Putin Saksikan Latihan Pasukan Rudal Nuklir, AS: Pasukan Rusia 'Siap Menyerang' Ukraina

Pasukan rudal nuklir Rusia berlatih disaksikan Putin.

AP/Sergey Guneev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (19/2/2022) menyaksikan jalannya latihan pasukan strategis rudal nuklirnya di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan negaranya dengan Ukraina.
Rep: Imas Damayanti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Rusia Vladimir Putin saksikan jalannya latihan pasukan strategis rudal nuklirnya di saat para pemimpin Barat berkumpul di Munich, Jerman, Sabtu (19/2/2022). Menurut Amerika Serikat, pasukan Rusia yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina tampak bergerak maju dan "siap menyerang".

Sejumlah negara mengkhawatirkan konflik Rusia-Ukraina dapat berkembang menjadi yang terburuk setelah Perang Dingin. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, pasukan Rusia mulai "menyebar dan bergerak lebih dekat" ke perbatasan dengan bekas tetangga Sovietnya.

Baca Juga

"Kami berharap dia (Putin) mundur dari ambang konflik, invasi ke Ukraina bukanlah sesuatu yang tidak dapat dihindari," kata Austin dalam konferensi pers di Lithuania, dilansir Reuters, Sabtu (19/2/2022).

Sementara itu, para pemimpin separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur mengumumkan pihaknya telah melakukan mobilisasi militer penuh sehari setelah memerintahkan perempuan dan anak-anak untuk mengungsi ke Rusia. Mereka menyebut, ada ancaman serangan segera oleh pasukan Ukraina.

Kyiv dengan tegas membantah tuduhan itu. Washington mengatakan, itu adalah bagian dari rencana Rusia untuk membuat dalih untuk invasi ke Ukraina.

"Beberapa ledakan terdengar pada Sabtu pagi di utara kota Donetsk yang dikuasai separatis di Ukraina Timur," kata seorang saksi mata.

Sebelumnya, Ukraina mengatakan bahwa salah satu tentaranya telah tewas. Sementara itu, Rusia memerintahkan penumpukan militer sambil menuntut NATO menghentikan Kyiv yang pernah bergabung dengan aliansi itu.

Rusia mengatakan, prediksi bahwa mereka berencana untuk menyerang Ukraina adalah salah dan berbahaya. Rusia menyebut bahwa pihaknya sekarang mundur, sementara Washington dan sekutunya bersikeras bahwa ekskalasi terus berlanjut dalam salah satu krisis terburuk sejak Perang Dingin.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memberikan peringatan reguler tentang potensi invasi yang akan datang. Biden menyakini bahwa sekarang Ibu Kota Kyiv akan menjadi sasaran Rusia. Akan tetapi, dia tidak yakin Putin akan mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir dari jarak jauh.

"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pasukan Rusia berencana dan berniat untuk menyerang Ukraina dalam beberapa pekan mendatang, dalam beberapa hari mendatang," kata Biden.

 
Berita Terpopuler