Situasi Terkini Islamic Center Quebec Usai Tragedi Penembakan 2017

Lima tahun lalu terjadi tragedi penembakan di Islamic Center Quebec.

About Islam
Memoriam untuk menghormati para korban serangan masjid di Quebec
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC -- Lima tahun lalu terjadi tragedi penembakan di Centre Culturel Islamique de Quebec, sebuah masjid di Sainte-Foy. Kini, tempat tersebut dibuat jauh lebih aman, seperti dinding anti-ram, pintu keluar darurat, dan lebih banyak kamera pengintai dipasang.

Baca Juga

Ketika pengunjung mendekati Pusat Kebudayaan Islam di lingkungan Sainte-Foy Kota Quebec, mereka tidak lagi disambut oleh jendela gambar besar yang dulu menghadap ke jalan. Itu diganti dengan dinding beton dengan jendela yang lebih kecil, sebagai antisipasi jika ada yang mencoba menabrak gedung dengan truk.

Pada 29 Januari 2017 lalu, penyerang masuk dan melepaskan tembakan di sana. Peristiwa ini menewaskan enam jemaah dan melukai 19 lainnya.

Salah satu korbannya, Mohamed Khabar telah mampir ke masjid malam itu, seperti yang sering dilakukannya setelah menutup salonnya. Usai shalat, ia berbincang dengan teman-temannya tentang sepak bola perihal Maroko kalah dari Mesir di Piala Afrika.

"Kami berbicara tentang, kesalahan yang dibuat wasit dan pelatih. Kami baru saja mengobrol tentang itu, ketika kami mendengar suara keras," kata Khabar dilansir dari laman CBC pada Jumat (28/1/2022).

Khabar mengatakan, dia menjadi kaku ketika dia melihat pria bersenjata itu menembak pria dan anak-anak di sekitarnya. Dia ditembak dua kali, di kaki dan kaki.

Saat dia berbaring di sana dalam kondisi berdarah Khabar berkata dia berpikir, 'ini dia'. Khabar tidak akan bisa melarikan diri jika pria bersenjata itu mendekat.

"Saat itu, saya memikirkan anak saya yang berusia dua bulan. Saya memikirkan istri saya, saya memikirkan keluarga saya," kata Khabar. 

Pada akhirnya Khabar berhasil naik ke tangga bersama beberapa orang lainnya dan melompat ke bawah dengan kaki ke ruang bawah tanah, bersembunyi di ruang listrik. Namun tetap saja, dia takut pria bersenjata itu akan mengikuti jejak darahnya. Akan tetapi pria bersenjata itu tidak kembali.

"Setelah tragedi itu, beberapa orang sangat takut untuk datang ke masjid," kata Mantan presiden masjid, Mohamed Labidi.

Dia mengatakan, bahkan sebelum penembakan, masyarakat telah memiliki rencana untuk memperkuat keamanan gedung. Hal ini karena mereka khawatir dengan meningkatnya tindakan vandalisme dan kebencian, seperti grafiti dan kepala babi yang ditinggalkan di tangga masjid.

Adapun renovasi dan peningkatan keamanan selesai pada Maret 2021. Setidaknya dua relawan sekarang memantau kamera keamanan setiap saat, untuk mengawasi jamaah saat mereka shalat.

 
Berita Terpopuler