PBB: Jumlah Pengungsi Ukraina Sudah Capai 2,5 Juta Orang

Dua juta orang Ukraina diperkirakan mengungsi di dalam negeri.

AP/Markus Schreiber
Seorang wanita menghangatkan dirinya dengan selimut di tengah kerumunan pengungsi setelah melarikan diri dari Ukraina dan tiba di perbatasan di Medyka, Polandia, Senin, 7 Maret 2022.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mengatakan, saat ini setidaknya terdapat 2,5 juta warga Ukraina yang mengungsi ke negara-negara tetangga. Jumlah tersebut mencakup lebih dari 1 juta anak-anak.

Baca Juga

“Jumlah pengungsi dari Ukraina tragisnya telah mencapai 2,5 juta hari ini. Kami juga memperkirakan bahwa sekitar dua juta orang mengungsi di dalam Ukraina. Jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang yang tidak masuk akal ini,” kata Grandi lewa akun Twitter pribadinya pada Jumat (11/3/2022).

Dia mengungkapkan, saat ini Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) membutuhkan dana sekitar 500 juta dolar AS untuk pekerjaan daruratnya di Ukraina dan negara-negara tetangganya. “Sejauh ini kami telah menerima lebih dari 300 juta dolar AS, di mana hampir 200 juta dolar AS di antaranya dari individu, perusahaan, dan yayasan,” ucapnya.

Menurut Grandi, hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. “Tanda solidaritas yang luar biasa dengan rakyat Ukraina,” ujarnya.

Negara anggota Uni Eropa telah mengaktifkan perangkat perlindungan sementara untuk warga negara Ukraina. Mereka menawarkan status dan manfaat yang serupa dengan pengungsi, termasuk visa, hak kerja, sekolah untuk anak-anak, akses ke perawatan kesehatan, dan tunjangan pencari suaka langsung sesuai dengan komposisi keluarga hingga satu tahun.

Ukraina bukan negara anggota Uni Eropa. Namun pada 28 Februari lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah resmi menandatangani aplikasi keanggotaan negaranya ke perhimpunan Benua Biru. "Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, baru saja menandatangani dokumen bersejarah; permohonan Ukraina untuk keanggotaan Uni Eropa. Kejayaan bagi Ukraina," kata wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, Andriy Sybiha, lewat akun Twitter pribadinya.

Sebelumnya Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan dukungan bagi Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa. Dia menyebut negara yang sedang menghadapi ancaman Rusia itu sebagai salah satu dari perhimpunan Benua Biru. “Memang, seiring berjalannya waktu, mereka (Ukraina) menjadi milik kami. Mereka adalah salah satu dari kami dan kami ingin mereka masuk (ke Uni Eropa),” kata von der Leyen dalam sebuah wawancara dengan Euronews, 28 Februari lalu.

 
Berita Terpopuler