GWM Akan Naik, Bank Mandiri Masih Kelebihan Likuiditas

Hal ini terutama didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sangat baik.

Putra M. Akbar/Republika
Bank Mandiri. Bank Mandiri menyatakan kondisi likuiditas mereka dalam keadaaan ample kendali BI akan menaikkan GWM perbankan.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyampaikan likuiditas Bank Mandiri aman meski ada kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM). Ia menyampaikan, selama masa pandemi pada 2020-2022, likuiditas Bank Mandiri masih sangat ample.

"Hal ini terutama didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sangat baik," kata Rudi kepada Republika, Jumat (21/1).

Tercatat, hingga akhir November 2021 total DPK (bank only) Bank Mandiri telah mencapai Rp 987,28 triliun. Posisi tersebut berhasil tumbuh sebesar 13,94 persen secara year on year (yoy).

Adapun, setelah mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan DPK dan Kredit pada 2022, ekses likuiditas Bank Mandiri masih sangat cukup untuk memenuhi kewajiban GWM tersebut. GWM akan naik secara bertahap mulai Maret 2022, diikuti pada Juni 2022, dan September 2022.

Ada perbedaan kenaikan GWM antara perbankan konvensional dengan syariah. Kenaikan total untuk Bank Umum Konvensional (BUK) yakni 2,5 persen dan Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah sebesar 1,5 persen. 

Baca Juga

 

 
Berita Terpopuler