Paxlovid tak Ampuh Cegah Penularan Bagi Orang yang Tinggal Serumah dengan Pasien Covid-19

Tak manjur cegah infeksi, Paxlovid masih ampuh untuk terapi pengobatan Covid-19.

Pfizer via AP
Obat antiviral perawatan pasien Covid-19 paxlovid produksi Pfizer. Perusahaan mengumumkan hasil uji klinisnya yang mengungkap bahwa paxlovid tidak bisa digunakan untuk cegah penularan Covid-19 pada orang yang tinggal serumah dengan pasien Covid-19.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obat antivirus paxlovid dari Pfizer dapat digunakan sebagai terapi pengobatan Covid-19. Akan tetapi, obat ini tak bisa digunakan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 di dalam lingkup rumah tangga.

Hal ini diumumkan oleh Pfizer setelah melakukan uji klinis. Dalam uji klinis tersebut, paxlovid telah dites untuk dua hal, yaitu terkait penggunaan profilaksis setelah orang terpapar virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) dan mengenai seberapa baik obat dapat mencegah infeksi pada orang yang terpapar virus corona.

Uji klinis ini melibatkan hampir 3.000 orang dewasa yang tinggal satu rumah dengan pasien positif Covid-19. Para partisipan lalu diminta untuk menjalani tes Covid-19.

Baca Juga

Para partisipan yang mendapatkan hasil negatif dan tidak menunjukan gejala dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan paxlovid dan kelompok kedua diberikan plasebo. Mereka diminta untuk mengonsumsi paxlovid atau plasebo yang mereka dapatkan sebanyak dua kali sehari selama lima hingga 10 hari.

Hasil studi menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi paxlovid selama lima hari memiliki risiko terinfeksi 32 persen lebih rendah dibandingkan partisipan yang mengonsumsi plasebo. Sedangkan partisipan yang mengonsumsi paxlovid selama 10 hari memiliki penurunan risiko sebesar 37 persen.

Tim peneliti menilai penggunaan paxlovid tampak menurunkan risiko infeksi setelah seseorang terpapar virus corona. Akan tetapi, penurunan risiko ini tampak tidak signifikan secara statistik.

"Sulit untuk menggunakan molekul antivirus kecil untuk profilaksis sebenarnya karena biologi untuk mengobati infeksi berbeda dengan biologi untuk mencegah infeksi," jelas Direktur Center for Virology and Vaccine Research di Beth Israel Deaconess Medical Center Daniel Barouch MD, seperti dilansir WebMD, Kamis (5/5/2022).

Terapi pengobatan

Meski tampak tidak memiliki kemampuan yang signifikan dalam mencegah infeksi Covid-19, paxlovid terbukti efektif bila digunakan sebagai terapi pengobatan. Menurut beragam studi, paxlovid memiliki efektivitas sekitar 90 persen dalam mencegah terjadinya perawatan di rumah sakit atau kematian akibat Covid-19 pada pasien berisiko tinggi.

Aturan pakai paxlovid. - (Republika)

Efektivitas ini akan optimal bila paxlovid dikonsumsi selama lima hari, secepatnya setelah gejala Covid-19 muncul. Saat ini, paxlovid telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau bersyarat di lebih dari 60 negara. Izin ini diberikan untuk penggunaan paxlovid pada pasien berisiko tinggi.

Di Amerika Serikat, paxlovid mendapatkan izin penggunaan darurat untuk pengobatan Covid-19 ringan hingga sedang. Paxlovid dapat diberikan pada kelompok usia 12 tahun ke atas yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami sakit berat, perawatan di rumah sakit, atau kematian akibat Covid-19.

"Meski kami kecewa terhadap hasil dari studi terbaru ini, hasil studi ini tidak memengaruhi data keamanan dan efikasi kuat yang kami temukan dari uji klinis sebelumnya (terkait penggunaan paxlovid) untuk pengobatan bagi pasien Covid-19 berisiko tinggi terhadap sakit berat," ujar CEO Pfizer Albert Bourla.

 
Berita Terpopuler