Merajut Asa, Meraih Mimpi Bersama Pagar Nusa

Pencak silat bukan sekadar ilmu bela diri, tapi juga bagian dari jalan hidup santri.

Muhyiddin/Republika
Aksi pendekar pencak silat Pagar Nusa dalam Kejurnas IV Pagar Nusa.
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan pandekar muda pencak silat dengan baju serba hitam tengah bersantai dan bercengkrama di Pedepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. "Plak..plak..plak..," begitu suara yang terdengar seiring saya mendekat lantaran penasaran. Rupanya bunyi tersebut berasal dari tendangan seorang pendekar muda pencak silat yang membentur tameng kotak.

Baca Juga

Pendekar muda itu sedang berlatih pencak silat bersama keenam temannya yang berasal dari Pondok Pesantren Qamarul Huda, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ketujuh santri Pagar Nusa ini berlatih keras untuk meraih prestasi dalam ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dan Festival IV yang digelar Pagar Nusa pada 25-27 Maret 2022.

Salah seorang santri diantaranya terlihat sigap memasang kuda-kuda. Dengan percaya diri, ia perlihatkan tendangan bertubi-tubi, keringatnya pun membasahi pakaiannya.  “Semoga bisa jadi atlet nasional dan bisa membela agama dan negara,” ungkap seorang pendekar muda Pagar Nusa, Ziyad Murfid (16 tahun).

Bagi Ziyad dan pesilat muda lainnya, pencak silat bukan sekadar ilmu bela diri, tapi juga menjadi bagian dari jalan hidup kaum santri untuk meraih mimpi-mimpinya. Melalui pencak silat, banyak kaum bersarung yang berharap menjadi atlet nasional maupun menjadi pendakwah tangguh yang siap membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Ziyad bersama teman-temannya itu berangkat dari Lombok sejak Rabu (23/3/2022) lalu. Mereka berangkat menuju Jakarta dengan naik travel. Setelah seharian berada dalam perjalanan, akhirnya mereka pun tiba di Pelabuhan Merak dan langsung menuju lokasi Kejurnas IV Pagar Nusa. 

Ziyad paham menjadi atlet nasional tidaklah mudah. Untuk mewujudkan mimpinya itu, dia masih harus banyak berlatih pencak silat di Pagar Nusa dan mengikuti seleksi di tingkat daerah. “Alhamdulillah dari situ, karena rezeki saya juga kali ya, saya akhirnya bisa ikut Kejurnas untuk kedua kalinya. Tahun 2019 saya juga ikut di sini,” ucap Ziyad saat berbicang santai dengan Republika.co.id. 

Dalam Kejurnas III Pagar Nusa pada 2019 lalu, Ziyad berhasil menyabet juara III. Dalam pertandingan pencak silat yang digelar Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lombok, Ziyad pun berhasil meraih prestasi. Saat itu, dia harus bersaing dengan perguruan pencak silat lainnya dan berhasil meraih juara II. 

Dalam Kejurnas IV kali ini, Ziyad berharap bisa mengasah kemampuannya untuk menjadi atlet nasional kebanggaan Indonesia dan bisa meraih medali. Harapan lain, suatu hari nanti, dia ingin memperkenalkan tradisi pencak silat ke berbagai negara, khususnya Yaman. 

Ziyad pun membekali diri dengan berbagai ilmu agama yang dipelajarinya di Pesantren Qamarul Huda Lombok Barat. Dia hafalkan 30 juz Alquran untuk bisa melanjutkan pendidikannya di Yaman. Dengan memperdalam ilmu agama, dia berharap bisa menjadi pendekar pencak silat sekaligus pendakwah yang bisa membela agama dan negaranya. 

Jika berhasil kuliah di Yaman, dia bermimpi mendirikan cabang istimewa Pagar Nusa di negeri para wali itu. “Saya insyaAllah ingin ke Yaman, nah saya itu ingin mendirikan di sana,” kata hafiz Alquran ini. 

Ziyad merupakan salah satu pendekar pencak silat yang telah dibina Pagar Nusa sejak masih muda. Orang tuanya sangat mendukung Ziyad untuk menyalurkan bakatnya melalui pencak silat tradisional. Namun, masih banyak atlet Pagar Nusa lainnya yang telah meraih prestasi dalam kejuaraan pencak silat tingkat nasional. 

Pagar Nusa merupakan organisasi pencak silat yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Perkumpulan pencak silat ini didirikan oleh para pendekar dan ulama NU pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Majelis Pendekar Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Zainal Suwari menjelaskan, saat ini Pagar Nusa tidak hanya mampu berkiprah di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Menurut dia, Pagar Nusa telah berhasil mendirikan Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) di Mesir, Hongkong, Malaysia, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.

