Gim Video Memuat Konten Filler Bibir, Dokter Khawatir Anak Perempuan 'Terjebak'

Dokter nilai gim video tersebut sangat mengganggu dan tidak pantas.

Goldie Lips Injection
Gim Goldie Lips Injection dinilai tidak pantas karena berpotensi merusak harga diri dan citra tubuh karena dapat mencerminkan standar kecantikan yang tidak realistis.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gim video bertajuk Goldie: Lip Injections menuai kritikan karena kontennya dianggap tidak pantas. Gim daring yang bisa diakses secara gratis tersebut memungkinkan pemainnya melakukan filler bibir dan operasi plastik dalam permainan.

Pemain akan diminta untuk membantu gadis bernama Goldie untuk mengubah penampilan dengan lip injection. Sebelumnya, pemain harus menghilangkan rambut dari bibir atas Goldie dan menambahkan lip gloss, lantas melakukan pengukuran wajah.

Setelah itu, pemain mulai menggambar bentuk bibir dan melakukan "operasi". Gambar utama yang mengiklankan gim simulasi medis daring tersebut menunjukkan seorang gadis remaja yang bibirnya disuntik dengan jarum dan matanya terlihat berair.

Permainan tersebut dibuat oleh perusahaan Amerika Serikat Sisi Games dan merupakan salah satu dari ratusan di games.co.uk, tepatnya di kategori gim untuk perempuan. Tak ada pemeriksaan usia yang ketat bagi pemain, hanya langkah mudah yang berbunyi "Dengan mengklik 'Mainkan', Anda menyatakan bahwa Anda berusia 16 tahun".

Baca Juga

Pakar dari MD Medical Aesthetics, Mandie Dransfield, berpendapat gim tersebut sangat mengganggu dan sama sekali tidak pantas. Dia khawatir anak dan remaja perempuan "terjebak" untuk memainkannya lantas memengaruhi pikiran mereka yang belum sepenuhnya dewasa.

"Anak-anak semakin terpapar pada citra tubuh yang merusak karena TV dan media sosial, tetapi permainan ini dapat menyebabkan seorang anak mencari sesuatu yang mereka tidak tahu ada sebelum mereka mengklik tombol 'Mainkan'," ungkap Dransfield.

Bos Internet Matters, Carolyn Bunting, turut cemas permainan sejenis itu dapat dengan mudah diakses oleh anak-anak. Dia berharap para pembuat kebijakan bertindak tegas mencegah paparan konten yang menyimpan bahaya bagi anak-anak, meski sifatnya legal. Khususnya, konten yang berdampak negatif pada citra tubuh.

"Konten tersebut berpotensi merusak harga diri dan citra tubuh karena dapat mencerminkan standar kecantikan yang tidak realistis," ungkap Bunting, dikutip dari laman The Sun, Senin (2/5/2022).

 
Berita Terpopuler