AS Jatuhkan Sanksi Bagi Puluhan Perusahaan Pertahanan Rusia

AS terapkan sanksi baru terhadap Rusia, bidik puluhan perusahaan pertahanan.

AP/Patrick Semansky
Presiden AS Joe Biden. AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia di tengah invasi negara pimpinan Vladimir Putin itu ke Ukraina.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menerapkan sanksi baru terhadap Rusia, Kamis (24/3/2022). Kali ini, Washington membidik puluhan perusahaan pertahanan asal negara tersebut. Ratusan anggota parlemen dan kepala eksekutif bank terbesar Rusia turut dijatuhi sanksi oleh Negeri Paman Sam.

Departemen Keuangan AS juga mengeluarkan panduan di situs webnya. Mereka memperingatkan bahwa transaksi terkait emas yang melibatkan Rusia dapat dikenai sanksi oleh otoritas AS. Langkah itu bertujuan untuk menghentikan Rusia menghindari sanksi.

"Tujuan kami di sini adalah untuk secara metodis menghilangkan manfaat dan hak istimewa yang pernah dinikmati Rusia sebagai peserta dalam tatanan ekonomi internasional," kata seorang pejabat senior AS.

Menurut pejabat tersebut, sanksi ekonomi berlapis yang diterapkan AS dan sekutunya akan mendorong Rusia keluar dari 20 ekonomi teratas dunia.

"Rusia akan segera menghadapi kekurangan gagasan, orang berbakat, dan teknologi untuk bersaing di abad ke-21, dan (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan mengalami kegagalan strategis yang dibuatnya sendiri," ucapnya.

Baca Juga

Pada 8 Maret lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak dan gas dari Rusia. Biden mengatakan, pemerintahannya menargetkan arteri utama ekonomi Rusia sebagai respons atas langkahnya menyerang Ukraina.

"Kami melarang semua impor minyak dan gas serta energi Rusia. Itu berarti minyak Rusia tidak lagi dapat diterima di pelabuhan AS dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin," ujarnya.

Biden mengatakan, keputusannya memberlakukan larangan impor terhadap minyak dan gas Rusia diambil dalam konsultasi intensif dengan sekutu. Ia menyebut, AS memproduksi jauh lebih banyak minyak di dalam negeri daripada gabungan seluruh Eropa.

"Kami adalah pengekspor bersih energi, jadi kami dapat mengambil langkah ini ketika yang lain tidak bisa," ucapnya.

Kendati demikian, Biden tak menampik bahwa rakyat AS akan menanggung konsekuensi dari keputusan pelarangan impor minyak dan gas Rusia tersebut.

"Akan ada harga juga di sini, di AS. Saya katakan, saya akan sejajar dengan rakyat Amerika dari awal, dan ketika saya pertama kali berbicara tentang hal ini, saya mengatakan, ada harga untuk mempertahankan kebebasan, itu akan merugikan kita juga di AS," kata Biden.

 
Berita Terpopuler