Separuh Populasi AS Terinfeksi Covid-19

Lebih dari separuh populasi AS telah terinfeksi Covid-19 setidaknya satu kali

AP Photo/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendapatkan suntikan booster Covid-19 kedua pada Rabu (30/3/2022) di White House. Studi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan lebih dari separuh populasi Amerika Serikat (AS) telah terinfeksi Covid-19 setidaknya satu kali.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --  Studi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan lebih dari separuh populasi Amerika Serikat (AS) telah terinfeksi Covid-19 setidaknya satu kali. Studi tersebut menawarkan pandangan rinci tentang dampak dari lonjakan kasus varian omicron di Amerika Serikat.

Menurut data nasional AS yang dirilis pada Selasa (26/4/2022), sekitar 58 persen dari total populasi AS dan lebih dari 75 persen anak-anak telah terinfeksi virus Corona sejak awal pandemi. Sebelum varian omicron menyerang pada Desember 2021, sepertiga populasi AS telah terinfeksi Covid-19.

Omicron mendorong infeksi di semua kelompok umur, termasuk anak-anak dan remaja yang memiliki tingkat infeksi tertinggi. Sementara kelompok usia di atas 65 tahun memiliki tingkat infeksi terendah.

Selama periode Desember hingga Februari, ketika kasus Omicron berkecamuk di Amerika Serikat, 75,2 persen anak-anak berusia 11 tahun ke bawah memiliki antibodi terkait infeksi Covid-19 dalam darah mereka. Jumlah ini naik dari 44,2 perseb pada periode tiga bulan sebelumnya.

Kemudian sekitar 74,2 persen kelompok usia antara 12 tahun hingga 17 tahun memiliki antibodi yang terkait infeksi Covid-19. Jumlah tersebut naik dari 45,6 persen dari September hingga Desember. Para ilmuwan menyatakan, ada antibodi spesifik yang diproduksi sebagai respons terhadap virus korona. Antibodi ini muncuk setelah terinfeksi virus korona, dan tidak dihasilkan oleh vaksin Covid-19  Jumlah jejak antibodi ini tetap berada dalam darah selama dua tahun.

"Memiliki antibodi yang terbentuk dari infeksi (Covid-19), tidak selalu berarti Anda terlindungi dari infeksi di masa depan.  Kami tidak melihat apakah orang memiliki tingkat antibodi yang memberikan perlindungan terhadap infeksi ulang atau penyakit parah," kata rekan penulis studi tersebut dari CDC, Kristie Clarke.

Direktur CDC, Rochelle Walensky, mengatakan, kasus infeksi Covid-19 naik 22,7 persen dalam seminggu terakhir menjadi 44 ribu per hari. Sementara kasus rawat inap naik untuk minggu kedua berturut-turut, menjadi 6,6 persen. Sebagian besar kenaikan didorong oleh subvarian omicron.


Sementara kematian akibat Covid-19 turun 13,2 persen, dari minggu ke minggu. Walensky mengatakan varian BA.1, yang menyebabkan gelombang omicron, sekarang hanya menyumbang 3 persen dari transmisi virus di AS.  Subvarian yang pertama kali ditemukan di New York bagian utara yang disebut BA.2.121 menyumbang hampir 30 persen dari total kasus AS.

CDC merekomendasikan pemakaian masker di tempat umum dan di dalam ruangan, di negara bagian tertentu dengan penyebaran Covid-19 yang tinggi. Termasuk di New York bagian utara dan wilayah East Cost yang mencatat peningkatan rawat inap akibat Covid-19.

Walensky mengatakan CDC terus merekomendasikan penggunaan masker di transportasi umum, dan di dalam ruangan. CDC menekankan bahwa, vaksinasi tetap menjadi strategi teraman untuk mencegah komplikasi dari Covid-19. Sejauh ini, lebih dari 66 persen populasi AS telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap. Sementara hampir 46 persen telah mendapatkan dosis booster.

 
Berita Terpopuler