Pedagang di Bengkulu Batasi Penjualan Minyak Goreng Curah

Minyak goreng curah diburu karena harganya lebih terjangkau dibanding minyak kemasan

ANTARA/Fikri Yusuf
Minyak goreng curah diburu karena harganya lebih terjangkau dibanding minyak goreng kemasan. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Pedagang pasar tradisional di Kota Bengkulu membatasi penjualan minyak goreng curah kepada masyarakat sebab angka pembelian terhadap minyak goreng curah mengalami peningkatan yang signifikan. Salah satu pedagang manisan di Pasar Panorama Kota Bengkulu, Robin, mengatakan pedagang terpaksa membatasi penjualan minyak goreng curah kepada masyarakat.

Baca Juga

"Karena banyak masyarakat yang ingin membeli minyak goreng curah dengan jumlah yang banyak, kami membatasi penjualan agar masyarakat lainnya dapat membeli minyak goreng curah," kata Robin, Kamis (7/4/2022).

Minyak goreng curah banyak diburu karena harganya lebih terjangkau jika dibandingkan dengan harga minyak goreng kemasan yang mencapai Rp 54 ribu per dua liter. Sedangkan harga minyak goreng curah yang telah ditetapkan yaitu Rp 14 ribu per liter dan Rp 15,5 ribu per kilogram.

Menurut Robin, dari 16 ton yang didistribusikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu, dirinya hanya mendapatkan 6,2 ribu kilogram minyak curah. Kepala Disperindag Provinsi Bengkulu Yennita Syaiful menegaskan pedagang harus menjual minyak goreng curah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan. Rata-rata pembeli minyak goreng curah di dominasi oleh masyarakat menengah ke bawah dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

 
Berita Terpopuler