Dijuluki 'Omicron's Sister', Sub Varian BA.2 Bisa Dominasi Kasus di Inggris dalam Sebulan

Kasus Covid-19 akibat BA.2 meningkat empat kali lipat dalam tujuh hari.

Pixabay
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Varian BA.2 yang dijuluki omicrons sister telah menyebar ke setidaknya 40 negara sejak muncul pada November 2021 lalu, sebagian besar ada di Denmark, India, dan Swedia.
Rep: Kiki Sakinah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pakar di Inggris mengungkapkan bahwa sub-varian omicron BA.2 akan menyalip dari omicron yang asli yang resmi dikenal sebagai BA.1. Mereka memperkirakan, BA.2 yang dijuluki "omicron's sister" dapat menyebar sedikit lebih cepat dari pendahulunya.

Menurut para ilmuwan, proporsi kasus Covid-19 yang disebabkan BA.2 telah meningkat empat kali lipat dalam tujuh hari. Varian ini telah menyebar ke setidaknya 40 negara sejak muncul pada November 2021 lalu, sebagian besar ada di Denmark, India, dan Swedia.

Apakah itu tanda bahaya? Tenang, para ilmuwan meyakini sub varian omicron itu tidak akan menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada infeksi omicron asli.

Tercatat, sekitar 426 kasus varian baru ini telah dikonfirmasi di Inggris pada 21 Januari 2022. Namun, data dari Covid-19 Genomics UK Consortium (COG-UK) menyebutkan, sejauh ini ada 1.845 kasus, sebagian besar di Inggris.

Baca Juga

Prof Tim Spector selaku ilmuwan utama di aplikasi ZOE COVID Study mengatakan bahwa faktor lain yang muncul adalah bahwa subtipe baru dari omicron yang disebut BA.2 ini kemungkinan lebih menular. Pada pekan lalu, satu dari 20 kasus baru di Inggris disumbang varian ini.

"Karena kasusnya berlipat ganda setiap beberapa hari, sub varian ini akan mendominasi dalam sebulan," kata Prof Spector, dilansir The Sun, Jumat (28/1/2022).

Prof Spector mengatakan, data ZOE juga telah melihat lebih banyak infeksi ulang yang dikonfirmasi dalam beberapa pekan terakhir. Tingkat reinfeksi sekitar tujuh persen dari kasus baru terkonfirmasi Covid-19 yang bergejala.

"Hal itu menunjukkan bahwa infeksi alami dari varian delta mungkin tidak menawarkan banyak perlindungan," kata Prof Spector.

Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

Dalam beberapa pekan terakhir, Inggris telah mengalami peningkatan kasus. Hal itu kemungkinan dipicu oleh kembalinya siswa ke sekolah.

Sementara itu, sebagian besar anak yang tidak divaksinasi tidak banyak bersosialisas pada musim libur Natal lalu. Oleh karena itu, menurut para pakar, baru sekarang mereka tertular omicron dalam jumlah yang besar.

Prof Spector mengatakan, sub varian BA.2 menyumbang lima persen dari data Inggris saat ini. Jika terus seperti itu, ia menilai sub varian omicron itu bisa menyalip dominasi BA.1 dalam waktu satu bulan.

"Apa yang kami tahu adalah itu (BA.2) lebih kompetitif, sangat mirip, tetapi juga berbeda dan sejauh ini Denmark tidak memiliki masalah besar dengan rawat inap dan kematian, menunjukkan bahwa serangan BA.2 tidak lebih parah," ujar Prof Spector.

Sub varian omicron BA.2 ini muncul ketika perubahan aturan utama dari Rencana B Covid mulai berlaku di Inggris. Pembatasan yang diberlakukan tahun lalu perlahan-lahan surut, dan aturan bekerja dari rumah telah dihentikan pekan lalu.

Akankah lebih parah?

Serangkaian penelitian menunjukkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 varian omicron lebih ringan daripada strain lain pada orang yang telah divaksinasi. Suntikan vaksin diperkirakan juga akan bekerja melawan BA.2.

Pejabat kesehatan di Denmark, negara yang paling banyak melihat kasus BA.2 sejauh ini, mengatakan bahwa vaksin Covid dianggap masih sama efektifnya. Francois Balloux selaku profesor Biologi Sistem Komputasi dan Direktur UCL Genetics Institute, UCL, mengatakan bahwa kedua strain itu terpisah sekitar 20 mutasi.

Dengan demikian, siapa pun yang telah mengalami infeksi varian omicron yang ganas kemungkinan akan memiliki kekebalan yang kuat terhadap "omicron's sister". Menurut data studi gejala virus corona tersebut, saat ini ada 159.486 kasus baru gejala harian Covid-19, meningkat dari 10 persen pada pekan lalu.

Prof Spector memperingatkan, kasus akan tetap tinggi hingga musim semi. Infeksi harian baru saat ini berkisar sekitar 100 ribu di Inggris.

Prof Spector menyebut bahwa kebangkitan kembali kasus Covid-19 dalam jumlah besar akibat pencabutan pembatasan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang. Akan tetapi, hal itu menurutnya tidak mengherankan.

Pasalnya, selama pandemi mereka telah menyaksikan peningkatan pesat kasus anak positif Covid-19 tiap akhir dari masa libur sekolah. Kasus pada anak-anak itu kemudian menyebar ke orang tua dan staf sekolah.

"Namun, kabar baiknya adalah sebagian besar infeksi pada orang yang divaksinasi bersifat ringan, dengan gejala yang berlangsung rata-rata untuk waktu yang lebih singkat secara keseluruhan daripada infeksi delta, dan dengan kasus yang tidak terlalu parah," ujar Prof Spector.

Menurut Prof Spector, virus penyebab Covid-19 dan varian barunya akan terus berdampak pada kehidupan sehari-hari untuk beberapa waktu. Karena itu, ia menegaskan bahwa masyarakat bertanggung jawab dengan kebebasan barunya dan mereka harus berupaya membantu menekan jumlah kasus dan mencegah virus tersebut menjangkau kelompok yang lebih rentan.

 
Berita Terpopuler