Makna Ash-Shamad dalam Surat Al Ikhlas

Dalam Alquran, tepatnya ayat kedua surat al-Ikhlas disebutkan kata Ash-Shamad.

Republika/ Nashih Nashrullah
Surat Al-Ikhlas
Rep: Kiki Sakinah Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran, tepatnya ayat kedua surat al-Ikhlas disebutkan kata Ash-Shamad. 

Baca Juga

 

اللَّهُ الصَّمَدُ

Pada ayat tersebut, kata ash-shamad memiliki arti "Allah Yang Hidup Sendiri, atau Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, atau satu-satunya tempat meminta segala sesuatu."

Seorang ulama yang juga anggota Persatuan Internasional untuk Cendekiawan Muslim, Al-Ouda, dalam artikel di laman About Islam, menyebutkan bahwa kata ash-Shamad muncul dalam hadits Nabi Muhammad Saw pada beberapa kesempatan, khususnya dalam hadits yang berkaitan dengan nama Allah yang agung.

Buraidah ibn al-Husayb meriwayatkan bahwa Nabi Saw mendengar seorang pria memohon kepada Tuhannya dengan kata-kata berikut:

"Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu dengan menegaskan bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Engkau, Yang Esa, Yang Hidup Sendiri (ada dengan sendirinya), yang tidak beranak dan tidak diperanakan, dan yang tidak menyerupai siapa pun dalam hal apapun."

Setelah Nabi Saw mendengar itu, beliau berkata:

"Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, orang ini memohon kepada Allah dengan menyebut nama-Nya yang paling agung, yang jika ada yang berdo'a dengannya, maka do'anya akan diterima, dan jika ada yang meminta dengannya, maka akan dikabulkan." (At-Tirmidzi; Ibnu Majah)

 

 

Al-Ouda menjelaskan, nama ash-Shamad memiliki banyak aspek makna. Kata ash-Shamad mengacu pada satu-satunya yang merupakan Tuhan, yang memiliki dan mengatur semua urusan, satu-satunya tempat di mana orang-orang datang kepada-Nya untuk memohon atau meminta atas kebutuhan mereka, tetapi pada saat yang sama melengkapi dan mencukupi, diperlukan dan tidak bergantung pada yang lain.

Sahabat Rasulullah Saw, Ibn 'Abbas, mendefinisikan kata ash-Shamad sebagai berikut:

"Seorang pemimpin yang kepemimpinan dan keunggulannya mutlak; seorang yang mulia yang keluhurannya lengkap dan sempurna; seseorang yang perkasa, memiliki kekuatan absolut, tetapi maha tinggi; seseorang yang kaya tanpa batas, mampu memaksakan sekehendak-Nya; dengan penuh pengetahuan dan kebijaksanaan." 

Al-Ouda mengatakan, hanya Allah yang memiliki kemuliaan dan kekuasaan penuh, dan atribut dari ash-Shamad itu hanya milik-Nya. Sehingga, tidak ada orang lain yang layak untuk kata ini.

Kata ash-Shamad juga didefinisikan sebagai berikut:

"Satu-satunya yang setiap orang bergantung untuk memenuhi kebutuhan mereka, tetapi yang tidak membutuhkan siapapun dan tidak bergantung pada yang lain."

 

 

Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allsh dalam surat al-An'am ayat 14:

"Katakanlah (Muhammad), 'Apakah aku akan menjadikan pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?"

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Allah menyediakan segala sesuatu untuk makhluk-Nya, tetapi Dia tidak bergantung pada mereka untuk apapun. 

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan." (Alquran, 51: 56-57).

Dari ayat tersebut dijelaskan, bahwa Allah tidak menciptakan makhluk untuk memperkaya-Nya atau memberdayakan-Nya. Dia menciptakan kita hanya untuk menyembah-Nya. Selain itu, Allah bebas dari segala kekurangan dan ketergantungan. Dia tidak melahirkan, dan juga tidak diperanakkan.

 

 

 

 
Berita Terpopuler