Rasulullah Kembangkan Islam 12 Abad Lebih Dulu daripada Karl Marx yang Ajarkan Sosialisme anti-Tuhan

Islam adalah sosialisme yang diperintahkan Allah, kata Agus Salim.

network /Kurusetra
.
Rep: Kurusetra Red: Partner

Agus Salim mengatakan Rasulullah mengembangkan Islam 12 Abad lebih dulu daripada Karl Marx yang mengajarkan Sosialisme anti-Tuhan. Foto: Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, “Islam adalah sosialisme yang diperintahkan Allah," kata seseorang di ruang tamu sebuah rumah kontrakan saat berdiskusi dengan tiga pemuda. Ketiga pemuda itu hampir saban malam datang untuk mendulang ilmu dari sang penghuni kontrakan. Pria itu adalah Agus Salim.

Agus Salim pada medio 1920-an menjadi perpustakaan para pemuda untuk bertanya segala hal. Diceritakan, di salah satu mana bulan Februari 1920, langit Kota Batavia dibaluri sinar bulan Purnama. Binarnya menjadi penerang tiga pemuda asal Sumatra yang berdiri di depan rumah seseorang. Ketiganya nampak segan mengucapkan salam, meski mereka sudah mematuk janji untuk bertemu dengan sang tuan rumah.

Tiga pemuda itu adalah Mohammad Hatta, Amir, dan Bahder Djohan yang haus akan ilmu dan dahaga akan kesadaran nasional untuk mencari penuntun arah pergerakan kemerdekaan. Mereka tiba di rumah kontrakan seorang tokoh terpandang di kalangan pelajar dan pejuang, Haji Agus Salim, tokoh utama Sarekat Islam (SI).

Pria berjenggot tebal yang pernah dihina "kambing" itu lahir dengan nama Mashudul Haq yang artinya Pembela Kebenaran. Agus Salim lahir pada 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, nagari yang dipisahkan Ngarai Sianok dengan kota Bukittinggi.

Halaqoh di rumah kontrakan tersebut membuat para pemuda yang mengelilinginya takjub. Hatta yang gelisah dan risau soal kapitalisme dan sosialisme mencoba mendulang ilmu dari Agus Salim.

Para pemuda kesengsem dengan keluasan ilmu dan pemikirannya. Amir tak tahan bertanya, “Bagaimana menyesuaikan kapitalisme dengan Islam sebab sosialisme ala Karl Marx bersifat materialisme dan cenderung anti Tuhan?”

Karl Marx yang mengajarkan Sosialisme anti-Tuhan. Foto: Wikipedia.

Sang murobbi menjawab, “Nabi Muhammad SAW mengembangkan ajaran Islam lebih dulu 12 abad daripada Marx mengajarkan sosialisme yang anti Tuhan. Artinya tujuan masyarakat sama rasa sama rata yang bebas dari kemiskinan sudah lebih dahulu diajarkan Islam. Sayangnya, ulama-ulama kita hanya mengutamakan segi ibadah dan fikih, dan melupakan segi kemasyarakatan itu daripada Islam. Padahal itu juga perintah Allah dalam Alquran."

Agus Salim adalah sosok yang mungkin bisa dibilang guru dari segala ilmu. Keluasan ilmu yang dimiliki Agus Salim layak digali. Apalagi ia mendapatkan warisan pengetahuan itu tidak hanya dari satu guru.

Awalnya ia adalah murid GBS Salemba, pemahaman sosialisme Islam didapatkan Agus Salim dari sana. Hingga ilmu tersebut mengantarkannya menjadi bekerja di kantor konsulat Hindia di Jeddah.

Agus Salim.

Waktunya di Jazirah Arab dimanfaatkan untuk mendulang ilmu. Tak main-main, Agus Salim yang menguasai 9 bahasa itu berguru kepada Syekh Ahmad Khatib, mahaguru dari dua ulama besar KH Ahmad Dahlan dan Hadratussyaikh alias KH Hasyim Asyari.

"Memimpin adalah menderita, memimpin adalah melayani," satu kalimat yang membuat Agus Salim layak ditempatkan sebagai guru bangsa.

Sosok Agus Salim layak menjadi contoh bagi para generasi muda, baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, atau milenial yang kebingungan mencari panutan. Bagi Agus Salim, hidup sederhana -jika tidak mau dibilang melarat- tinggal di rumah dalam gang sempit nan becek tidak ada bedanya dengan bermukim di rumah mewah yang dia dapatkan ketika menjadi penggawa Serikat Islam. Agus Salim yang seorang vegetarian itu selalu merasa hidupnya baik-baik saja meski tidak memiliki banyak harta.

 
Berita Terpopuler