4 Hal untuk Jawab Keraguan Orang Tua Terkait Vaksinasi Covid-19 Anak

Sebagian orang tua masih ragu untuk melakukan vaksinasi Covid-19 pada anaknya.

www.freepik.com.
Sebagian orang tua masih ragu untuk melakukan vaksinasi Covid-19 pada anaknya.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 kini sudah bisa diberikan kepada kelompok anak. Akan tetapi, sebagian orang tua mungkin masih ragu karena belum mendapatkan informasi yang jelas seputar vaksinasi Covid-19 pada anak.

Baca Juga

Untuk menjawab keraguan tersebut, ada empat hal yang sebaiknya diketahui orang tua seputar vaksinasi Covid-19 anak. Berikut ini adalah keempat hal tersebut, seperti dilansir People, Senin (7/3/2022).

 

Anak di Bawah 5 Tahun

Untuk saat ini, anak berusia di bawah lima tahun belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19. Di saat yang sama, beberapa produsen vaksin memilih untuk menunda pendaftaran vaksin mereka untuk anak berusia di bawah lima tahun.

Sebelumnya, sempat ada spekulasi bahwa dua dosis vaksin Pfizer untuk kelompok ini mungkin akan disetujui pada awal 2022. Akan tetapi Pfizer memutuskan untuk menunda prosesnya karena ingin menunggu data mengenai pemberian tiga dosis vaksin. Moderna juga mengindikasikan akan segera memberikan data secepatnya terkait pemberian vaksin untuk kelompok anak berusia di bawah lima tahun.

Di tengah penundaan vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia lima tahun ini, beberapa negara mulai melonggarkan mandat seputar vaksinasi dan penggunaan masker. Hal ini cukup membuat banyak orang tua dan dokter anak merasa frustrasi.

"Meski anak memiliki risiko yang lebih rendah terhadap Covid-19, oran tua berhak memiliki opsi untuk melindungi anak mereka dari infeksi dan meurunkan risiko mereka dari infeksi berat, //long// Covid, dan MIS-C (sindrom peradangan multisistem)," jelas dokter anak dan ibu dari dua orang anak Dr Kelly Fradin.

Dokter anak yang juga seorang ibu, Dr Mona Amin, juga merasa kecewa terkait penundaan vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia lima tahun. Namun di saat yang sama, Dr Amin tak merasa keberatan untuk menunggu lebih banyak data terlebih dahulu sebelum anak berusia di bawah lima tahun diizinkan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

"Saya tidak akan menginginkan proses yang tidak lengkap untuk sebuah vaksin yang akan saya berikan kepada pasien saya atau anak saya," ujar Dr Amin.

 

Anak Berusia 5-11 Tahun

Saat ini, anak berusia 5-11 tahun sudah diizinkan untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Akan tetapi, cakupan vaksinasi pada kelompok usia ini masih relatif rendah. Padahal, kasus Covid-19 pada kelompok usia ini tak bisa diremehkan.

Di Amerika Serikat misalnya, ada sekitar 28 juta anak berusia 5-11 tahun. Sedangkan kasus Covid-19 yang ditemukan pada kelompok ini selama pandemi berlangsung di Amerika Serikat sudah mencapai hampir dua juta kasus.

"Covid-19 bisa membuat anak menjadi sangat sakit dan menyebabkan anak dirawat di rumah sakit. Pada beberapa kasus, komplikasi dari infeksi bisa memicu kematian," ungkap Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Menurut CDC, Covid-19 kini masuk ke dalam daftar 10 besar penyebab kematian pada anak di usia 5-11 tahun. Berdasarkan studi, vaksin memiliki efektivitas lebih dari 90 persen dalam mencegah Covid-19 pada anak di rentang usia tersebut.

"Harapan saya, seiring waktu orang tua yang enggan terhadap vaksin akan melihat bahwa lebih dari 9 juta anak yang telah divaksinasi memiliki kondisi yang baik setelah divaksinasi," jelas Dr Fradin.

 

Anak Berusia 12-18 Tahun

Anak berusia 12-18 tahun tak hanya berhak mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19, tetapi juga booster atau dosis ketiga. Dosis ketiga ini bisa diberikan sejak lima bulan setelah dosis kedua diberikan.

"Sejauh ini, reaksi yang dilaporkan setelah menerima booster sama seperti setelah menerima rangkaian dua dosis utama," pungkas CDC.

Beberapa reaksi atau efek samping yang mungkin dialami anak setelah vaksinasi adalah demam, sakit kepala, lelah, dan nyeri pada area suntikan. Efek samping yang muncul cenderung ringan hingga sedang dan akan membaik seiring waktu. Efek samping yang lebih serius bisa terjadi, namun sangat jarang.

Vaksinasi lengkap pada kelompok usia ini bisa membantu para remaja beraktivitas dengan lebih aman. Terlebih, untuk anak yang lebih rentan terhadap Covid-19 karena memiliki masalah kesehatan atau anak yang tinggal di rumah bersama kelompok rentan lain seberti bayi, lansia, atau penderita gangguan imun.

"Vaksinasi akan membuat aktivitas-aktivitas (luar ruangan) menjadi inklusif untuk semua orang," ujar Dr Fradin.

 

Vaksinasi untuk Kebaikan Anak

Dr Fradin mengatakan vaksin Covid-19 untuk anak telah memiliki standar keamanan dan melalui ketelitian pengujian yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan vaksinasi rutin yang sudah ada untuk anak. Meski vaksin Covid-19 terbilang baru, saat ini sudah terbukti bahwa vaksin Covid-19 aman dan efektif untuk jutaan anak.

"Saya merekomendasikan orang tua untuk bicara dengan dokter anak bila memiliki kekhawatiran," ujar Dr Fradin.

Di sisi lain, anak juga berhak mendapatkan perlindungan yang sama seperti orang dewasa dari ancaman Covid-19. Selain itu, cakupan vaksinasi yang luas pada anak juga akan membantu membentuk perlindungan yang lebih optimal kepada seluruh masyarakat di tengah pandemi.

Ketika cakupan vaksinasi menjadi semakin luas, situasi pandemi bisa menjadi semakin terkendali. Hal ini akan membantu anak untuk bisa kembali bermain, menginap di rumah teman, berolahraga, hingga berinteraksi di sekolah secara aman dengan lebih cepat.

 
Berita Terpopuler