Sempat Bertahan 2 Bulan, Pasien Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia

Pasien di AS jalani operasi transplantasi jantung memakai jantung babi 2 bulan lalu.

University of Maryland School of Medicine via
David Bennett Jr (kanan) mendampingi ayahnya di rumah sakit di Baltimore pada 12 Januari 2022, lima hari setelah dokter mentransplantasikan jantung babi dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan hidup David Bennett Sr. Orang pertama yang menerima transplantasi jantung dari babi itu meninggal pada Selasa, 8 Maret, di University of Maryland Medical Center, dua bulan setelah eksperimen terobosan. Kematiannya diumumkan pada Rabu.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang pertama yang menerima transplantasi jantung babi yang telah dimodifikasi secara genetik meninggal dunia pada Selasa (8/3/2022) di University of Maryland Medical Center, Amerika Serikat. Kepergian pasien bernama David Bennett itu berselang dua bulan dari operasi yang dilakukan oleh tim dokter rumah sakit di Maryland.

Dokter tidak menginformasikan penyebab pasti kematian Bennett. Namun, mereka mengatakan bahwa kondisi pria berusia 57 tahun tersebut mulai memburuk beberapa hari terakhir.

Bagaimanapun, putra mendiang Bennett mengapresiasi rumah sakit karena menawarkan eksperimen untuk pengobatan ayahnya. Dia juga berharap, ini bisa menjadi awal dari kemajuan pengobatan dan membantu upaya lebih lanjut untuk mengakhiri krisis donor organ.

"Kami berterima kasih atas setiap momen inovatif dan kerja keras para dokter dan semua yang terlibat dalam eksperimen bersejarah ini. Kami harap cerita ini bisa menjadi awal dari harapan kita semua," kata David Bennett Jr dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh University of Maryland School of Medicine.

Awalnya, cangkok jantung babi bekerja dengan sangat baik. Rumah sakit Maryland bahkan mengeluarkan pembaruan berkala bahwa Bennett perlahan mulai pulih.

Baca Juga

Bulan lalu, rumah sakit juga merilis video ketika Bennet menonton Super Bowl dari ranjang rumah sakitnya sembari melakukan terapi fisik. Bennett bertahan secara signifikan lebih lama dibandingkan Baby Fae, bayi asal California yang hanya bisa bertahan hidup selama 21 hari usai menjalani transplantasi jantung babon pada 1984.

"Kami sangat terpukul atas kehilangan Tuan Bennett. Dia terbukti menjadi pasien pemberani yang berjuang sampai akhir," kata dr Bartley Griffith, yang melakukan operasi di rumah sakit Baltimore, Maryland.

Selama beberapa dekade terakhir, upaya transplantasi maupun xenotransplantasi sebagian besar telah gagal karena tubuh pasien dengan cepat menolak organ donor. Xenotransplantasi merupakan pencangkokan organ hewan kepada manusia.

Kali ini, ahli bedah Maryland menggunakan jantung babi yang dimodifikasi secara genetik dengan harapan tubuh tidak mendeteksinya sebagai organ asing. Pakar transplantasi lain memuji penelitian penting tim Maryland dan mengatakan kematian Bennett seharusnya tidak menghambat eksperimen lanjutan tentang cara menggunakan organ hewan untuk menyelamatkan nyawa manusia.

"Itu adalah prestasi luar biasa bahwa dia tetap hidup selama dua bulan dan dapat menikmati momen kebersamaan bersama keluarga," kata dr Robert Montgomery, ahli bedah dari NYU Langone Health, seperti dilansir AP, Kamis (10/3/2022).

Krisis donor organ
Kebutuhan akan sumber organ lain masih sangat besar. Lebih dari 41 ribu transplantasi dilakukan di AS tahun lalu, termasuk sekitar 3.800 transplantasi jantung.

Foto dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM) memperlihatkan ahli bedah Muhammad M Mohiuddin MD (tengah) memimpin jalannya operasi transplantasi jantung babi pada pasiennya, David Bennett. - (EPA)

Masih ada lebih dari 106 ribu orang yang berada dalam daftar tunggu nasional. Ribuan lainnya meninggal setiap tahun sebelum mendapatkan organ dan ribuan lainnya lagi bahkan tidak pernah ditambahkan ke daftar tunggu.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengizinkan eksperimen dramatis di Maryland untuk situasi darurat. Dokter mengatakan, Bennett mengalami gagal jantung dan detak jantung tidak teratur, ditambah riwayat tidak mematuhi instruksi medis.

Bennett dianggap tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia yang membutuhkan penggunaan obat penekan kekebalan secara ketat. Penolakan organ, infeksi, dan komplikasi lain merupakan risiko bagi penerima transplantasi. Para ahli berharap tim Maryland segera mempublikasikan dalam jurnal medis bagaimana tubuh Bennett merespons jantung babi.

"Dari pengalaman Bennett, kami telah memperoleh wawasan yang sangat berharga tentang transplantasi jantung babi yang dimodifikasi secara genetik dapat berfungsi dengan baik di dalam tubuh manusia, meski sistem kekebalan cukup ditekan," kata dr Muhammad Mohiuddin, direktur ilmiah program transplantasi hewan ke manusia di Universitas Maryland.

Babi telah lama digunakan dalam pengobatan manusia, termasuk cangkok kulit babi dan cangkok jantung babi. Tetapi, transplantasi seluruh organ jauh lebih kompleks daripada menggunakan jaringan yang diproses.

Organ babi yang digunakan dalam eksperimen di Maryland disediakan oleh Revivicor, anak perusahaan United Therapeutics, salah satu dari beberapa perusahaan bioteknologi yang sedang mengembangkan organ babi yang cocok untuk transplantasi manusia.

 
Berita Terpopuler