Anggota Parlemen Nasionalis Yahudi Buka Kantor di Sheikh Jarrah

Ben Gvir ingin mendirikan kantor di Sheikh Jarrah untuk mendukung orang-orang Yahudi

AP Photo/Mahmoud Illean
Anggota parlemen sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir membuka kantor di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. Kepolisian Israel menghancurkan rumah milik sebuah keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Anggota parlemen sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir membuka kantor di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. Langkah ini kemungkinan akan menyebabkan ketegangan di tengah pengusiran warga Palestina dari daerah tersebut.

Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan, Ben Gvir ingin mendirikan kantor di Sheikh Jarrah untuk mendukung orang-orang Yahudi yang tinggal di lingkungan itu. Ben Gvir mendirikan kantor sementara dengan menggunakan tenda. Dia akan membangun kantor tetap di Sheikh Jarrah sampai polisi menjaga keamanan penduduk Yahudi.

Pada Mei 2021, anggota parlemen memindahkan kantornya ke lingkungan itu. Tetapi mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melarang BenGvir mendirikan kantor di Sheikh Jarrah, karena kekhawatiran eskalasi di tengah ketegangan antara Palestina dan Israel atas penggusuran rumah.

Pada tahun lalu, ketegangan meningkat di Sheikh Jarrah setelah pengadilan Israel memerintahkan pengusiran beberapa keluarga Palestina. Pengusiran itu bertujuan untuk memberikan tempat bagi pemukim Yahudi. Sejak 1956, total 37 keluarga Palestina telah tinggal di 27 rumah di lingkungan itu.  Namun, pemukim Yahudi ilegal telah mencoba untuk mengusir mereka berdasarkan undang-undang yang disetujui oleh parlemen Israel pada1970.

Polisi Israel menangkap delapan orang karena dicurigai terlibat dalam kerusuhan dan kekerasan publik di lingkungan Sheikh Jarrah, selama kunjungan BenGvir pada Ahad (13/2). "Polisi Israel akan terus bertindak dengan tekad dan toleransi nol untuk kekerasan dalam bentuk apa pun, pelanggaran ketertiban umum dan upaya untuk menyakiti petugas polisi atau warga sipil yang melanggar hukum," kata pernyataan polisi.

Ketegangan meletus di Sheikh Jarrah tahun lalu,  ketika beberapa keluarga Palestina menghadapi penggusuran oleh kelompok pemukim Yahudi. Ketegangan ini merupakan salah satu pemicu perang antara Israel dan kelompok bersenjata di Jalur Gaza pada Mei lalu.

Ben Gvir, yang merupakan seorang nasionalis Yahudi, menuduh polisi gagal bereaksi terhadap dugaan serangan pembakaran di rumah pemukim Yahudi di Sheikh Jarrah. “Nyawa orang Yahudi menjadi tidak berharga,” katanya

Ben Gvir mendesak para pendukungnya untuk berkumpul di Sheikh Jarrah. Sementara warga Palestina juga berkumpun untuk melakukan mobilisasi.

Sekelompok orang Yahudi Israel yang menentang Ben Gvir mengedarkan petisi online yang mendesak orang-orang untuk pergi ke Sheikh Jarrah sebagai bentuk dukungan bagi penduduk Palestina. Seorang warga Sheikh Jarrah, Mohammed El-Kurd, mengatakan, Ben Gvir mendirikan kantor di halaman depan keluarga Salem.

 “Penduduk Sheikh Jarrah menghadapi upaya kekerasan pemukim dan polisi yang intensif dan terkoordinasi dalam beberapa jam terakhir,” kata El-Kurd, dilansir Aljazirah, Senin (14/2).


Baca Juga

Pada Ahad malam, Jaringan Berita Quds Palestina melaporkan, pasukan Israel menggunakan meriam air sigung untuk membubarkan pengunjuk rasa Palestina di Sheikh Jarrah. El-Kurd mengatakan, pasukan Israel menyerang wartawan karena meliput konfrontasi. Polisi menggunakan gas air mata dan granat kejut pada penduduk setempat, hingga menyebabkan cedera.

“Banyak pemuda Palestina ditangkap secara sewenang-wenang dari tempat kejadian,” tulis El-Kurd.

Uni Eropa mengatakan, provokasi yang tidak bertanggung jawab dan tindakan eskalasi lainnya di area Sheikh Jarrah akan memicu ketegangan lebih lanjut. Provokasi ini harus dihentikan.

Otoritas Palestina, yang berbasis di wilayah pendudukan Tepi Barat mengutuk kunjungan Ben Gvir. Mereka berpendapat, kunjungan itu sebagai langkah provokatif yang dapat memicu kekerasan.

Tujuh warga Palestina yang menghadapi penggusuran oleh kelompok pemukim telah membawa kasus mereka ke mahkamah agung Israel. Warga Palestina di seluruh Yerusalem Timur menuduh polisi Israel menggunakan taktik keras untuk memadamkan protes.

Enam orang ditangkap selama kerusuhan di lingkungan Sheikh Jarrah pada Sabtu (12/2) malam. Kelompok Hamas memperingatkan akan ada konsekuensi atas serangan Israel yang berulang terhadap Sheikh Jarrah.

 
Berita Terpopuler