Taliban Kampanyekan Kenakan Jilbab Sesuai Syariah

Kampanye itu bertujuan mendorong perempuan Afghanistan mengenakan jilbab

AP/Petros Giannakouris
Wanita Afghanistan (ilustrasi)
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  KABUL -- Polisi agama Taliban telah memasang spanduk di Kabul yang memerintahkan wanita untuk mengenakan jilbab.

Baca Juga

Poster-poster itu menunjukkan seorang wanita yang mengenakan burqa dan seorang wanita yang mengenakan cadar hitam. Teks di poster menyatakan bahwa "Menurut hukum Syariah, seorang wanita Muslim harus mengenakan jilbab."

Kementerian yang dipimpin Taliban untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan menyatakan, poster-poster itu dipasang di Kabul untuk menasehati dan mendorong perempuan untuk menutupi diri mereka di depan umum. Juru bicara kementerian, Akef Mohajer mengatakan bahwa meskipun ada peringatan di poster, aturan wajib bagi perempuan untuk mengenakan cadar tidak akan ditegakkan.

"(poster itu) hanya insentif bagi saudara perempuan kita untuk didorong memakai jilbab," kata Mohajer dilansir dari laman Gandhara pada Selasa (11/1).

Dia juga mengatakan poster-poster itu menggambarkan burqa dan kerudung hitam karena mereka biasa terlihat di Afghanistan. Namun, pemasangan poster tersebut memicu reaksi lain dari para wanita Afghanistan. Ada yang bilang kerudung hitam bukan budaya Afghanistan.

 

 

"Menutup wajah kami. Kami tidak memakai cadar dan hijab. Ini bukan kebiasaan kami," kata Seorang wanita yang tinggal di Provinsi Nangarhar.

Seorang warga Provinsi Wardak, Amina Mayar juga berpendapat bahwa jilbab dan cadar bukan bagian dari budaya perempuan dan anak perempuan Afghanistan.

Sementara seorang penduduk Kabul, Lina mengatakan dia merasa kengerian ketika dia melihat poster baru dari kementerian Taliban. "Dengan melakukan ini, Taliban ingin menanamkan rasa takut di hati rakyat. Mereka dapat memerintah dengan paksa dan memaksakan budaya asing pada rakyatnya. Saya takut pada hari ketika Taliban akan mencambuk perempuan di atas kepala mereka," kata Lina. 

Rezim Taliban yang memerintah Afghanistan selama akhir 1990-an juga mewajibkan perempuan untuk mengenakan jilbab. Mereka yang melanggar aturan disebut sering dipukul di depan umum.

Seorang aktivis dan wakil kepala Organisasi Perdamaian dan Kebebasan Perempuan, Turpiki, mengatakan bahwa rezim baru Taliban di Afghanistan seharusnya tidak berpikir bahwa tindakan mereka sebelumnya dapat diulangi sekarang.

 

"Cadar dan jilbab bukan kebiasaan wanita kami. Taliban seharusnya tidak berpikir bahwa mereka dapat sekali lagi memaksakan apa yang mereka inginkan pada wanita Afghanistan. Mereka akan melawan tindakan seperti itu," kata Turpiki.

 
Berita Terpopuler