Jalani Terapi Gen Eksperimental Selama Satu Dekade, Pasien Leukemia Sembuh

Peneliti AS menemukan terapi gen yang dapat menyembuhkan pasien leukemia.

AP
Pasien leukemia Doug Olson menjalani terapi gen eksperimental pada 2010. Satu dekade kemudian, sel ganas sudah tak lagi terdeteksi di tubuhnya.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pasien leukemia bernama Doug Olson di Pleasanton, California, Amerika Serikat (AS) sejak 2010 kini dinyatakan sembuh, dengan tidak ada lagi tanda-tanda kanker darah yang terdeteksi di tubuhnya.

Setelah satu dekade berjuang melawan kanker, perawatan yang dilakukan Olson tampaknya membuahkan hasil. Ia menjalani terapi gen eksperimental atas saran dokter, proses yang mengubah beberapa sel darah menjadi pembunuh kanker.

"Saya baik-baik saja sekarang. Saya masih sangat aktif dan bisa berlari setengah maraton hingga 2018," ujar Olson.

Dokter mengatakan, ada dua contoh yang menunjukkan bahwa pengobatan terapi sel CAR-T dapat menyerang kanker dengan segera. Sel itu kemudian tinggal di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan berkembang di sana untuk mencegah penyakit.

"Berdasarkan hasil 10 tahun, sekarang kami dapat menyimpulkan bahwa sel CAR-T dapat menyembuhkan pasien leukemia," jelas Carl June, seorang dokter sekaligus salah satu penulis studi.

Perawatan satu kali melibatkan pengumpulan sel T pasien, yakni sel darah putih kunci untuk sistem kekebalan tubuh. Ilmuwan kemudian mengubahnya secara genetik di laboratorium sehingga dapat menemukan dan menyerang sel kanker. Sel-sel yang dimodifikasi diberikan kembali ke pasien melalui infus.

Baca Juga

Pada saat mendapatkan perawatan, Olson telah berjuang melawan kanker selama bertahun-tahun. Ketika dokter mendiagnosisnya dengan leukemia limfositik kronis pada 1996, ia merasa mungkin hanya dapat bertahan hidup dalam hitungan bulan.

Olson akhirnya menjalani kemoterapi. Pada satu titik, ia disarankan untuk melakukan transplantasi sumsum tulang. Dari sana, pria berusia 75 tahun ini mendapatkan ide untuk bergabung dengan studi terapi CAR-T.

Olson mengatakan, senang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan ingin menghindari transplantasi. Beberapa pekan setelah mendapatkan perawatan, ia sempat sakit selama sekitar satu pekan dan dirawat di rumah sakit selama tiga hari.

"Sepekan kemudian, tidak ada satu pun sel kanker di tubuh saya," ungkap Olson.

Hasil yang sama juga dialami pasien satunya lagi, pensiunan sipir Bill Ludwig. Menurut peneliti, sejalan waktu sel yang dimodifikasi berevolusi.

Banyak dari sel itu yang kemudian berkembang menjadi sel "pembantu" yang bekerja dengan sel pembunuh kanker. Sel "pembantu" itu terlihat dominan pada kedua pasien.

Para ilmuwan berharap untuk melihat penggunaan yang lebih luas dari terapi CAR-T di masa depan untuk mengobati jenis kanker lainnya. Tahun lalu, terapi sel CAR-T disetujui untuk multiple myeloma, keganasan sumsum tulang yang paling umum pada orang dewasa.

 
Berita Terpopuler