Mengapa Pria Butuh Waktu Lebih Lama untuk Buang Air Besar?

Perempuan bisa buang air besar kurang dari lima menit, pria dikeluhkan lebih lama.

Republika/Reiny Dwinanda
Kloset. Dokter bedah asal Inggris, dr Karan Rajan, menjelaskan alasan pria butuh waktu lebih lama saat buang air besar.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkenal sebagai dokter yang sering memberikan edukasi kesehatan lewat akun Tik-Tok-nya, dr Karan Rajan menanggapi salah satu warganet yang mengklaim bahwa perempuan hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk buang air besar. Menurut warganet tersebut, pria cenderung lebih lama untuk buang hajat.

Menurut dr Rajan, bisa jadi pria "menikmati" proses buang air besar. Itu karena anatomi tubuh laki-laki berbeda dengan perempuan.

Pada perempuan, proses pembuangan kotoran tidak mengenai G-spot. Sementara itu, kelenjar prostat yang merupakan organ kecil seukuran buah kenari terletak tepat di depan rektum.

"Prostat dikenal sebagai g-spot pria, jadi buang air besar yang sangat besar dapat merangsangnya, yang mengarah ke 'poo-phoria'," kata dokter bedah asal Inggris itu menjelaskan teori pembuangan feses lewat akun TikTok-nya, dilansir The Sun, Kamis (10/3/2022).

Dalam unggahan terdahulu, dr Rajan mengingatkan agar orang tidak duduk berlama-lama di kloset saat buang air besar. Sebab, itu dapat memicu timbulnya wasir.

Para ahli sebelumnya mengatakan bahwa orang benar-benar dapat mengalami orgasme saat di toilet. Ilmuwan peneliti di Indiana University sekaligus edukator kesehatan reproduksi, dr Debby Herbenick, sebelumnya mengatakan bahwa alat kelamin adalah tempat keajaiban dan misterius.

Baca Juga

"Orgasme akibat buang air besar tampaknya lebih umum daripada orgasme karena kencing, tetapi kedua jenis itu dapat terjadi," kata dr Herbenick kepada Straight.

Menurut dr Herbenick, saraf panggul merupakan salah satu jalur orgasme. Saraf menghubungkan tidak hanya vagina dan leher rahim, tetapi juga rektum dan kandung kemih.

Cek sehat dari buang air besar - (republika)

Salah satu penulis buku  What's Your Poo Telling You?, Anish Sheth, mengatakan bahwa bagi sebagian orang, kotoran yang menyentuh saraf ini bisa terasa seperti pengalaman religius atau orgasme, atau bagi sebagian orang bahkan keduanya. Dia mengatakan 'poo-phoria' yang dirasakan orang ini karena penurunan aliran darah.

"Efek bersih dari ini adalah penurunan denyut jantung dan tekanan darah, yang pada gilirannya menurunkan aliran darah ke otak,” kata Sheth.

Namun, penurunan perfusi otak yang lebih signifikan dapat menyebabkan sinkop buang air besar. Ini adalah sebuah sindrom berbahaya yang mengakibatkan hilangnya kesadaran.

 
Berita Terpopuler