Dirawat di Isoter, 8 Pasien Covid-19 di Semarang Punya Riwayat Perjalanan dari Jakarta

Delapan pasien Covid-19 di Semarang tengah menjalani isoter.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Dinas Kesehatan Kota Semarang menyerukan pengurus RT/RW lakukan pendataan warga yang baru berpergian dari Jakarta maupun luar negeri di tengah peningkatan kasus Covid-19.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan delapan pasien positif Covid-19 di daerahnya memiliki riwayat perjalanan dari DKI Jakarta. Saat ini, mereka dirawat di tempat isolasi terpusat (isoter) di Ibu Kota Jawa Tengah.

"Delapan pasien yang saat ini dirawat di isoter, semuanya memiliki riwayat berpergian dari Jakarta," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam di Semarang, Jumat (21/1/2022).

Hakam mengimbau pengurus RT dan RW untuk kembali melakukan pendataan warga yang baru saja berpergian dari Jakarta maupun luar negeri. Hal tersebut diminta dilakukan setelah adanya konfirmasi tentang pasien Covid-19 terkait varian omicron.

Berdasarkan data laman https://siagacorona.semarangkota.go.id hingga pukul 21.00 WIB tercatat 12 pasien positif Covid-19 yang dirawat diberbagai fasilitas kesehatan. Dari jumlah tersebut, empat pasien di antaranya berasal dari luar Kota Semarang.

Adapun untuk pasien yang terkonfirmasi Covid-19 varian omicron di Kota Semarang terdapat empat warga. Dua di antaranya dari luar kota.

Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, puncak kasus Covid-19 di Indonesia akibat varian Omicron diprediksi terjadi pada Februari. Wiku pun meminta agar potensi puncak kasus akibat varian Omicron perlu disikapi dengan bijak.

Baca Juga

"Prediksi ini seyogyanya dapat menjadi pengingat agar kita selalu waspada," ujar Wiku dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (21/1/2022).

Namun demikian, Wiku mengatakan prediksi masih bisa diubah dengan usaha sungguh-sungguh yaitu dengan melakukan protokol kesehatan (prokes) 3M dan pengendalian lainnya. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk tetap optimistis jika Indonesia bisa mencegah adanya lonjakan kasus tersebut.

Wiku mengimbau sektor-sektor esensial, ekonomi, dan sosial yang masih beroperasi agar menerapkan protokol kesehatan secara menyeluruh. Ia menyerukan agar penyesuaian dilakukan sesuai dengan aturan pemerintah melalui Instruksi Mendagri sesuai sektor aktivitas masyarakat demi melindungi tiap lapisan masyarakat sesuai tingkat kerentanannya.

"Selain itu, berbagai intervensi pencegahan pun harus dilakukan di waktu bersamaan untuk menghasilkan proteksi yang optimal," ujar Wiku.

Sebelumnya, Wiku juga telah mengingatkan agar daerah berhati-hati terhadap penyebaran varian omicron di Indonesia. Wiku meminta agar setiap pemerintah daerah terus memperbarui dinamika kondisi kasus dan melakukan pengendalian kasus di daerahnya.

"Khususnya bagi daerah-daerah dengan kasus Covid-19 dan intensitas mobilitas yang tinggi dan berdekatan," ujar Wiku dalam konferensi persnya, Kamis (20/1/2022) lalu.

 
Berita Terpopuler