“Berdasarkan data yang masuk, anggota Pagar Nusa kurang lebih ada 70 ribu. Tapi, secara keseluruhan ada sekitar 200 ribuan. Pendataannya masih proses,” jelas Suwairi saat berbincang dengan Republika.co.id. 

Kejurnas dan Fesival IV Pagar Nusa tahun ini mengangkat tema “Berdikari Berprestasi”. - (Muhyiddin/Republika)

Sebagai perguruan pencak silat yang baru berusia 36 tahun, Suwari bersyukur para pesilat Pagar Nusa telah banyak yang mewarnai kejuaraan tingkat nasional. Menurut dia, Pagar Nusa akan terus mengadakan kejuaraan di tingkat daerah untuk mencari bibit-bibit atlet pencak silat. 

Selain itu, menurut dia, Pagar Nusa juga akan membantu untuk meneruskan perjuangan dakwah NU lewat pencak silat. Program dakwah ini sudah mulai dilakukan di daerah-daerah terpencil, termasuk di daerah Indonesia Timur seperti Papua. 

“Jadi, kita tidak hanya cukup mengajar silat, tapi juga untuk mengajar tentang agama, terutama masalah akhlakul karimah,” ujar Suwari. 

Bahkan, Pagar Nusa ke depan memiliki program pembelajaran seperti pondok pesantren. Dari setiap tingkatan pencak, menurut Suwari, setiap santri Pagar Nusa nantinya akan diwajibkan untuk menghafalkan Alquran minimal satu juz. 

“Setiap tingkatan para santri ini harus bisa menghafalkan paling tidak menghafalkan Alquran satu juz. Pada saat tingkatan sabuk hitam atau pelatih, mereka juga harus hafal kitab alfiyah. Ini sedang digodok,” jelas Suwari. 

Mempersiapkan Atlet Terbaik

Kejurnas dan Fesival IV Pagar Nusa tahun ini mengangkat tema “Berdikari Berprestasi”. Tema ini diharapkan bisa mendorong para pendekar muda Pagar Nusa untuk selalu mandiri dan meraih prestasi di berbagai ajang kejuaraan pencak silat. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa NU, Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil mengatakan, Kejurnas ini juga bertujuan untuk mempersiapkan atlet-atlet terbaik untuk dikirim ke kejuaraan tingkat nasional lainnya maupun tingkat internasional. 

“Kita sedang berjuang bagaimana pencak silat ini mendunia, bisa dipertandingkan di Olimpiade. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan prestasi atlet-atlet kita, kualitas para pendekar kita, para pesilat kita,” ujar Gus Nabil. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa NU, Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil - (Muhyiddin/Republika)

Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa juga merupakan ajang untuk mengevaluasi pembinaan yang telah dilakukan pimpinan cabang dan wilayah Pagar Nusa. Ratusan atlet yang akan bertanding di kejuaraan tingkat nasional ini akan mengasah kemampuan yang telah dimilikinya. 

Berdasarkan laporan ketua panitia, 407 atlet dari 19 Kontingen/Provinsi akan memperebutkan 300 lebih medali, yang terdiri dari kategori seni, jurus baku, dan festival. Kejurnas ini terbagi atas pra remaja, remaja, dan dewasa dengan empat kategori yakni perorangan putra, perorangan putri, berpasangan, dan berkelompok. 

Komandan Pasukan Inti Nasional Pagar Nusa NU, Malik menjelaskan, para pendekar muda Pagar Nusa saat ini terus mengasah diri untuk masuk menjadi atlet pencak silat dan berprestasi di tingkat nasional. 

“Untuk prestasi Pagar Nusa sudah mulai merata. Artinya, di seluruh PW atau PC itu dalam hal prestasi mereka semakin maju. Untuk tingkatannya Insya Allah ini ada yang sudah sampai pada pemusatan latihan di IPSI Nasional,” ujar pendekar yang akrab dipanggil Ndan Malik ini.

Selama ini, ungkapnya, para pendekar Pagar Nusa telah banyak yang berkiprah untuk agama dan bangsa. Ndan Malik berharap, ke depannya semakin banyak juga santri Pagar Nusa yang berkiprah di bidang olahraga dengan menjadi altlet nasional. 

“Yang jelas Pagar Nusa ingin terus melahirkan atlet-atlet nasional dan berkiprah dalam setiap event IPSI,” ucap dia.

Sementara, Sekjen Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI), Teddy Suratmadji mengungkapkan keunggulan pencak silat Pagar Nusa dalam ajang kejuaraan. Menurut dia, pencak silat Pagar Nusa unggul dalam kategori festival karena kekayaan gerakannya.

