Secercah Harapan Perdamaian Bagi Muslim Ukraina di Tengah Eskalasi Ketegangan

Ketegangan antara Ukraina dan Rusia disebut berpotensi perang.

EPA-EFE/SERGEY DOLZHENKO
Wanita Muslim yang tinggal di Ukraina, memegang bunga saat memperingati Hari Hijab Sedunia di Kiev, Ukraina, 1 Februari 2021. Secercah Harapan Perdamaian Bagi Muslim Ukraina di Tengah Eskalasi Ketegangan
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KOSTIANTYNIVKA -- Komunitas Muslim di kota Kostiantynivka di Ukraina Timur masih berharap untuk perdamaian atas eskalasi ketegangan baru-baru ini di wilayah tersebut. Ketegangan dilaporkan terus meningkat antara Ukraina dan Rusia beberapa waktu terakhir dan disebut berpotensi perang. 

Baca Juga

Vitaly Koritsky, seorang pria Ukraina Utara yang lahir dan besar di kota Slovyansk di bagian wilayah Donetsk, mengatakan dia bertemu calon istrinya yang berasal dari Turki di kota yang sama. Keduanya kemudian masuk Islam di kota Donetsk dan pindah untuk tinggal di Kostiantynivka.

Koritsky (31 tahun) mengatakan situasinya memburuk pada 2014, ketika kelompok separatis pro-Rusia menyerbu bagian timur Ukraina. Dia menambahkan tidak ada penduduk kota yang melarikan diri ke tempat lain karena tidak ada tempat lain untuk dituju.

Dia menggarisbawahi komunitas Muslim di daerah itu telah menghadapi ancaman reguler selama konflik. "Kami terbiasa dengan semua hal ini selama bertahun-tahun, kami telah melihat perang dan penembakan. Tentu saja, kami menginginkan kedamaian dan kebaikan, seperti sebelumnya, ketika tidak ada masalah dan orang-orang hidup lebih baik," kata Koritsky, dilansir dari Yeni Safak, Ahad (30/1/2022).

"Insya Allah, semoga semuanya baik-baik saja dan tidak ada pertempuran," tambahnya.

Avaz Shiraliyev, seorang pengusaha berusia 62 tahun dengan akar di Azerbaijan yang telah tinggal di Ukraina selama lebih dari 30 tahun mengatakan komunitas Muslim di Kostiantynivka telah berkembang jumlahnya dibandingkan dengan satu dekade lalu. Saat itu, beberapa orang mulai membangun masjid pertama di kota itu dari kantong mereka sendiri.

Shiraliyev, yang juga ketua Asosiasi Bulag Muslim di Kostiantynivka, mengatakan meskipun hampir 1.000 Muslim tinggal di dekatnya, hanya sekitar 60 keluarga yang secara aktif mengambil bagian dalam urusan komunitas mereka. Dia mengatakan saat ini, situasi umum baik-baik saja di wilayahnya, menambahkan dia tidak yakin bagaimana ketegangan yang sedang berlangsung dengan Rusia akan terjadi.

Anggota kelompok sayap kanan Ukraina berlatih di Kharkiv, Ukraina, Sabtu, 29 Januari 2022. Rusia telah meluncurkan latihan militer yang melibatkan unit infanteri dan artileri bermotor di Rusia barat daya, pesawat tempur di Kaliningrad di Laut Baltik, dan puluhan kapal perang di Laut Hitam dan Arktik. - (AP/Evgeniy Maloletka)

 

"Situasi politik, sampai batas tertentu, mempengaruhi kehidupan setiap orang, termasuk ekonomi, finansial, pekerjaan, dan mata pencaharian masyarakat," katanya, mencatat bahwa sebelum konflik, kota-kota terdekat Donetsk dan Luhansk telah diberikan lebih banyak kesempatan kerja.

Shiraliyev menegaskan komunitas Muslim di kota itu memiliki hubungan timbal balik yang sangat baik dan berdasarkan rasa hormat dengan tetangga dan penduduk setempat mereka. Abdullah Taibov (66) adalah warga Kostiantynivka lainnya yang mengatakan sejauh ini, tidak ada orang Ukraina atau Rusia yang menyinggung dia dan dia hidup rukun dengan penduduk setempat.

"Kami hidup dengan hubungan bertetangga yang baik dengan semua orang. Kami hidup dengan penuh rasa hormat dan selalu membantu satu sama lain," kata Taibov, seorang etnis Lezgin dari wilayah Dagestan, Rusia.  

Tentang situasi komunitas Muslim di daerah itu, Taibov mengatakan mereka telah membeli tanah untuk membangun masjid mereka pada awal 1986-1987. Dengan bekerja sama dan dengan bantuan beberapa orang dan organisasi, mereka berhasil membangun masjid pertama mereka, di mana banyak umat Islam di daerah itu berkumpul untuk sholat, acara khusus, dan hari libur.

Taibov mencatat setelah pertempuran pecah pada 2014, teman-teman yang sebelumnya tinggal di kota Donetsk kembali ke daerah-daerah di bawah kendali pemerintah Ukraina. Setelah kondisi kehidupan memburuk di tempat-tempat yang direbut oleh kelompok separatis pro-Rusia.

"Saya pikir, dengan rahmat Allah, tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Kami tidak ingin sesuatu terjadi ... Saya pikir itu (konflik) akan melewati kita. Saya pikir setiap orang normal akan selalu menginginkan perdamaian, terutama Muslim. Kami berharap perdamaian dan kebaikan untuk semua," kata Taibov.

Rusia baru-baru ini mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Timur Ukraina memicu kekhawatiran Kremlin dapat merencanakan serangan militer lain terhadap bekas tetangga Sovietnya. Moskow membantah sedang bersiap untuk menyerang dan mengatakan pasukannya ada di sana untuk latihan. Ia juga telah mengeluarkan daftar tuntutan keamanan, termasuk agar Ukraina tidak bergabung dengan NATO.

 
Berita Terpopuler