Cara Anak-Anak Bernapas Pengaruhi Risikonya Kena Covid-19

Anak-anak lebih rendah risikonya terkena Covid-19 karena cara mereka bernapas.

AP/CHINATOPIX
Reaksi seorang anak saat menjalani swab test PCR Covid-19. Penelitian menunjukkan anak-anak bernapas dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal pandemi, kerap beredar informasi umum bahwa kerentanan anak-anak terhadap Covid-19 berbeda dengan orang dewasa. Studi terkini mengungkap penjelasan mengapa risiko anak terinfeksi virus corona (SARS-CoV-2) lebih rendah.

Temuan studi tersebut diterbitkan dalam Journal of the Royal Society Interface. Menurut penelitian terbaru itu, anak-anak kemungkinan berisiko lebih rendah terkena Covid-19 karena cara mereka bernapas.

Riset digagas oleh peneliti dari Charite University Medicine Berlin, Jerman. Salah satu alasan anak usia sekolah kurang berisiko adalah karena mereka menghasilkan lebih sedikit partikel aerosol saat bernapas.

Data menunjukkan anak-anak menghasilkan partikel aerosol empat kali lebih sedikit daripada orang dewasa. Salah satu penulis studi, Mario Fleischer, mengatakan kondisi serupa bisa meluas tidak hanya pada anak-anak.

"Terutama di konstelasi dengan kenyaringan vokal tinggi, yang umum dalam kehidupan sehari-hari anak-anak dan remaja, emisi aerosol bisa serupa untuk kelompok usia yang berbeda," ungkap Fleischer.

Baca Juga

Peneliti berharap informasi itu dapat melengkapi skenario manajemen risiko SARS-CoV-2 untuk berbagai pengaturan sekolah dan ekstrakurikuler. Dengan begitu, orang tua lebih tenang melepas anak bersekolah secara luring.

Walaupun data memberikan wawasan tentang mengapa anak-anak mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk tertular Covid-19, tetap ada beberapa peringatan. Faktor lain tetap bisa berperan dalam membuat anak terinfeksi.

"Penelitian tambahan diperlukan untuk menetapkan spesifikasi lebih lanjut dari rekomendasi yang valid untuk kegiatan sekolah," kata para peneliti lewat studinya, dikutip dari laman Express.co.uk, Jumat (25/2/2022).

Kasus Kematian Covid-19 Varian Omicron di Tingkat Balita - (infografis republika)

Dalam perspektif Covid-19 yang lebih luas, pandemi tetap berdampak kepada kelompok usia belia di berbagai aspek kendati risiko mereka terinfeksi Covid-19 lebih rendah. Kebijakan pembatasan akibat pandemi berdampak pada psikis serta relasi sosial anak.

Format sekolah yang berubah menjadi daring, tidak bisa bertemu teman, terpisah dari keluarga, atau ketika ada orang terdekat yang positif Covid-19 dapat mengimbas kondisi mental anak. Begitu juga bagi sebagian anak yang mungkin kehilangan orang yang dicintai karena Covid-19.

 
Berita Terpopuler