Moderna Vs Pfizer, Vaksin Mana yang Lebih Efektif Tekan Risiko Infeksi?

Peneliti membandingkan efektivitas vaksin Covid-19 Moderna vs Pfizer.

Wihdan Hidayat / Republika
Vaksin Covid-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengakui bahwa vaksin Moderna dan Pfizer sangat efektif dalam melindungi orang dari Covid-19.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer sama-sama vaksin messenger ribonucleic acid (mRNA). Dikembangkan dengan jenis teknologi vaksin yang relatif baru, keduanya bekerja dengan memberikan instruksi kepada sel manusia untuk membuat protein SARS-CoV-2.

Sistem kekebalan kemudian bereaksi terhadap protein ini dan mengembangkan alat untuk merespons infeksi virus apa pun di masa depan. Para ilmuwan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengakui bahwa vaksin Moderna dan Pfizer sangat efektif dalam melindungi orang dari Covid-19.

Direktur CDC Rochelle P Walensky merujuk pada kumpulan bukti bahwa vaksin mRNA Covid-19 efektif. Kedua vaksin tersebut seharusnya mencegah sebagian besar infeksi.

Baca Juga

Menurut Walensky, orang yang divaksinasi lengkap yang masih terkena Covid-19 cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan. Mereka juga lebih pendek masa sakitnya dan tampaknya lebih kecil kemungkinannya untuk menyebarkan virus ke orang lain.

"Manfaat ini adalah alasan penting lainnya untuk divaksinasi," kata Walensky, dilansir Medical News Today, Jumat (28/1/2022).

Dalam studi terbaru, para peneliti menyelidiki perbedaan tingkat kasus infeksi terobosan (breakthrough infection) di antara penerima vaksin Covid-19 Moderna atau Pfizer. Orang disebut mengalami kasus terobosan ketika masih kena Covid-19 meskipun telah divaksinasi dosis lengkap.

Tim juga tertarik pada perbedaan antara tingkat rawat inap dan kematian akibat Covid-19 di antara penerima salah satu dari vaksin Pfizer dan Moderna. Untuk analisis mereka, para peneliti mencermati catatan kesehatan dari 89 juta orang di Amerika Serikat.

Data itu mencakup orang-orang dengan berbagai karakteristik demografis. Tim melihat data yang diambil antara Juli hingga November 2021, ketika varian delta adalah varian utama dari SARS-CoV-2 saat itu.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Hasilnya muncul sebagai surat penelitian di JAMA. Para peneliti menemukan bahwa pada November 2021, ada 2,8 kasus terobosan Covid-19 per 1.000 orang yang telah mendapatkan dosis lengkap vaksin Pfizer.

Kasus terobosan disumbang oleh orang-orang yang belum menerima vaksinasi booster atau belum pernah terinfeksi SARS-CoV-2 yang terkonfirmasi. Untuk vaksin Moderna, angka bulanan secara signifikan lebih rendah. Ada 1,6 kasus terobosan per 1.000 orang yang menerima suntikan Moderna.

Risiko rawat inap dalam 60 hari setelah infeksi juga lebih rendah untuk orang yang divaksinasi lengkap dengan vaksin Moderna, yaitu 12,7 persen untuk Moderna versus 13,3 persen untuk Pfizer. Para peneliti tidak melihat perbedaan yang signifikan dalam tingkat kematian antara kedua kelompok vaksin.

Dalam wawancaranya dengan Medical News Today, profesor informatika biomedis di School of Medicine di Case Western Reserve University sekaligus penulis studi baru tersebut, Rong Xu, mencatat bahwa tim peneliti membandingkan penerima kedua vaksin ini seraya memperhitungkan faktor risiko pasien. Waktu persetujuan dan waktu vaksinasinya juga berbeda.

"Saya pikir, perbedaan yang melekat pada kedua vaksin ini mungkin sebagian menjelaskan perbedaan yang diamati pada infeksi terobosan dan rawat inap," ujar Xu.

Menurut Xu, kedua vaksin akan terus efektif melawan varian omicron dari SARS-CoV-2. Ia berspekulasi bahwa vaksin Pfizer dan Moderna tetap efektif mencegah hasil klinis parah yang terkait dengan infeksi varian omicron.

Sebab, penelitian menunjukkan vaksin dapat memicu produksi sel T imunitas. Hal itu mungkin menawarkan perlindungan terhadap omicron.

"Kami akan melakukan penelitian serupa untuk infeksi (SARS-CoV-2) terkait omicron," kata Xu.

Profesor peneliti Arline and Curtis Garvin di Pusat Integrasi Kesehatan Masyarakat dan salah satu penulis penelitian ini, Pamela B Davis menyoroti bahwa meskipun ada perbedaan dalam infeksi terobosan, kedua vaksin sangat protektif terhadap SARS-CoV-2. Vaksin Pfizer dan Moderna manjur untuk menghindari orang dari konsekuensi infeksi yang paling parah.

"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai hasil dosis booster dan juga perlindungan yang diberikan, terutama pada populasi yang rentan oleh vaksin," ujar Xu.

 
Berita Terpopuler