AS Sebut Klaim Kemenangan Rusia di Mariupol Disinformasi

Putin mengklaim bahwa pasukan Rusia telah memenangkan pertempuran di Mariupol.

Planet Labs via AP
Foto satelit yang dirilis Planet Labs dan diambil pada 20 April 2022 menunjukkan Pabrik Baja Azovstal di Mariupol, Ukraina, dengan beberapa lubang besar meledak di atapnya.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) meragukan klaim Presiden Rusia Vladimir Putin terkait kemenangan pasukannya di Mariupol, Ukraina. Washington menilai klaim tersebut merupakan disinformasi.

Baca Juga

“Kami memahami bahwa pasukan Ukraina terus bertahan dan ada banyak alasan untuk percaya bahwa pertunjukan Presiden Putin dan menteri pertahanannya untuk media yang kami lihat dalam beberapa jam terakhir lebih banyak disinformasi dari buku pedoman mereka yang sudah usang,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Kamis (21/4/2022).

Putin, pada Kamis lalu, mengklaim bahwa pasukan Rusia telah memenangkan pertempuran di Mariupol. Kota pelabuhan tersebut telah berada di bawah pengepungan Rusia selama berminggu-minggu. Karena telah memenangkan pertempuran, Putin membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja Azovstal.

Pabrik tersebut merupakan benteng pasukan Ukraina di Mariupol. “Dalam hal ini, kami perlu memikirkan, maksud saya, kami selalu perlu memikirkannya, tapi khususnya dalam kasus ini, kami perlu berpikir tentang melindungi nyawa serta kesehatan prajurit dan perwira kami. Tidak ada alasan untuk menembus jalur bawah tanah ini dan di bawah fasilitas industri ini," kata Putin saat membatalkan operasi penyerbuan pabrik baja Azovstal, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Kendati demikian, Putin memerintahkan agar pabrik itu diblokir secara ketat. Setelah itu pasukan Ukraina akan diminta menyerah dan meletakkan senjata mereka dengan imbalan pengampunan atau amnesti. Sebelum ada perintah pembatalan penyerbuan, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan, pasukan negaranya diperkirakan hanya membutuhkan waktu tiga atau empat hari lagi untuk merebut kendali atas pabrik baja Azovstal.

Sebelumnya Pemerintah Ukraina mengatakan siap mengadakan negosiasi “putaran khusus” dengan Rusia di Mariupol. “Ya. Tanpa syarat apa pun. Kami siap mengadakan ‘putaran khusus negosiasi” tepat di Mariupol,” kata penasihat presiden Ukraina yang juga berperan sebagai negosiator, Mykhailo Podolyak, lewat akun Twitter-nya, Rabu (20/4/2022).

 

Dia secara terbuka menyampaikan bahwa Ukraina ingin menyelamatkan para prajurit dan warga sipil yang terjebak di sana. Anggota Azov, yakni milisi sayap kanan yang sekarang menjadi bagian dari Garda Nasional Ukraina, juga menjadi target misi penyelamatan. “Setiap orang. Karena mereka milik kami. Karena mereka ada di hati saya,” kata Podolyak. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pasukan negaranya tidak mampu membuka blokade dan pengepungan pasukan Rusia di Mariupol. Ia secara terbuka meminta bantuan dari sekutu Barat. “Ada dua cara untuk membuka blokir Mariupol. Yang pertama adalah bantuan serius dan senjata berat yang kami serta mereka (pasukan Ukraina di Mariupol) andalkan. Dengan tindakan bersama kita dapat membuka blokir Mariupol,” kata Zelensky dalam konferensi pers bersama Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Kiev, Rabu.

Menurut Zelensky, saat ini Ukraina belum memiliki cukup persenjataan semacam itu untuk membebaskan Mariupol dari kepungan pasukan Rusia. “Cara kedua (untuk membuka blokade Mariupol) adalah diplomatik. Rusia belum menyetujuinya,” ucapnya.

Zelensky mengungkapkan, saat ini ratusan tentara Ukraina di Mariupol mengalami luka di bagian tangan mereka. Para prajurit Ukraina kehilangan nyawa dalam melindungi warga sipil yang terjebak di kota tersebut. 

 
Berita Terpopuler