Sembuh dari Covid-19, Mengapa Muncul Nyeri Sendi dan Masalah Kulit?

Masalah kulit dan nyeri sendi menjadi komplikasi umum penyintas Covid-19.

Flickr
Nyeri sendi (Ilustrasi). Penyintas Covid-19 jamak yang mengalami nyeri sendi.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli medis menyebut bahwa masalah kulit dan nyeri sendi menjadi masalah umum yang dihadapi penyintas Covid-19. Munculnya herpes dan nyeri sendi kerap mengusik penyintas penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi SARS-CoV-2 ini.

Ada sekitar empat-lima persen peningkatan kasus radang sendi pasca infeksi Covid-19," kata ahli bedah penggantian sendi sekaligus direktur pelaksana Rumah Sakit Lokmanya Pune di India, Narendra Vaidya, dilansir Indian Express, Selasa (22/2/2022).

Selama berjuang sembuh dari Covid-19, molekul inflamasi pada tubuh penderita memecah protein otot dan menurunkan sintesisnya. Ini menyebabkan kelelahan otot dan juga merusak tulang rawan hingga menyebabkan radang sendi.

Dr Vaidya menjelaskan, kondisi arthritis juga dapat muncul sebagai efek samping dari obat steroid dan antivirus yang digunakan mengobati Covid-19. Gejala muskuloskeletal seperti kekakuan sendi, nyeri otot sering terlihat pada penyintas Covid-19 bersamaan dengan penurunan kekuatan otot.

"Banyak orang mengeluh nyeri sendi dan otot, dan juga datang dengan serangan arthritis autoimun yang baru," ujar dr Vaidya.

Menurut dr Vaidya, pasien mengeluhkan nyeri sendi (artralgia), nyeri otot (mialgia), kelelahan ekstrem, artritis reaktif, dan vaskulitis (radang pembuluh darah). Kondisi nyeri sendi bisa bersifat sementara dan ada juga yang berlanjut hingga berbulan-bulan.

Baca Juga

Konsultan fisioterapi Richa Kulkarni mengatakan, nyeri sendi dapat terjadi akibat overdosis steroid, yang mungkin berujung pada osteonekrosis alias kematian jaringan tulang. Bagaimana cara mencegah dan mengobati kondisi itu?

Vaidya menyarankan penderita mencari perawatan rehabilitatif yang baik. Selain itu, penderita perlu berolahraga setiap hari, menjaga postur tubuh yang baik, dan mengikuti diet sehat untuk mengatasi nyeri sendi dan otot.

Lalu, apa saja kondisi kulit penyintas Covid-19? Ahli bedah ortopedi, Apollo Spectra Pune, Vishwajeet Chavan menjelaskan, Covid-19 menyebabkan banyak infeksi autoimun pada orang dengan kekebalan rendah, seperti herpes dan kutil.

Pengobatan dengan antibodi alfa anti-TNF monoklonal dapat menyebabkan herpes. Sejak awal pandemi, Chavan mengatakan, banyak orang melaporkan penyakit herpes, nyeri sendi, bahkan kutil.

Masalah-masalah ini biasanya terlihat pada perempuan dibandingkan dengan pria. Pasien datang dengan keluhan seperti ruam kulit, kemerahan, serta herpes zoster di sekitar mata, hidung, bibir. Infeksi ini umum di antara orang lanjut usia dan ibu hamil. Herpes dan komplikasi kulit lainnya mulai dipicu pada pasien yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

"Jangan abaikan tanda-tanda seperti ruam, kemerahan pada kulit, dan bercak, segera cari bantuan medis," kata Chavan.

Dokter kulit di Rumah Sakit Bhatia Mumbai, Saurabh Shah, mengatakan bahwa setidaknya satu kasus herpes zoster (terkait Covid) ditemukan di tempat praktiknya setiap pekan. Ia menjelaskan, itu bisa terjadi karena imunitas yang rendah.

"Sebab, Covid-19 menyerang sistem imun tubuh," ujar dia.

Herpes zoster juga dikenal sebagai cacar ular. Penyakit ini dipicu oleh infeksi virus varicella zoster.

Ketika kekebalan terganggu atau terancam, herpes zoster yang ada di dalam tubuh (ganglion akar saraf dorsal) menjadi aktif. Biasanya, infeksi kulit ini terlihat pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol, pasien gagal ginjal kronis, pasien yang menjalani kemoterapi, penyakit pasca perawatan medis dan bedah, serta penyakit lain yang mengganggu kekebalan tubuh.

Shah mengatakan, ada juga peningkatan luar biasa dalam kejadian urtikaria pada banyak pasien. Ruam-ruam ini muncul sebagai area yang gatal, merah, namun cepat hilang di sebagian besar tubuh, biasanya setelah infeksi (pasca Covid).

"Gejala ini selalu hilang dalam beberapa jam," kata Shah.

 
Berita Terpopuler