Orang-Orang yang Sesat Setelah Para Nabi dan Rasul Wafat

Orang yang sesat setelah para nabi wafat adalah yang tinggalkan sholat

REPUBLIKA
Orang yang sesat setelah para nabi wafat adalah yang tinggalkan sholat. Ilustrasi sholat
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, –Para nabi dan rasul diutus ke muka bumi untuk membimbing manusia agar menyembah Allah Subahanahu wa Ta'ala. Sehingga manusia selamat hidup di dunia dan menemui kebahagiaan di akhirat.

Baca Juga

Namun setelah para nabi dan rasul wafat, ada golongan manusia yang justru kembali pada jalan kesesatan, sedang golongan lainnya justru menemui kebahagiaan. 

Pakar tafsir Alquran yang juga anggota Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ), KH Muhammad Arifin, menjelaskan orang-orang yang menemui kesesatan setelah wafatnya para nabi dan rasul adalah orang-orang yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya. Keterangan ini dapat ditemukan pada surat Maryam ayat 59.   

 فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”  

Kiai Arifin menjelaskan lafaz adha'u  sholat pada ayat tersebut adalah menghilangkan atau menyia-nyiakan sholat. Maksudnya sholat sebagai syariat yang telah dibawa dan diajarkan para nabi dan rasul justru disia-siakan, melalaikannya, atau pun melaksanakannya namun tidak memperhatikan rukun dan syarat sahnya sholat. 

Ada juga ulama yang berpendapat bahwa itu adalah orang yang menunda-nunda sholat, dan ada juga yang berpendapat itu adalah tarokus sholat atau meninggalkan sholat.  

Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang siapa kaum yang menyia-nyiakan sholat setelah nabinya wafat. Para ulama tafsir ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud ayat itu adalah kaum Nabi Musa. 

Setelah Nabi Musa wafat, kaumnya tidak lagi melaksanakan syariat yang dibawa Nabi Musa termasuk sholat. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah kaumnya Nabi Isa. Setelah Nabi Isa wafat, kaumnya tidak lagi melaksanakan sholat sebagaimana diajarkan Nabi Isa.  

Namun demikian kebanyakan para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud adalah seluruh kaum dari tiap-tiap nabi dan rasul termasuk umat Nabi Muhammad ﷺ.

Baca juga : Jangan Berhenti Berbuat Baik

Kiai Arifin menjelaskan ketika Nabi Muhammad ﷺ telah wafat, terdapat orang-orang yang tadinya mau mengeluarkan berzakat dan mengerjakan sholat justru tidak lagi menunaikannya.  

Selain itu dalam ayat tersebut juga disebutkan orang-orang yang menemui kesesatan setelah wafatnya para nabi dan rasul adalah yang mengikuti hawa nafsunya. Maka orang-orang yang melalaikan atau meninggal sholat dan mengikuti hawa nafsunya akan masuk pada keburukan yakni ke neraka  

"Maka mereka yang seperti itu, yang lebih mengikuti hawa nafsu, sampai kemudian menunda sholatnya secara terus menerus tanpa alasan yang dibenarkan, mereka akan menemui kesulitan, kesusahan, keburukan nanti di akhirat kelak," kata Kiai Arifin dalam kajian virtual Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran (PSQ) beberapa waktu lalu.  

Sementara pada surat Maryam ayat 60 dijelaskan tentang orang-orang yang akan mendapatkan kebahagiaan setelah wafatnya para nabi dan rasul. Atau orang yang terhindar dari keburukan.  

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا 

“Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.”

Yakni orang-orang yang bertaubat. Yakni mengakui semua kesalahannya dan bertekad untuk berbuat baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Selain itu beriman atau senantiasa meningkatkan keimanannya. Serta orang yang terus menambah perbuatan salehnya.  

"Mereka yang bertaubat, beriman, beramal saleh, mereka itu akan masuk surga. Berbeda dengan yang tadi,akan merasakan buruknya neraka," jelas Kiai Arifin. 

Lebih lanjut Kiai Arifin menjelaskan pada surat Maryam ayat 61, Allah SWT memperjelas surga yang akan ditempati orang-orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh, meningkatkan kualitas keimanan dan terus memperbanyak amal saleh. Yaitu Surga Adn. 

جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ عِبَادَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّهُ كَانَ وَعْدُهُ مَأْتِيًّا

“Yaitu surga 'Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.”   

Kiai Arifin menjelaskan kata wa'ada rahman pada ayat tersebut menunjukan sifat Rahman Allah ﷻ.  

Para ulama menjelaskan tentang mengapa Allah ﷻ menggunakan Ar Rahman dalam ayat itu. Para ulama tafsir berpendapat bahwa itu bermakna setiap hamba yang masuk ke dalam surga itu semata-mata karena kasih dan sayang Allah ﷻ dan bukan karena amal atau ibadahnya di dunia. Sehingga seorang hamba pun tidak menjadi sombong karena ibadahnya. Lalu untuk apa seseorang beramal? 

 

Kiai Arifin mengatakan amal dan ibadah dan ketaatan hamba untuk melaksanakan perintah Allah ﷻdan menjauhi larangan-Nya adalah syarat bagi seorang hamba memperoleh rahmat Allah ﷻ.      

 
Berita Terpopuler