Menlu Ukraina Bilang ke Bulgaria Ini Saatnya Membuat Pilihan

Menlu Ukraina menyebut bantuan militer penting untuk membantu negaranya bertahan.

AP Photo/Olivier Matthys
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba. Menurut Kuleba, sudah saatnya Bulgaria menentukan pilihan mengenai kesediaannya membantu Ukraina dalam hal persenjataan.
Rep: Fuji E Permana Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Dmytro Kuleba, pada Kamis (21/4/2022) mengimbau Bulgaria sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (UE) untuk memberikan bantuan militer yang sangat dibutuhkan untuk membantu negaranya bertahan dari invasi Rusia. Bulgaria memang mengutuk invasi tersebut, namun koalisi empat partai yang berkuasa tetap terbelah mengenai pengiriman senjata dan amunisi ke Ukraina.

Selama ini, Bulgaria memilih untuk mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. Bulgaria juga menampung lebih dari 90 ribu pengungsi Ukraina.

Kuleba tiba di negara Laut Hitam pada Selasa (19/4/2022). Dia mengatakan, masih belum ada jawaban yang jelas dari Bulgaria tentang bantuan militer.

Baca Juga

"Cara terbaik untuk membawa perdamaian lebih dekat saat ini adalah dengan berdiri di samping Ukraina, tidak berdiri netral," kata Kuleba di parlemen Bulgaria pada pembukaan pameran foto yang menggambarkan perang di Ukraina, dilansir Arab News, Kamis (21/4/2022)

"Terkadang Anda harus membuat pilihan, Anda tidak bisa berada di antaranya, Anda tidak bisa cuma bicara panjang-lebar. Anda harus memihak dan Anda harus berpihak pada kebenaran. Jadi yang bisa saya katakan adalah sekarang saatnya untuk membuat pilihan," ujar Kuleba.

Di antara partai-partai koalisi, Demokrat Bulgaria mendukung pengiriman senjata dan amunisi, sementara Sosialis yang bersahabat dengan Rusia menentangnya. Partai PP tengah Perdana Menteri Kiril Petkov telah mengusulkan kompromi untuk mengirim bantuan teknis untuk tujuan pertahanan ke Ukraina.

Sebuah partai koalisi keempat, ITN populis, belum mengambil posisi yang jelas tentang masalah ini. Kuleba menolak usulan kompromi PP.

"Jika Anda memiliki helm dan rompi antipeluru, tetapi Anda tidak memiliki pistol di tangan, Anda akan ditakdirkan mati. Jadi setengah-setengah ini bagus secara politis, tetapi pada dasarnya pesannya adalah 'kami ingin anda mati terlindungi'," kata Kuleba.

Ribuan orang telah tewas, kota-kota besar telah dibombardir, dan sekitar 11 juta orang--sekitar seperempat dari populasi Ukraina, mengungsi dalam perang sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari 2022. Parlemen Bulgaria diperkirakan akan berdebat pada pekan depan, setelah akhir pekan Paskah Ortodoks, tentang dukungan lebih lanjut bagi Ukraina.

Bulgaria adalah sekutu terdekat Moskow di Eropa Timur pada masa Komunis. Bulgaria telah mempertahankan hubungan budaya, pariwisata, dan perdagangan esensial, dan masih sangat bergantung pada gas dan minyak Rusia.

 
Berita Terpopuler