Humor Gus Dur kepada Pak Harto: Pilih Tarawih NU Lama atau NU Baru?

Gus Dur pernah diundang Pak Harto saat bulan Ramadhan.

network /Kurusetra
.
Rep: Kurusetra Red: Partner

Presiden kedua RI, Soeharto (kiri) dan Presiden Keempat RI, Gus Dur (kanan). Foto: Istimewa.

KURUSETRA -- Salam Seludur... KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai seseorang yang gemar guyon. Namun, ada satu cerita humor yang legendaris saat Gus Dur bertemu dengan Presiden Soeharto.

Suatu hari di Bulan Ramadan, Gus Dur diundang Presiden Soeharto ke rumahnya di Cendana untuk berbuka puasa bersama. Gus Dur saat itu datang bersama Kiai Asrowi.

Usai berbuka, Shalat Maghrib, Gus Dur pun izin pamit dan tak Shalat Tarawih bersama Pak Harto. Sang tuan rumah pun mempersilakan Gus Dur pamit, namun memohon agar Kiai Asrowi tetap tinggal dan memimpin Shalat Tarawih.

Gus Dur mengabulkan permintaan Pak Harto. Namun, sebelum pergi Gus Dur mengatakan kepada Pak Harto jika Kiai Asrowi harus diberi penjelasan, apakah Shalat Tarawihnya dilaksanakan dengan cara NU Lama atau NU Baru.

Dijelaskan seperti itu, Pak Harto kebingungan. "Memang kalau NU Lama gimana?" tanya Pak Harto.

Gus Dur menjawab, "Kalau NU Lama, tarawih dan witirnya itu 23 rakaat."

"Kalau NU Baru?" tanya Pak Harto lagi.

Dengan santai Gus Dur menjawab, "Kalau NU Baru diskon 60 persen, jadi tarawih sama witirnya cuma tinggal 11 rakaat."

 
Berita Terpopuler