Kesalahan Fatal Ahlul Kitab yang Bangga-Banggakan Garis Nasab Mereka

Ahlul kitab membangga-banggakan garis keturunan atau nasab yang mereka miliki

republika
Ilustrasi ahlul kitab dalam Alquran. Ahlul kitab membangga-banggakan garis keturunan atau nasab yang mereka miliki
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, — Orang-orang Yahudi dan Nasrani selalu berusaha menutup-nutupi kebenaran tentang nabi-nabi terdahulu. Mereka menyembunyikan kebenaran bahwa Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, nabi Yaqub dan keturunannya hingga Nabi Isa alaihimussalam adalah beragama tauhid. 

Baca Juga

Para Ahlul Kitab mengklaim Nabi Ibrahim dan keturunannya itu adalah Yahudi dan Nasrani. Seolah-olah para ahlul kitab merasa lebih mengetahui segala sesuatu tentang nabi-nabi terdahulu. 

Mereka pun seolah-olah membanggakan diri atau menyombongkan diri karena memiliki garis keturunan pada nabi-nabi tersebut. Sebab klaim-klaim seperti itulah Allah SWT kemudian berfirman:   

تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ “Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al Baqarah ayat 141).

Baca juga: Calon Presiden Prancis Marine Le Pen Bersumpah akan Larang Jilbab Jika Terpilih

Menurut Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, KH M Taufik Damas, orang-orang Yahudi dan Nasrani membanggakan diri karena memiliki nasab kepada nabi-nabi terdahulu.

Meski begitu, orang-orang Yahudi dan Nasrani justru tidak mengikuti ajaran nabi-nabi terdahulu yang menyeru untuk menyembah hanya kepada Allah SWT dan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan rasul.   

"Jadi kalian itu Yahudi dan Nasrani, walaupun memiliki garis keturunan dengan mereka, itu jangan kemudian membanggakan (diri) di satu sisi, tapi di sisi lain kalian tidak mengikuti apa yang diajarkan oleh mereka (para nabi terdahulu), tidak mengikuti ajaran mereka. Yaitu ketahuidan dan mengakui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah," kata kiai Taufik dalam program mengaji tafsir yang dilaksanakan Televisi Nahdlatul Ulama beberapa waktu lalu.  

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa kemuliaan dan perbuatan para nabi terdahulu tidak ada hubungannya dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang senantiasa mengklaim dan membanggakan nasab.   

Baca juga: Motif Tentara Mongol Eksekusi Khalifah Terakhir Abbasiyah dengan Dilindas Kuda

Dia menjelaskan, maka kemuliaan para nabi itu (Nabi Ibrahim dan nabi-nabi setelahnya) adalah kemuliaan mereka, apa yang mereka lakukan adalah amal perbuatan mereka.

Mereka sudah berlalu. Mereka mendapatkan apa yang mereka dapatkan yaitu kemuliaan dengan tauhid. Dan kalian (Yahudi dan Nasrani) akan mendapatkan apa yang kalian kerjakan. 

“Yaitu apa yang kalian yakini bahwa kalian merasa Yahudi dan Nasrani itu adalah ajaran yang paling benar. Nanti kalian akan mempertanggungjawabkan sendiri, tak ada hubungannya dengan garis keturunan mereka (para nabi terdahulu). Dan kalian berbeda dengan apa yang diajarkan para nabi itu. Dan kalian tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa-apa yang sudah mereka kerjakan. Jadi jangan cuma membanggakan sebagai keturunan orang-orang mulia. Tetapi ajaran orang-orang mulia itu tidak kalian akui,"  jelas kiai Taufik.

Karena itu, menurut kiai Taufik, klaim orang-orang Yahudi dan Nasrani yang merasa lebih mulia dari Nabi Muhammad SAW itu tidak ada gunanya. Sebab pada akhirnya manusia akan mempertanggungjawabkan amal perbuatan dan imannya masing-masing di sisi Allah SWT.      

 
Berita Terpopuler