60 Anak Cerebral Palsy Dapat Perawatan Kesehatan Gigi Gratis

Perhatian orangtua dalam mendampingi anak penderita cerebral palsy sangatlah penting.

istimewa
Enam puluh anak penderita cerebral palsy atau kelumpuhan otak, mendapatkan perawatan kesehatan dan mulut gratis dari bakti sosial Yayasan Diffable Action Indonesia (YDAI). Kegiatan ini juga bertujuan memberikan edukasi bagu orangtua anak penderita cerebral palsy.
Rep: shabrina zakaria Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Enam puluh anak penderita cerebral palsy atau kelumpuhan otak, mendapatkan perawatan kesehatan dan mulut gratis dari bakti sosial Yayasan Diffable Action Indonesia (YDAI). Kegiatan ini juga bertujuan memberikan edukasi bagu orangtua anak penderita cerebral palsy.

Baca Juga

Sekjen YDAI, Isnurul Naini, atau yang akrab disapa Isna mengatakan kegiatan yang dilaksanakan berupa penyuluhan, pemeriksaan, dan konsultasi kesehatan mulut dan gigi. Dalam pelaksanaannya YDAI bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Marzoeki Mahdi.

“Anak-anak cerebral palsy itu gerakan motoriknya terbatas, termasuk mulut dan gigi mereka biasanya kaku. Tidak jarang ditemukan kasus kesehatan di giginya. Makanya kita ingin memberikan edukasi kepada orang tuanya,” jelas Isna, Ahad (5/6/2022).

Ia menyebut sebanyak 60 anak hadir pada pemeriksaan yang diadakan di Aula DIKLIT RSJ Marzoeki Mahdi tersebut. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Burhanuddin, menilai perhatian orangtua dalam mendampingi anak penderita cerebral palsy sangatlah penting.“Kalau kelainan yang diderita membuat tangan tidak bisa bergerak maka orang tua harus membantu anaknya. Kalau ibunya mendapat edukasi tentang pemeliharaan gigi seperti ini akan sangat bermanfaat,” jelasnya.

Ia menerangkan, kesehatan gigi pada anak memiliki pengaruh secara keseluruhan. Kondisi kesehatan gigi yang buruk tidak boleh dibiarkan karena akan membawa dampak buruk bagi perkembangan organ lainnya. “Oleh sebab itu kami tertarik untuk membantu. Memelihara gigi anak yang normal saja sulit, bagaimana yang berkebutuhan khusus,” tuturnya.

Salah seorang orangtua anak pengidap cerebr palsu, Rina, menyampaikan rasa syukurnya atas pemeriksaan yang diberikan. Ia pun merasa mendapat ilmu baru untuk kesehatan anaknya.“Alhamdulillah senang sekali ada pemeriksaan ini, bisa dapet ilmu baru tentang kesehatan gigi dan juga tindakan langsungnya,” ujar Rina.

Biaya yang mahal dan prosedur yang tidak mudah dinilai menjadi penyebab orang tua jarang membawa anaknya yang berkebutuhan khusus untuk pergi ke dokter gigi. “Kita susah menemukan dokter gigi spesialis anak apalagi yang berkebutuhan khusus. Kalau jalur umum mahal, kalau pakai BPJS alurnya panjang,” ucapnya.

Melihat kondisi tersebut, Rina mengaku berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan. "Semoga sering diadakan acara pemeriksaan seperti ini," ujarnya.

Selain pemeriksaan kesehatan gigi, YDAI juga menggelar kegiatan di bidang lain seperti pendidikan dan ketenagakerjaan. Terdekat, pada November dan Desember akan dilaksanakan kegiatan Diffable Intelektual serta pemeriksaan tes IQ.

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler