menengahi kesepakatan agar pesawat komersial Israel dapat memperluas akses ke wilayah udara Saudi. Sementara Saudi ingin menguasai dua pulau strategis di Laut Merah.

Saudi telah berulang kali menegaskan, mereka tidak akan melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel sebelum Palestina memperoleh kemerdekaan. Namun pejabat Saudi menjelaskan kepada Wall Street Journal bahwa dukungan untuk Palestina tidak lagi merupakan kesimpulan yang sudah pasti. Sebab banyak kalangan pemuda di Saudi kecewa dengan Otoritas Palestina. Selain itu, ada kebencian Saudi atas dukungan Iran terhadap kelompok teror Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

“Jika Hamas membangun hubungan dengan Iran untuk melindungi diri mereka sendiri, lalu mengapa kita tidak menjalin hubungan dengan Israel melawan Iran untuk melindungi diri kita sendiri?” kata seorang pejabat Saudi dalam laporan Wall Street Journal.


Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah mengungkapkan, ada kemungkinan dia melakukan kunjungan ke Israel, Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah lainnya akhir bulan ini. Jika terlaksana, Biden mengemban misi membawa lebih banyak stabilitas di kawasan tersebut.  

Biden mengatakan, saat ini belum ada agenda tegas baginya mengunjungi Saudi. Tapi kemungkinan kunjungan ke negara tersebut tak dikesampingkan. “Saya telah terlibat dalam upaya untuk bekerja dengan bagaimana kami dapat membawa lebih banyak stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Ada kemungkinan bahwa saya akan bertemu dengan Israel dan beberapa negara Arab pada saat itu, termasuk, yang saya harapkan adalah Arab Saudi,” ucapnya kepada awak media di Gedung Putih, Jumat (3/6)

Pada 15 September 2020, Bahrain dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu tercapai berkat mediasi dan dukungan AS di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump. Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords.

Selain UEA dan Bahrain, AS pun membantu Israel melakukan normalisasi diplomatik dengan Sudan serta Maroko. Washington menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme sebagai aksi timbal balik atas kesediaannya membuka hubungan resmi dengan Tel Aviv. Kemudian terkait Maroko, sebagai balasan, AS mengakui klaim negara tersebut atas wilayah Sahara Barat yang dipersengketakan.

Palestina mengecam kesepakatan damai yang dilakukan empat negara Muslim tersebut. Menurut Palestina, apa yang dilakukan keempat negara terkait merupakan “tikaman” bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan.

 
Berita Terpopuler