Irjen Napoleon Ancam Pendeta Saifuddin: Tak Saya Aniaya, Paling Kujilat Saja Dia

Irjen Napoleon menilai penistaan oleh Saifuddin Ibrahim lebih berat dibanding Kece.

Antara/Indrianto Eko Suwarso
Terdakwa mantan Kadiv Hubungan Internasional (Hubinter) Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani sidang perdana kasus dugaan penganiayaan terhadap narapidana kasus penistaan agama Muhammad Kosman alias M. Kace di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (24/3/2022). Sidang beragenda mendengarkan pembacaan surat dakwaan oleh jaksa penuntut umum (JPU).
Rep: Bambang Noroyono Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdakwa kasus penganiayaan Irjen Napoleon Bonaparte berjanji akan memberikan pelajaran ke pendeta Saifuddin Ibrahim jika berada satu sel bersama. Namun beda dengan M Kece, Napoleon mengaku tidak ingin menganiayanya.

Baca Juga

“Tidak saya aniaya. Paling kujilat saja dia,” ujar Napoleon kepada wartawan, Kamis (25/3/2022). 

Namun ketika ditanya jilat seperti apa, Napoleon cuma ketawa saja. Jenderal bintang dua itu malah mengingatkan, agar pemerintah dan kepolisian cepat dalam merespons setiap adanya tindak pidana penistaan agama di Indonesia.

Mantan Kepala NCB Interpol Polri itu mengatakan, para penista agama adalah para perusak persatuan bangsa, dan negara, serta perancu kedamaian antar sesama di Tanah Air.

Menurut Napoleon, ulah Saifudin lebih parah ketimbang Kece. Kalau dibiarkan, dan tak dilakukan penindakan secara hukum, kata Napoleon, hanya akan merusak kerukunan sosial di Indonesia.

“Sekarang muncul Saifuddin Ibrahim, menistakan Islam lebih berat dari Kece. Kepolisian harus segera menangkap, dan meminta pertanggungjawaban hukum. Kalau tidak kita semua ini yang akan pecah,” ujar Napoleon.

 
Berita Terpopuler