Kemendag: 2024 RI Deklarasi Diri Sebagai Pusat Fesyen Muslim Dunia

Kemendag jajaki kerja sama dengan berbagai institusi internasional.

Antara/Fakhri Hermansyah
Fesyen Muslim (ilustrasi).
Rep: Dedy Dermawan Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, Indonesia akan mendeklarasikan diri sebagai pusat fesyen muslim dunia pada 2024 mendatang. Mulai tahun ini, Indonesia juga akan menggelar Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) perdana sebagai upaya promosi ke pasar global sekaligus meningkatkan daya saing antar pelaku industri fesyen muslim di Tanah Air.

Baca Juga

"Tahun 2024 adalah periode terakhir pemerintahan, kita targetkan deklarasi Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia atau trendsetter melalui JMFW yang akan menjadi agenda internasional, Insya Allah," kata Direktur Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, Didi Sumedi di Jakarta, Rabu (6/4/2022).

JMFW 2022 sedianya akan digelar pada 20-22 Oktober mendatang dan akan beriringan dengan agenda Trade Expo Indonesia (TEI) yang telah rutin digelar setiap tahunnya.

Lewat agenda yang JMFW yang khusus pada bidang fesyen, pemerintah meyakini dalam menjadi jembatan untuk meningkatkan ekspor industri tekstil dengan daya tarik fesyen muslim.

Kemendag, lanjut Didi, juga mulai menjajaki kerja sama dengan berbagai institiusi internasional negara sahabat untuk membantu mengangkat keunggulan produk dari Indonesia.

"Kita sudah ada kerja sama dengan Jepang dan Jerman, walaupun sifatnya masih kerja sama multiproduk, tapi kita coba angkat produk-produk halal ini," katanya.

 

 

Memasuki 2023, setahun sebelum deklarasi, pemerintah bersama para pemangku kepentingan mulai pelaku industri hingga akademisi harus sudah memiliki jaringan kuat untuk terjun langsung di agenda-agenda fesyen internasional. Hal itu sebagai jalan dalam untuk mengangkat JMFW dan keinginan Indonesia menjadi pusat fesyen muslim dunia bisa dicapai.

Didi pun menuturkan, pada periode Januari-Februari 2022, ekspor produk pakaian jadi dengan kode HS 62, mengalami peningkatan 36 persen jika dibanding periode sama 2021. Peningkatan itu dinilai cukup signifikan dan memberikan peluang bagi Indonesia untuk terus fokus dalam industri fesyen.

"Meskipun ada perubahan tekanan geopolitik dunia, tapi kita tau peningkatan permintaan di sektor pakaian jadi meningkat. Ini peluang bagi kita untuk mengambil pasar modest atau muslim fesyen dan ini waktunya," kata dia.

Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Desain LaSalle, Haryadi Sukamdani, mengatakan, hambatan yang terjadi saat ini dalam industri fesyen karena adanya kesenjangan antara sekolah desain dan industri. Kemajuan sekolah amat bersinggungan dengan perkembangan industri fesyen, termasuk fesyen muslim sehingga perlu ada kerja sama erat.

Haryadi yang sekaligus menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) turut mengapresiasi kerja sama antara perusahaan tekstil, Asia Pasifik Rayon dengan tujuh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia dalam untuk pengembangan industri fesyen di Indonesia. 

 

Ia meyakini, lewat kerja sama industri dan dunia akademik, sekolah-sekolah desain di Indonesia akan lebih berperan dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim.

 
Berita Terpopuler