Biden Akui Supremasi Kulit Putih Mengalir di Politik AS

Biden berduka atas pembunuhan 10 orang kulit hitam di Buffalo, New York.

AP Photo/Susan Walsh
Presiden Joe Biden berbicara di Taman Mawar Gedung Putih di Washington, Selasa, 17 Mei 2022
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat AS) Joe Biden mengutuk supremasi kulit putih, media, internet, dan politik karena menyebarkan teori konspirasi rasis. Dia berduka atas pembunuhan 10 orang kulit hitam di Buffalo, New York, pada Selasa (17/5/2022).

Baca Juga

"Supremasi kulit putih adalah racun. Itu racun, memang benar, mengalir melalui tubuh politik kita," kata Biden yang berbicara beberapa saat setelah bertemu dengan keluarga para korban serta responden pertama.

"Kita perlu mengatakan sejelas dan sekuat yang kita bisa bahwa ideologi supremasi kulit putih tidak memiliki tempat di Amerika. Tidak ada," katanya.

Payton Gendron melepaskan tembakan dengan senapan semi-otomatis di lingkungan Buffalo yang didominasi orang Afrika-Amerika. Pihak berwenang mengatakan dia melakukan tindakan ekstremisme kekerasan bermotivasi rasial di Tops Friendly Market pada Sabtu (14/5/2022). Gendron telah dipenjara tanpa jaminan atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan mengaku tidak bersalah.

"Apa yang terjadi di sini sederhana dan lugas: Terorisme, terorisme, terorisme domestik," kata Biden.

Jaksa Agung AS Merrick Garland dan pejabat Biden lainnya menyebut kekerasan dari supremasi kulit putih sebagai salah satu ancaman terorisme terbesar yang dihadapi AS. Penyelidik mengatakan menyelidiki posting daring Gendron, yang mencakup manifesto 180 halaman yang diyakini telah ditulisnya yang menguraikan teori konspirasi "Great Replacement" bahwa orang kulit putih dengan sengaja digantikan oleh minoritas melalui imigrasi di AS dan di tempat lain.

Biden membidik teori tersebut, sebuah gagasan dengan akar sejarah yang panjang di AS yang sekarang sedang melonjak melalui beberapa kalangan politik konservatif. Laporan Anti-Defamation League menunjukan propaganda supremasi kulit putih terus meningkat.

Tapi, Biden tidak menyalahkan individu atau kelompok secara spesifik. "Kebencian dan ketakutan diberikan terlalu banyak oksigen oleh mereka yang berpura-pura mencintai Amerika," kata Biden menyalahkan politik dan keuntungan.

 

 

 

"Sekarang adalah waktunya bagi orang-orang dari semua ras, dari setiap latar belakang untuk berbicara sebagai mayoritas Amerika dan menolak supremasi kulit putih," kata presiden AS itu.

Biden bergabung dengan istrinya, Jill, dan berbagai pemimpin politik New York berkumpul di sebuah monumen yang didirikan di bawah pohon untuk memberi penghormatan kepada korban penembakan Buffalo. Adegan di Buffalo adalah adegan yang terlalu akrab bagi Biden. Dia mengatakan dalam pidatonya bahwa merasakan yang dialami keluarga korban, sebuah referensi yang jelas tentang kematian putranya, Beau Biden.

Presiden AS ini pun mengingatkan bahwa dia mencalonkan diri sebagai presiden untuk memulihkan jiwa Amerika. Namun, peristiwa Buffalo juga menunjukkan betapa sedikit yang telah dicapai Biden dalam memberantas peningkatan kelompok supremasi kulit putih atau mengekang kekerasan senjata.

Banyak anggota parlemen Republik menghalangi upaya untuk memajukan tindakan pengendalian senjata dan negara itu mengalami serangkaian penembakan massal dalam beberapa bulan terakhir. Biden telah meminta Kongres untuk meminta pemeriksaan latar belakang baru bagi pembeli senjata dan melarang senjata "serangan" gaya militer dan magasin amunisi berkapasitas besar. Namun Demokrat yang sebagian besar mendukung langkah-langkah keamanan senjata tidak memiliki cukup suara untuk meloloskannya.

 

Biden mengatakan kepada wartawan sebelum meninggalkan Buffalo bahwa menyadari akan sulit untuk mengesahkan undang-undang. "Ini akan sangat sulit tetapi saya tidak akan menyerah," katanya tentang tindakan senjata.

 
Berita Terpopuler