Couple Goals, Berawal dari Laboratorium, Jatuh Cinta Hingga Dapat Nobel Bareng

Banyak pasangan suami istri ilmuwan berkolaborasi hingga mendapatkan nobel.

.
Rep: Dwi Murdaningsih Red: Partner

Marie-Anne dan Antoine Lavoisier (wikipedia)

MAGENTA -- Dalam istilah asmara kita sering mendengar istilah couple goals. Istilah ini identik dengan pasangan-pasangan yang menjalani hubungan dengan ideal dan bisa menjadi panutan.

Dalam dunia sains juga banyak ternyata pasangan ilmuwan. Mereka bekerja bersama dalam satu laboratorium atau penelitian, menikah, menghasilkan karya-karya yang mengubah dunia. Tak sedikit di antara mereka yang mendapatkan hadiah nobel bersama-sama.

Berikut ini adalah beberapa contoh couple goals di kalangan ilmuwan, dilansir dari Interesting Engineering. Yuk, kita kenalan:

Marie-Anne dan Antoine Lavoisier

Ingat dengan nama ini? Nama Lavoisier sering banget lho disebutkan di buku-buku kimia.

Mereka adalah ilmuwan perintis yang membuat beberapa penemuan besar dalam kimia pada tahun 1700-an. Menikah ketika Marie-Anne baru berusia 13 tahun, pasangan itu menggunakan mahar Marie-Anne untuk melengkapi laboratorium kimia lengkap bagi mereka untuk bekerja. Di laboratorium itu, keduanya mengeksplorasi peran oksigen dalam respirasi tumbuhan dan hewan, serta perannya dalam pembakaran .

Mereka menunjukkan bahwa air terbuat dari oksigen dan hidrogen dan dalam percobaan. Mereka membuktikan hukum kekekalan massa, yang mengatakan bahwa setiap reaksi kimia tidak dapat mengubah massa keseluruhan zat yang terlibat. Massa akan selalu sama dari awal sampai akhir reaksi.

Keduanya terciduk dalam Revolusi Prancis. Pada tahun 1793, Antoine ditangkap dan dituduh melakukan pengkhianatan. Dia dieksekusi pada tahun 1794, terlepas dari upaya Marie-Anne untuk menunjukkan betapa pentingnya pekerjaan Antoine.

Marie dan Pierre Curie (wikipedia)

Marie dan Pierre Curie

Kedua ilmuwan ini juga sangat terkenal di bidang kimia. Marie dan Pierre bertemu saat bekerja di laboratorium Paris selama lebih dari satu tahun pada tahun 1894.

Ketika Pierre melamar Marie untuk menikah, Marie menolaknya karena dia harus pulang ke Warsawa setelah melamar posisi akademik di Universitas Krakow. Entah kebetulan entah pertanda jodoh, Universitas menolak Curie.

Pierre lantas meyakinkannya untuk kembali ke Paris setelah dia merinci penelitian yang dia lakukan tentang magnetisme. Penasaran, Curie kembali ke Paris dan mulai mengerjakan tesis doktoral tentang uranium yang akan menghasilkan penemuan radioaktivitas spontan pada tahun 1895.

Pasangan itu menikah pada tahun yang sama. Mereka memulai kolaborasi yang bermanfaat yang berlangsung hingga kematian mendadak Pierre pada tahun 1906.

Frederic Joliot & Irene Joliot-Curie

Irene Curie adalah putri Marie dan Pierre Curie. Dia merupakan seorang ilmuwan brilian. Pada usia 17, Irene melakukan rontgen pada tentara yang terluka di garis depan Perang Dunia Pertama. Setelah perang, ia menikah dengan asisten ibunya, Frederic Joliot.

Marie Curie tidak menyetujui pernikahan tersebut. Curie khawatir bahwa Joliot hanya mencoba memanfaatlan nama Curie, Marie Curie akhirnya bisa menerima menantunya sekaligus menjadikannya rekan kerja.

Mereka akhirnya bersama-sama mengerjakan riset dan diganjar Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1935 untuk pekerjaan mereka dalam sintesis unsur radioaktif.

Gerty & Carl Cori (wikipedia)

Gerty & Carl Cori

Gerty dan Carl Cori bertemu sebagai mahasiswa di Universitas Praha dan menikah setelah mereka lulus pada tahun 1920. Pindah ke Amerika Serikat, Coris mulai bekerja di Roswell Park Cancer Institute di Buffalo, New York, di mana mereka meneliti metabolisme karbohidrat.

Mereka sangat tertarik pada bagaimana tubuh manusia memproses glukosa. Mereka akhirnya menemukan mekanisme turunan glukosa, glikogen, digunakan oleh jaringan otot untuk energi dan kemudian direproduksi sebagai penyimpan energi. Mereka lantas merumuskan adapa yang disebut Silus Cori.

Atas karya siklus ini, mereka mendapat hadiah Nobel untuk kedokteran pada tahun 1947.

Jerome & Isabella Karle

Jerome Karle dan Isabella Lugoski bertemu di University of Michigan pada tahun 1940. Mereka dipasangkan bersama sebagai mitra lab di kelas kimia fisik.

Awalnya mereka tidak cocok, baru setelah keduanya mulai bekerja sama, mereka mulai terikat karena kecintaan mereka pada bidang kimia.

Menikah pada tahun 1942, keduanya telah memperoleh gelar Doktor dalam Kimia Fisik dan pindah ke Washington, DC untuk bekerja di Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS.

Ketertarikan mereka yang berbeda dalam kristalografi sinar-X mengarah pada hubungan yang kolaboratif. Keduanya mengerjakan studi tentang kristal menggunakan difraksi sinar-x.

Jerome mengerjakan persamaan yang menjelaskan bagaimana atom diatur di dalam molekul sementara Isabella bereksperimen pada molekul-molekul ini untuk melihat apakah atom Jerome persamaan itu benar atau tidak

Bersama-sama, mereka mengembangkan apa yang dikenal sebagai metode langsung untuk menentukan struktur molekul. Metode ini digunakan oleh para ilmuwan untuk mengembangkan senyawa baru untuk industri dan obat-obatan.

Karya ini membuat Jerome mendapatkan Hadiah Nobel pada tahun 1985.Jerome tampaknya kecewa karena Isabella tak mendapatkan nobel ini. Namun, Issabella sudah memiliki catatan penghargaan yang luar biasa untuk karya eksperimentalnya.

 
Berita Terpopuler