Pertanyaan Surya Paloh untuk Prabowo dan Peluang Koalisi Nasdem-Gerindra

Prabowo dan Surya Paloh mengadakan pertemuan resmi pada Rabu (1/6/2022)

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan di DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (1/6/2022). Pertemuan yang berlangsung hampir lima jam tersebut salah satunya membahas mengenai kemajuan bangsa dan negara.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan tertutup selama hampir lima jam dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Menteng, Jakarta, Rabu (1/6/2022). Pada hari ini, Surya Paloh, membocorkan salah satu isi pertemuannya dengan Prabowo, dan diakuinya, dirinya sempat menanyakan terkait rencana Prabowo maju di Pilpres 2024.

"Kamu kan gimana Wo saya bilang, baik? Sehat? Kan begitu-begitu saja, mau maju? Kan kira-kira begitu," Ungkap Surya di Nasdem Tower, Menteng, Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Surya enggan mengungkapkan apa respons Prabowo saat ditanya demikian. Ia pun memilih merahasiakan jawaban Prabowo tersebut.

"Itu jawaban rahasia" ucapnya.

Namun, Surya tak menutup kemungkinan Partai Nasdem berkoalisi dengan Gerindra. Termasuk jika nantinya mendukung Prabowo di Pilpres 2024 mendatang.

"Saya tadi bilang pepatah Inggris tua menyatakan dari gelas ke bibir everything can happen semua bisa terjadi," ungkapnya.

Saat wartawan bertanya apakah Gerindran akan berkoalisi dengan Nasdem pada Pemilu 2024, Prabowo enggan menjawab secara gamblang.

"Ya tapi kan beliau pemimpin partai. Saya kan pemimpin partai. Kita kan tidak bisa bertindak, karena kita teman lalu kita atur sendiri-sendiri kan tidak bisa," kata Prabowo, seusai pertemuan, kemarin.

Prabowo mengatakan, sebagai pimpinan partai politik dirinya dengan Surya paloh sama-sama memiliki konstituen. Ia mengatakan keduanya sama-sama bertanggung jawab terhadap masing-masing partai. Namun demikian Prabowo menyebut keduanya memiliki kesamaan. 

"Tetapi bahwa kita commit, apa pun terjadi, kita commit bersama-sama menjaga Pancasila, menjaga keutuhan RI. Jadi kita tidak hanya untuk Pemilu, kita lebih dari itu," ucapnya.

In Picture: Prabowo Sambangi Surya Paloh

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan di Jakarta, Rabu (1/6/2022). Pertemuan tersebut sebagai ajang silaturahim sekaligus membahas masalah-masalah strategis bagi kepentingan bangsa. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

 

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menanggapi soal pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh kemarin. Menurutnya peluang keduanya berkoalisi masih sangat terbuka.

"Iya peluangnya terbuka, sangat terbuka. Karena PDIP dan Gerindra juga kan belum tentu bisa nyatu," kata Adi kepada Republika, Kamis (2/6/2022).

Adi menuturkan, sekalipun Gerindra dan PDIP diasumsikan memiliki hubungan yang mesra, namun keduanya belum tentu bisa berkoalisi. Sebab menurutnya baik PDIP maupun Gerindra akan sama-sama menempatkan kadernya sebagai calon presiden (capres).

"PDIP dan Gerindra diasumsikan ingin mengusung Prabowo-Puan, PDIP belum tentu mau. Karena perolehan pileg PDIP melampaui Gerindra, ya nggak? Atau di balik Puan-Prabowo, Gerindra belum tentu mau karena elektabilitas Prabowo lebih tinggi dari Puan, kan gitu," jelasnya.

Secara hitung-hitungan di atas kertas, jika Nasdem dan Gerindra berkoalisi maka sudah bisa melampaui ambang batas pencalonan presiden 20 persen. Hanya saja keduanya kini dihadapkan kerumitan dalam menentukan siapa capres yang akan diusung jika keduanya berkoalisi.

"Kalau dua partai ini mengusung, Nasdem itu menyorongkan duet antara Ganjar dan Anies, kan Paloh berapa kali ngomong gitu kan, menghindari polarisasi maka sangat ideal menduetkan Ganjar dengan Anies. Bisa saja misalnya Prabowo ini diminta sebagai king maker, itu kemungkinan opsi kedua" ucapnya.

"Opsi pertamanya mungkin begitu Prabowo tetep maju, siapa kira-kira yang bisa jadi tandem entah Ganjar atau Anies," imbuhnya.

Ia menambahkan, tak menutup kemungkinan Anies atau Ganjar ditempatkan sebagai cawapres mendampingi Prabowo. Namun, hal itu sangat tergantung kesepakatan kedua partai.

"Ya tergantung kesepakatan dua partai ini karena dua partai ini lah yang punya kendaraan, hanya dua partai ini yang punya kendaraan jadi bisalah dikomunikasikan dan dinegosiasikan," ungkapnya.

Pekan lalu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa partainya menunggu momentum untuk menentukan koalisi pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Kendati demikian, PDIP disebutnya memiliki modal yang sangat kuat, karena partainya dapat mengusung capres sendiri tanpa berkoalisi.

"PDIP bisa mengusung calon sendiri itu karena dukungan rakyat di dalam pemilu yang lalu. Jadi yang kami lakukan saat ini adalah bagaimana fokus mewujudkan kepercayaan rakyat," ujar Hasto di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (20/5/2022).

Partai berlambang kepala banteng itu juga menyadari adanya Koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, sekali lagi ia menyampaikan bahwa rakyatlah yang menjadi prioritas partainya saat ini.

"Tentu saja (dukungan rakyat) menjadi modal politik yang sangat penting dan karena itulah kami tidak ikut dansa-dansa politik," ujar Hasto.

 

 

 

Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

 
Berita Terpopuler