ENAR: Gagasan Sayap Kanan Prancis Ancam Hak-Hak Muslim

ENAR menyebut hak-hak Muslim terancam kehadiran kelompok sayap kanan Prancis.

google.com
Muslim Prancis serukan stop Islamofobia
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pengawas hak asasi manusia yang berbasis di Brussel telah memperingatkan lembaga dan negara anggota Uni Eropa tentang serangan terhadap Muslim dan penyebaran gagasan sayap kanan di Prancis.

Baca Juga

“Negara ini menunjukkan tanda-tanda sayap kanan yang tumbuh di dalam institusinya,” sebut European Network Against Racism (ENAR) dalam sebuah pernyataan dilansir dari laman TRT World pada Selasa (15/2).

Badan pengawas itu mengecam eskalasi serangan terhadap Muslim dan organisasi masyarakat sipil, yang bekerja melawan rasisme dan kebencian anti-Muslim di Prancis. Eropa disebut harus prihatin dengan wacana dan strategi yang semakin memecah belah pemerintah Prancis, didasarkan pada ideologi sayap kanan.

“Dengan kedok keamanan nasional, organisasi masyarakat sipil telah dibubarkan, masjid telah digerebek, dan sekolah dan bisnis milik Muslim ditutup, bertentangan dengan prinsip-prinsip supremasi hukum," sebut ENAR.

Pengawas juga mencatat bahwa hak-hak dasar orang-orang menjadi korban rasisme di Prancis, dan Muslim pada khususnya berada di bawah ancaman.

Mereka menegaskan bahwa kebebasan berekspresi dan berserikat begitu terancam.

 

ENAR mengutip laporan terbaru dari Observatorium Prancis untuk Kebebasan Asosiatif. Itu mendokumentasikan 20 sanksi kasar terhadap LSM tanpa dasar hukum atau faktual selama lima tahun terakhir. ENAR menekankan tindakan ini memiliki efek mengerikan pada komunitas Muslim dan masyarakat sipil. Hal ini karena mereka dianggap bersalah sampai terbukti tidak bersalah.

 

Pernyataan itu menggarisbawahi bahwa media arus utama Prancis juga telah bergabung dengan tren menyerang LSM dan menjelek-jelekkan Muslim. Organisasi itu juga memperingatkan bahwa politisi Prancis secara aktif mencari hubungan dengan organisasi politik sayap kanan secara terbuka di seluruh Eropa.

 
Berita Terpopuler