Ingat, OTG Covid-19 Tetap Mampu Tularkan Virus ke Orang Lain

OTG Covid-19 juga bisa membahayakan orang lain.

Republika/Thoudy Badai
Tes Covid-19. Satgas menyebut, tidak semua kasus positif Covid-19 di lapangan dapat ter-skrining 100 persen sehingga orang tanpa gejala (OTG) tidak mengetahui penyakitnya dan dapat menularkan virusnya jika abai terapkan protokol kesehatan..
Rep: Fauziah Mursid Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan bahwa orang terkonfirmasi Covid-19 tetapi tidak bergejala (OTG) tetap mampu menularkan virus kepada orang lain. Dengan kata lain, orang tanpa gejala juga bisa membahayakan orang lain.

"Orang yang tampak sehat-sehat saja juga belum tentu terbebas dari Covid 19," ujar Wiku dalam keterangan persnya, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga

Faktanya, menurut Wiku, tidak semua kasus positif Covid-19 di lapangan dapat ter-skrining 100 persen. Padahal, dalam kondisi pandemi, testing menjadi tolok ukur tunggal penentuan diagnosis penyakit.

"Tetepi, tidak dapat dielakkan bahwa tidak semua orang melakukan tes," ungkapnya.

Karena itu, Wiku menilai hal paling penting saat ini adalah selalu menerapkan protokol kesehatan 3M--memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan--secara menyeluruh bagi orang sehat maupun sakit. Itu penting untuk diingatkan karena orang yang tidak bergejala cenderung rendah kehati-hatiannya daripada mereka yang bergejala.

"Karena orang yang tampak sakit akan cenderung mengisolasikan dirinya," ujar Wiku.

Wiku mengungkapkan, strategi lainnya untuk mencegah penularan dan mengantisipasi adanya kasus tanpa gejala ialah dengan meningkatkan rasio kontak erat atau jumlah orang yang diidentifikasi sebagai kasus suspek. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula ambang waktu yang tepat dan metode testing yang lebih akurat untuk melakukan testing sejak pertama kali terpapar demi menjamin hasil tes yang keluar benar-benar akurat.

"Yang berikutnya, melakukan surveilans aktif khususnya pada tempat-tempat yang berisiko tinggi terjadi penularan atau hotspot penularan, seperti rumah sakit, kantor, maupun sekolah," katanya.

Apakah orang tanpa gejala lebih menular daripada yang bergejala? Wiku menjelaskan, hal tersebut belum terungkap.

"Metode testing seperti PCR yang dapat mengukur CT value hanya sekedar mengukur jumlah virus yang terdapat di dalam tubuh seseorang, bukan jumlah virus yang mampu ditularkan dari orang tersebut ke orang lain," kata Wiku.

 
Berita Terpopuler