Bisnis Travel Menjadi Bisnis yang Paling Terpuruk saat Pandemi

Pandemi Covid-19 yang turut melanda di Indonesia sempat menghantam sektor pariwisata.

Republika/bowo pribadi
Foto ilustrasi : aktivitas wisatawan memadati pelataran utama menuju Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada masa liburan jelang akhir tahun 2018.
Rep: Novita Intan Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA-- Dalam rangka mendukung bangkitnya industri pariwisata yang sempat merasakan dampak dari pandemi Covid-19, Hayatun Tour selaku penyedia layanan wisata halal dalam negeri dan mancanegara turut ambil bagian dalam pameran travel & Tour, Astindo Travel Fair 2022 yang digelar secara hybrid pada 3 sampai 6 Maret 2022 di Main Atrium PIK Avenue, Jakarta Utara.

Baca Juga

 

Pandemi Covid-19 yang turut melanda di Indonesia sempat menghantam beberapa sektor industri, salah satu industri yang merasakan betul dampaknya adalah pariwisata. Hal ini pun diakui oleh  Direktur Utama Hayatun Tour Diana Sofhya. Menurutnya bisnis travel yang dijalankan perusahaannya memang sempat merasakan masa sulit ketika pandemi Covid-19 melanda ke berbagai negara di dunia.

 

"Bisnis travel menjadi bisnis yang paling terpuruk saat pandemi. Semua border ditutup, banyak program yang tidak jalan. Tidak ada pemasukan operasional kantor. Namun selama pandemi, kami tetap melakukan pembenahan dengan mengevaluasi program dan tetap melakukan surveillance sertifikasi Biro Perjalanan Wisata dan ISO 9001 2015," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (4/3/2022).

 

Guna menyiasati minimnya pemasukan dari bisnis travel selama pandemi, Hayatun Tour pun berinisiatif melakukan diversifikasi usaha di bidang peternakan. Menurut Komisaris Hayatun Tour, Ade Nursamsu, kebetulan diversifikasi usaha peternakan yang dikelola merupakan peternakan mandiri. Ade yang merupakan lulusan ITB ini kebetulan memang hobi beternak unggas dan budidaya ikan. 

 

"Hasil peternakan ini kemudian diolah sendiri menjadi frozen food. Pada diversifikasi usaha tersebut, kami memberdayakan staf dari usaha travel untuk berjualan frozen food," kata Ade. 

 

Setelah dua tahun pandemi melanda berbagai negara termasuk Indonesia, bisnis travel kini bersiap bangkit setelah virus Covid-19 mulai bisa dikendalikan. Bangkitnya industri pariwisata ini pun juga dirasakan oleh Hayatun Tour.  

 

"Alhamdulillah sudah mulai bangkit. Umrah sudah mulai jalan. Beberapa negara sudah membuka border. Semoga pandemi Covid-19 di seluruh dunia segera berlalu, segalanya segera normal kembali dan kita bisa menikmati liburan dengan aman dan nyaman," ucapnya.

 

 

 

 

Pameran Astindo Travel Fair 2022 akan menjadi salah satu momentum bagi pelaku industri pariwisata untuk mulai bangkit. Hayatun Tour yang turut meramaikan pameran tersebut, juga ambil bagian dengan mengenalkan layanannya sebagai alternatif travel muslim yang fokus pada umrah, umrah plus, dan wisata halal mancanegara, salah satu nilai utama yang ditawarkan oleh Hayatun Tour pada wisata halal mancanegara yakni memastikan terjaganya waktu shalat dan konsumsi makanan halal selama berwisata. 

"Latar belakang berdirinya bisnis ini sebenarnya berawal dari kebutuhan kami pribadi yang memiliki hobby traveling dan mencari travel halal, sehingga saat Rihlah, waktu shalat tetap terjaga dan makan makanan halal," ucapnya.

Selain umrah, Umrah Plus, saat ini Hayatun Tour memiliki beragam paket travel Mancanegara. Mulai dari mengunjungi negara-negara di Asia, Eropa, Afrika, Australia, hingga Amerika. Namun yang menjadi paket best seller saat ini di Hayatun Tour adalah paket 16D Rihlah Peradaban Napak Tilas Meretas Jejak Kebesaran Islam di Maroko, Spanyol, dan Portugal. Dalam tiga tahun, Diana mengungkapkan sudah 15 group yang mereka berangkatkan program ini baik open trip maupun private tour.

Sedangkan selama pandemi, destinasi favorit di Hayatun Tour yakni negara Turki. "Karena yang paling siap menerima turis Indonesia hanya Turki. Bahkan belakangan Turki membebaskan visa bagi WNI," ucapnya. 

 

 
Berita Terpopuler