3 Bekal Bepergian yang Diberikan Rasulullah SAW untuk Para Sahabat  

Safar termasuk bepergian mudik berlaku ketentuan syariat dan adab-adab tertentu

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sejumlah kendaraan melaju di jalan Tol Cipali, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). Memasuki H-6 Idul Fitri, arus mudik di tol Cipali terpantau ramai dan lancar.
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, — Memberi bekal kepada anggota keluarga, saudara, tetangga, atau teman yang hendak melakukan perjalanan seperti mudik ke kampung halaman saat lebaran adalah perbuatan yang baik. 

Baca Juga

Umumnya seseorang akan memberi bekal berupa makanan atau minuman, uang dan lain sebagainya kepada orang yang hendak melakukan perjalanan (safar). 

Tetapi selain bekal materi atau yang bersifat zahir, ada bekal lainnya yang sangat penting untuk diberikan kepada orang yang hendak safar. Ini adalah bekal yang bersifat ruhaniyah, bathiniyah. Dan bekal ini diberikan oleh Rasulullah SAW ketika ada salah satu sahabat yang hendak melakukan safar. Sebagaimana hadits dari Anas radhiyallahu anhu.  

  جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ سَفَرًا فَزَوِّدْنِي قَالَ: ( زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى ) ، قَالَ زِدْنِي قَالَ: ( وَغَفَرَ ذَنْبَكَ ) ، قَالَ زِدْنِي بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي قَالَ: ( وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ )

“Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya bersabda: “Wahai Rasulullah, sungguh saya ingin melakukan safar maka berikanlah kepadaku bekal perjalanan, beliau bersabda: “Semoga Allah memberikan bekal taqwa kepadamu”. Ia berkata mohon ditambah lagi, beliau menjawab: “Dan semoga Dia mengampuni dosamu”. Ia berkata lagi: “Demi Allah, mohon ditambahkan lagi”, beliau bersabda: “Dan semoga Allah memudahkan bagimu (untuk melakukan kebaikan) di mana saja kamu berada”. (HR. Tirmidzi: 3444). 

Pengasuh Majelis Ar Raudhah Surakarta, Habib Novel bin Muhammad Alaydrus menjelaskan dari hadits tersebut menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW dan sahabat mempunyai hubungan yang sangat erat. 

Bahkan para sahabat ketika hendak bepergian terlebih dulu datang kepada Rasulullah SAW untuk meminta bekal berupa nasihat-nasihat. 

Baca juga: Motif Tentara Mongol Eksekusi Khalifah Terakhir Abbasiyah dengan Dilindas Kuda

Begitupun yang dilakukan orang-orang dulu, mereka memiliki kebiasaan mengunjungi terlebih dulu orang-orang saleh dan takwa sebelum berangkat bepergian. Mereka akan meminta bekal berupa doa dan nasihat.  

Maka dalam hadits tersebut ada tiga bekal yang diberikan Rasulullah SAW kepada sahabat yang hendak bepergian. Apa saja?

 

Pertama, bekal agar selalu bertakwa 

Habib Novel menjelaskan bahwa Rasulullah SAW membekali sahabat yang hendak bepergian dengan takwa. Maksudnya  diingatkan agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT  dalam perjalanannya dan ketika berada di tempat tujuannya. Sebab  sebaik-baiknya bekal adalah takwa. 

"Jadi takwa ini bukanlah bekal hanya untuk ke akhirat. Takwa itu bekal kebahagiaan dunia, kebahagiaan akhirat. Bekal keselamatan dunia, keselamatan akhirat. Dan banyak orang bertakwa tapi tidak bisa bertakwa dalam perjalanannya, melakukan hal-hal yang diharamkan Allah SWT," kata Habib Novel Alaydrus saat mengisi tausiyah Ramadhan jelang berbuka puasa yang disiarkan melalui kanal resmi You Tube  Habib Novel Alaydrus beberapa hari lalu. 

Kedua, doa agar diampuni Allah SWT 

Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah SAW membekali sahabat dengan doa agar Allah SWT mengampuni dosa sahabat tersebut. Sebab dalam perjalanan, menurut habib Novel manusia tak luput dari lupa, meski telah berupaya untuk bertakwa namun seringkali manusia lalai. 

Sebab itu Rasulullah SAW mendoakan agar sahabat senantiasa mendapat perlindungan dari Allah dan mendapatkan ampunan Nya.  

Baca juga: Alquran adalah Penyembuh, Begini Penjelasan Para Ahli Tafsir

Ketika, doa agar mudah berbuat kebaikan 

Rasulullah SAW mendoakan sahabat yang hendak berpergian agar sahabat tersebut mudah untuk melakukan kebaikan dimanapun dia berada. 

 

"Seringkali kita memiliki kesempatan berbuat kebaikan tapi tidak memiliki kemudahan (seperti) sarana prasarananya. Maka ketika kita diberi kemudahan Allah, segera melakukan kebaikan, yang punya ilmu dengan ilmunya, yang punya tenaga dengan tenaganya, yang punya harta dengan hartanya, yang punya nasihat dengan nasihatnya, yang punya keahlian dengan keahliannya, lakukan dengan semua kebaikan maka sejatinya kebaikan itu akan kembali pada diri kita sendiri," katanya.    

 
Berita Terpopuler