Tenang Moms, Covid-19 tak Menular Lewat ASI!

Studi terbesar mengungkap tidak ada bukti ASI jadi sarana penularan Covid-19.

republika.co.id
Ibu Positif Covid-19 masih tetap bisa menyusui bayinya. Covid-19 tidak menular melalui ASI, menurut studi terbesar saat ini yang dilakukan oleh University of California, AS.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian ibu yang terkena Covid-19 merasa ragu menyusui karena khawatir bayinya akan tertular melalui ASI. Sebuah temuan dalam studi terbaru memberi kabar baik kepada para ibu menyusui.

Berdasarkan studi, tak ada bukti yang menunjukkan bahwa ASI bisa menjadi sarana penularan Covid-19 dari ibu yang terinfeksi SARS-CoV-2 kepada bayi. Hasil studi tersebut dimuat dalam jurnal Pediatric Research.

Baca Juga

Peneliti mengatakan, sebagian kecil ASI mungkin memiliki materi genetik Covid-19. Akan tetapi, bukan berarti ada partikel virus menular yang bisa memperbanyak diri di dalam ASI.

Studi yang dilakukan peneliti dari University of California ini menganalisis 110 sampel ASI dari ibu menyusui yang mendonasikan ASI mereka kepada Mommy's Milk Human Milk Biorepository di University of California pada Maret hingga September 2020. Dari 110 ibu menyusui yang terlibat dalam studi ini, sebanyak 65 orang di antaranya positif Covid-19.

Selain itu, ada pula sembilan ibu menyusui yang bergejala, namun negatif Covid-19. Lalu, ada 36 ibu menyusui yang bergejala, tetapi tidak menjalani tes Covid-19.

Dari studi ini, peneliti Paul Krogstad dan tim menemukan adanya materi genetik (RNA) SARS-CoV-2 pada ASI yang berasal dari tujuh ibu menyusui. Sebagian ibu ini bergejala dan terkonfirmasi Covid-19, dan sebagian lainnya bergejala namun belum tes Covid-19.

Sampel ASI dari ketujuh ibu menyusui tersebut kembali diambil untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 1-97 hari kemudian. Dari sampel kedua ini, peneliti tidak menemukan adanya RNA SARS-CoV-2.

Setelah mengkultur sampel ASI, peneliti juga tidak menemukan adanya materi genetik menular SARS-CoV-2 (SgRNA). Keberadaan SgRNA merupakan indikator dari replikasi virus.

Peneliti juga memeriksa bayi yang mendapatkan ASI yang mengandung RNA SARS-CoV-2 dari tujuh ibu menyusui. Hasilnya, tak ditemukan adanya bukti klinis infeksi atau penularan Covid-19 pada bayi-bayi tersebut.

Terkait temuan ini, tim peneliti menyadari bahwa studi yang mereka lakukan hanya menggunakan sedikit sampel. Oleh karena itu, ada faktor-faktor potensial untuk memprediksi keberadaan RNA SARS-CoV-2 dalam ASI yang mungkin tidak tersoroti dalam studi ini.

Terlepas dari itu, studi tersebut merupakan yang terbesar saat ini yang menganlisis ASI dan memberikan bukti bahwa ASI dari ibu yang terkonfirmasi atau dicurigai terkena Covid-19 tidak menyebabkan infeksi Covid-19 pada bayi mereka. Krogstad menegaskan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi tak ternilai untuk bayi.

Menurut Krogstad, studi mereka menemukan tak adanya bukti bahwa ASI dari ibu yang terkena Covid-19 mengandung materi genetik virus yang menular. Selajn itu, tak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI tersebut menjadi terinfeksi.

"Ini mengindikasikan bahwa ASI kemungkinan bukan sesuatu yang membahayakan," jelas Krogstad, dilansir Times Now News, Kamis (20/1/2022).

Infografis Panduan Ibu Positif Covid-19 yang Menyusui - (republika.co.id)

Temuan dalam studi ini semakin menambah bukti dan dukungan bahwa ibu yang terinfeksi Covid-19 bisa tetap memberikan ASI kepada bayi mereka dengan aman. Sebab, tidak ada bukti bahwa ASI dapat menjadi sarana penularan virus dari ibu kepada bayi.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Pusat Nia Umar mengatakan, sebaiknya ibu dan bayi tidak langsung dipisahkan ketika sang ibu positif Covid-19. Dengan catatan, sang ibu tersebut tidak memiliki gejala yang berat dan bisa melakukan isolasi mandiri.

"Akan lebih berisiko jika dititip kepada orang lain, apalagi misalnya yang dititipkan orang tua yang rentan risiko Covid-19. Boleh dengan ibunya, tapi ibunya harus selalu pakai masker dan jalankan protokol kesehatan yang ketat," ujar Nia dalam Instagram Live Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA), Ahad (27/6/2021).

Nia mengatakan, seorang ibu harus paham betul dengan kondisi tubuhnya. Jika sudah merasa kepayahan, sebaiknya meminta orang terdekat yang sehat untuk menjaga sang bayi.

ASI bisa diberikan secara langsung pada waktu bayi membutuhkannya. Jika tidak bisa menyusui secara langsung, maka ibu dapat memerah ASI untuk diberikan kepada bayinya.

"Biar bayi nggak lupa puting, tetap disusukan dan nggak dipisahkan. Semua protokol kesehatan dijalani, selesai disusukan, titipkan kalau bisa dititip. Kalau kondisinya Covid-19 berat, terpaksa kasih ASI perah, ingatkan pada yang dititipkann untuk pakai sendok atau pipet. Kalau masih bisa menyusui langsung masker harus dobel, cuci tangan sebelum menyusui, bersihkan area-area sekitar menyusui, protokol kesehatan harus ketat," kata Nia.

 
Berita Terpopuler