“Masing-masing perguruan memiliki kekhasannya sendiri-sendiri dan Pagar Nusa unggul dalam pencak silat kategori festival karena keragaman dan kekayaan geraknya,” ujar Teddy. 

Dalam pencak silat yang dipertandingkan, menurut dia, perguruan Pagar Nusa telah memiliki kiprah yang besar. Dia mengapresiasi Kejurnas dan Festival IV yang digelar Pagar Nusa pada tahun ini. Dia berharap Kejurnas ini bisa melahirkan para pesilat handal. 

“Harapannya tentu saja dari Kejurnas ini bisa muncul pesilat-pesilat handal tingkat perguruan nasional sebagai calon pesilat tingkat nasional di bawah PB IPSI,” jelas Teddy.

Hal senada juga diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh. Menurut dia, Kejurnas IV Pagar Nusa sangat positif dalam rangka menfasilitasi para pendekar muda untuk berkiprah di bidang olahraga pencak silat. 

 

“Kegiatan ini sangat positif untuk menfasilitasi talenta-talenta muda berprestasi di bidang olah raga silat. Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber SDM untuk menyuplai atlet nasional,” ujar Asrorun. 

Tantangan Pagar Nusa

Selama ini Pagar Nusa NU memang telah banyak berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan benegara. Dalam sejarahnya, Pagar Nusa telat ikut mengawal kemerdekaan, menjaga para ulama, dan menjaga tetap tegaknya NKRI.

Sebagai pendiri Pagar Nusa, KH Maksum Jauhari atau biasa dipanggil Gus Maksum bahkan menjadi komandan untuk melawan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kediri. Karena, pada saat itu PKI banyak melakukan tindakan makar dan ingin mengubah ideologi Pancasila menjadi komunis. 

Namun, saat ini tantangan yang dihadapi Pagar Nusa NU bukanlah PKI lagi, melainkan paham-paham transnasional yang masuk ke Indonesia melalui berbagai sisi kehidupan, khususnya paham ideologi radikalisme. 

Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa juga merupakan ajang untuk mengevaluasi pembinaan yang telah dilakukan pimpinan cabang dan wilayah Pagar Nusa. - (Muhyiddin/Republika)

Ketua Umum PP Pagar Nusa NU, Gus Nabil menegaskan bahwa para pandekar Pagar Nusa akan selalu siap untuk menghapi berbagai tantangan yang bisa memecah belah NKRI. 

“Kita selalu diamanatkan oleh para kiai untuk menjaga NU dan Bangsa. Maka kita sudah teruji berkali-kali dam menghadapi gerakam separtis menghapdi intoleran radikal dan kita akan selaku siap mengawal itu semua itu atas restu dari para kiai,” ujar Gus Nabil saat ditemui seusai acara pembukaan Kerjunas dan Festival IV Pagar Nusa, Jumat (25/3/2022). 

Gus Nabil mengungkapkan, saat ini Pagar Nusa juga sudah banyak mendirikan padepokan pencak silat di berbagai pelosok negeri untuk mengawal NKRI dan menyebarkan Islam rahamatan lil alamin. Karena, menurut dia, pendekar Pagar Nusa tidak hanya berlatih pencak silat, tapi juga berdakwah.  

“Kita sudah memiliki padepokan cukup banyak, mulai dari Lampung, Riau, dan lain-lain. Kita juga mengembangkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdiyah, yang ramah dan toleran kepada yang lain,” ucap anggota Komisi IX DPR RI ini.  Saya menyaksikan sendiri saat Gus Nabil melakukan perjalanan panjang untuk mengunjungi pesantren-pesantren yang ada di daerah pelosok Riau, tepatnya pada 16 Januari 2022 lalu. Saat itu setidaknya ada tiga lokasi yang dikunjungi Gus Nabil untuk mendirikan cabang Pagar Nusa, mulai dari pagi hingga pukul 00.00 dini hari.  

Peletakan batu pertama dilakukan di Pondok Pesatren Darussalam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Setelah itu, Gus Nabil melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Al Ma’arif di Kabupaten Bengkalis. Untuk menuju lokasi ini, Gus Nabil bersama rombongannya harus menempuh perjalanan hingga lima jam melalui jalur darat.   Gus Nabil tiba di pesantren ini menjelang Maghrib. Setelah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kantor Cabang Pagar Nusa Bengkalis, dia pun melanjutkan perjalanan darat lagi menuju Kabupaten Kampar, yang ditempuh kurang lebih 4,5 jam.  

Gus Nabil tiba di Kabupaten Kampar sudah hampir tengah malam. Setelah jam menunjukkan pukul 00.00 WIB tepat, baru lah Gus Nabil melakukan peletakan batu pertama di lokasi yang ketiga, yang berada di Desa Sungai Putih, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. 

 
Berita Terpopuler