Muslim di Uttar Pradesh Hidup dalam Ketakutan

Kejahatan kebencian terhadap Muslim di Uttar Pradesh sangat banyak.

Anadolu Agency
Ilustrasi Muslim India melakukan shalat berjamaah. Muslim di Uttar Pradesh Hidup dalam Ketakutan
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, UTTAR PRADESH -- Negara bagian India, Uttar Pradesh (UP) memilih pemerintahan baru, sorotan tertuju pada 40 juta Muslimnya. Beberapa kasus mencolok terjadi dan melibatkan kejahatan kebencian terhadap Muslim selama masa jabatan pemimpin baru, Yogi Adityanath.

Baca Juga

Dilansir dari BBC, Senin (21/2/2022), beberapa insiden terburuk telah terjadi di UP di mana Yogi Adityanath dari BJP, seorang pendeta Hindu yang sering membuat pidato yang menghasut, menjadi menteri utama pada 2017. Sulit untuk mengatakan berapa banyak hukuman mati tanpa pengadilan atau kejahatan kebencian terjadi setiap tahun. 

Dalam kasus-kasus itu, keluarga korban mengaku apatis kepada polisi dan tidak puas dengan perkembangan kasus. Terdakwa dibebaskan dengan jaminan dalam tiga kasus, sementara belum ada yang ditangkap dalam kasus keempat, lebih dari tujuh bulan kemudian.

Salah satu kasus pada Mei tahun lalu, sebuah video yang viral menunjukkan sekelompok pria memukuli seorang pria di distrik Moradabad dan menyebabkan kemarahan online. Saat BBC mengunjungi rumah korban, Shakir Qureshi, ibunya mulai menangis ketakutan.  Dia akhirnya mengizinkan putranya untuk berbicara.

Qureshi, yang keluarganya telah menjual daging selama beberapa dekade mengatakan dia membawa daging kerbau ke pelanggan dengan skuternya ketika sekelompok pria menghalangi jalannya dan menuduhnya membawa daging sapi. "Saya menangis dan memohon kepada mereka bahwa saya tidak membawa daging sapi, tetapi mereka terus meneriaki saya," katanya.

 

Dia mengatakan terlalu takut untuk melaporkan serangan itu ke polisi dan baru melakukannya setelah video itu menjadi viral. Polisi menangkap enam orang, termasuk Manoj Thakur, yang terkait dengan kelompok main hakim sendiri soal sapi.  Thakur menghabiskan dua bulan di penjara sebelum dia mendapat jaminan.

Setelah penyerangan itu, Qureshi berhenti menjual daging. Dia sekarang bekerja sebagai buruh harian.

Rasa takut dan pasrah tidak jarang terjadi di antara keluarga korban yang merasa tidak punya pilihan lain. Pada Mei 2017, Ghulam Ahmed (60 tahun) ditemukan tewas di kebun mangga yang dia jaga di desanya di distrik Bulandshahr. Laporan post-mortem mengatakan dia meninggal karena luka dalam yang parah. 

Polisi menangkap sembilan pria yang terkait dengan kelompok sayap kanan Hindu Yuva Vahini yang dibentuk oleh Adityanath pada 2002. Mereka semua dibebaskan dengan jaminan dan menyangkal tuduhan tersebut.

Polisi mengatakan dia dibunuh sebagai pembalasan terhadap tetangga Muslimnya yang kawin lari dengan seorang wanita Hindu beberapa hari sebelumnya. Saksi kunci, saudara laki-laki Ahmed, Pappu, mengatakan dia melihat pria-pria dengan masker kain safron membawa Ahmed pergi. Tapi dia kemudian menolak bersaksi.

 

Putra Ahmed, Vakil Ahmed, mengatakan dia mengerti. Dia mengatakan fakta terdakwa berasal dari komunitas pemilik pertanian yang kuat, sementara sebagian besar Muslim bekerja sebagai buruh harian, membuat mereka lebih sulit.

Dia menambahkan terdakwa utama, Gavinder, disambut kembali dengan karangan bunga ketika dia dibebaskan dari penjara. Hingga kini Gavinder membantah melakukan kejahatan itu. Keluarga itu telah pindah sejak kasus tersebut.

"Bagaimana kita bisa terus tinggal di desa ini?" tanya Vakil.

Kasus lain, Anwar Ali, diduga dibunuh oleh massa Hindu pada Maret 2019 ketika dia mencoba mencegah mereka menghancurkan bangunan keagamaan Islam di dekat rumahnya di distrik Sonbhadra. "Dia biasa membawa handuk tipis di bahunya. Mereka memasukkannya ke mulutnya saat mereka membunuhnya," kata Kamrun Ali yang merupakan istrinya sambil menyeka air matanya.

Polisi menangkap 18 orang, semua orang Hindu setempat, termasuk beberapa anak di bawah umur atas kematiannya, tetapi mereka diberikan jaminan dalam beberapa bulan. Hingga kini, keluarganya Ali masih menunggu keadilan.

 
Berita Terpopuler