Akan Ditabrak Roket Space X, 'Wajah' Bulan Dikhawatirkan Rusak

Roket Space X diprediksi akan tabrakan langsung dengan bulan pada 4 Maret 2022.

EPA
Bulan tampak dari barat laut Yunani, 8 April 2020. Kawah yang menjadi wajah Bulan dikhawatirkan akan berubah ketika roket SpaceX menabraknya pada 4 Maret 2022.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, HAWTHORNE -- Salah satu roket perusahaan transportasi luar angkasa Space X milik Elon Musk dilaporkan tidak terkendali dan diprediksi bakal menabrak bulan. Probe Falcon 9 itu memasuki "orbit kacau" setelah pengontrol gagal mengembalikannya.

Berdasarkan keterangan SpaceX, saat ini roket jatuh dengan kecepatan 6.000 mil per jam atau 9.656 kilometer per jam. Roket Falcon 9 diprediksi akan mengalami tabrakan langsung dengan Bulan pada 4 Maret 2022 pukul 12.15 waktu Amerika Serikat.

SpaceX yang berkantor pusat di Hawthorne, California, meluncurkan roket Falcon 9 pada 2015. Dibutuhkan observatorium iklim DSCOVR ke orbit satu juta mil dari bumi. Roket dimaksudkan untuk terbang kembali dan terbakar di atmosfer Bumi.

Para ahli mengatakan, sampah antariksa seukuran bus sekolah itu dapat menyebabkan gelombang kejut besar. Ada kekhawatiran tabrakan bakal merusak pola kawah "wajah" Bulan seperti yang selama ini terlihat dari Bumi sepanjang miliaran tahun.

Baca Juga

Penduduk Romawi kuno percaya bahwa penampakan wajah di bBulan adalah muka seorang pria yang dibuang karena mencuri seekor domba. Penganut Kristen abad pertengahan mengklaim Kain diasingkan di sana karena membunuh saudaranya, Habel.

Penganut Yahudi percaya itu adalah gambar Yakub. Astronom senior di SETI Institute, Franck Marchis, mengatakan, orang-orang nantinya akan melihat dampak tabrakan seperti "ledakan tiba-tiba" di langit.

"Akan sangat menyedihkan jika dampak ini mengubah 'wajah' terkenal yang telah menatap planet ini selamanya," kata Marchis.

Profesor geosains planet dari Open University, David Rothery, lebih mencemaskan kondisi Falcon 9 yang tidak steril. Ia menyebut, mencemari Bulan dengan mikroba hidup adalah hal yang harus dikhawatirkan.

"Tidak tepat menempatkan ekosistem lain dalam bahaya dengan memasukkan organisme dari bumi," ujar Rothery, dikutip dari laman The Sun, Sabtu (5/2/2022).

 
Berita Terpopuler