Konsistensi Imam Al-Bukhari di Balik Penerimaan Kitab Hadisnya  

Imam Al Bukhari dikenal sebagai pakar hadits sepanjang masa

MGROL100
Ilustrasi ahli hadits. Imam Al Bukhari dikenal sebagai pakar hadits sepanjang masa
Rep: Imas Damayanti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Bukhari menjadi ulama hadits yang sangat unggul dalam melakukan penyeleksian hadits. Keunggulan itu terjadi atas konsistensi beliau dalam melakukan penyeleksian, salah satunya sebagaimana yang terlihat dalam kitab Al-Jami As-Shahih (Shahih Bukhari) karyanya yang dianggap ulama sebagai kitab hadits, talaqathu al-ummah bi al-qabul, diterima sebagai rujukan utama kitab hadits.  

Baca Juga

Mohammad Nabiel dalam buku Al-Bukhari dan Metode Kritik Hadits menjelaskan, konsistensi Al-Bukhari dalam menggunakan standar hadits shahih bisa dilihat melalui salah satu dari dua cara pandang, yakni marwiyyat sentris dan rawi sentris. 

Jika dilihat dari cara pandang rawi sentris yang menjadikan jarh dan ta'dil sebagai asas epistemik bagi penilaian hadits, Al-Bukhari tentu tidak konsisten. Pasalnya, menurut cara pandang ini, memasukkan periwayat bermasalah dalam Al-Jami As-Shahih akan mengakibatkan hadits-haditsnya juga bermasalah.  

Namun sebaliknya, menilai Al-Jami As-Shahih dalam bingkai marwiyyat sentris tentu akan dapat terpahami alasan Imam Bukhari meriwayatkan hadits-hadits bermasalah.  

Di samping itu, praktik meriwayatkan hadits shahih tanpa melihat terlebih dahulu jarh dan ta'dil yang disematkan kepada periwayat seperti thiqat, saduq, dan daif akan bermasalah jika dibaca melalui cara kerja definisi hadits sahih.  

Karena itu, yang dimasukkan Al-Bukhari dari hadits-hadits periwayat bermasalah adalah hadits yang sudah disaring sedemikian rupa sehingga yang shahihnya saja yang dimasukkan ke dalam Al-Jami As-Shahih.  

Inilah yang disebut dengan Manhaj Intiqa'iy dengan beberapa prinsipnya seperti tajrih nisbiy dan tauthiq nisbiy, ta'addud at-turuq, muwafaqat, dan berfokus pada aspek An-Nakarah dan Shudhudh.  

Sehingga berdasarkan penjelasan singkat itu, Al-Bukhari sangat konsisten memegang metode penyeleksian dan penilaian hadits-hadits sehingga memasukkan apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam Al-Jami As-Shahih dari periwayat bermasalah.    

 

 

 
Berita Terpopuler