Kisah Maryam dalam Alquran

Nama Sayiydati Maryam berulang kali disebutkan dalam Alquran Al Karim.

Republika/Agung Supriyanto
Alquran
Rep: Andrian Saputra Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Nama Sayiydati Maryam berulang kali disebutkan dalam Alquran Al Karim. Bahkan namanya menjadi nama surat yakni surat Maryam. Ini menandakan begitu mulianya Maryam di sisi Allah Subahanahu wa Ta'ala.

Baca Juga

Bahkan keluarga Sayiydati Maryam lah yang paling banyak diceritakan dalam Alquran. Diantaranya tentang kisan nabi Isa putra Maryam, kisah Imran yang merupakan ayahnya Sayiydati Maryam, dan pamannya yakni nabi Zakaria. Allah SWT berfirman dalam surat Maryam:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menyendiri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, (Alquran surat Maryam ayat 16). 

Menurut pakar tafsir Alquran yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran, Ustadz Dr. Syahrullah Iskandar ayat ini menjadi satu-satunya ayat dalam Alquran yang menyandingkan kata Udzkur dengan Alkitab (Alquran) tentang kisah Maryam. Sebuah penegasan bahwa manusia harus ingat di dalam Alquran itu terdapat kisah-kisah tentang Maryam. Kata udzkur adalah khitab yang ditujukan kepada nabi Muhammad ﷺ. Nabi Muhamamd diperintahkan untuk menceritakan tentang kisahnya Maryam yang ada dalam Alquran. 

 

Pada ayat tersebut dijelaskan Maryam pernah menyendiri dan tidak bertemu keluarganya dan kaumnya dan menempati sebuah tempat di Timur Baitul Muqadas. Di tempat itu ia berkonsentrasi beribadah kepada Allah SWT. Dan di tempat itu ia menutup sela selanya agar tidak terlihat orang lain.

Ustadz Syahrullah Iskandar menjelaskan penghalang yang dimaksud bisa bersifat materil seperti dinding, kain dan lainnya atau bisa juga bermakna lainnya atau non materil. Tujuannya agar menjaga jarak dengan kaum dan keluarganya.

Ustadz Syahrullah menjelaskan ada pendapat yang menyebutkan menyendirinya Maryam itu karena tengah dalam kondisi haid. Sebelum Islam datang, perempuan yang haid itu harus berpisah sementara tempat tinggal dengan keluarganya. Hal ini juga berlaku pada tradisi kaum Yahudi. Tetapi pendapat lainnya berkata bahwa menyendirinya Maryam itu semata-mata karena ingin mendekatkan diri pada Allah yang dikenal dengan uzlah atau Kholwat.  

Terkait posisi tempat menyendirinya Maryam ada pendapat bahwa  arah Timur Baitul Muqadas dipilih karena adalah arah terbitnya matahari setiap hari. Itu bermakna kesucian dan kecemerlangan.  

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا

maka ia membuat penghalang (yang melindunginya) dari orang-orang. Lalu (dalam keadaan itu) Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. (Surat maryam ayat 17). 

 

Ustadz Syahrullah menjelaskan bahwa pada ayat ini Sayiydati maryam membuat hijab atau penghalang agar orang-orang tidak bisa melihatnya. Tujuannya agar konsentrasi beribadah kepada Allah dan tidak terlihat, dan terpengaruh oleh orang lain. Dalam kondisi tersebut Allah mengutus malaikat yang mewujud manusia yang sempurna. 

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa ruh yang dimaksud dalam ayat itu adalah ruh Nabi Isa Alaihi salam yang kelak menjadi anaknya. Dalinya bahwa Allah menciptakan terlebih dulu ruh dari jasad. Namun pendapat yang kuat di kalangan mufasir yang dimaksud ruh disitu adalah malaikat Jibril yang menjelma manusia. 

"Malaikat Jibril mendatangi Maryam di tempat tersebut dalam situasi kondisinya itu menjelma menjadi manusia yang gagah, bersih," katat Ustadz Syahrullah dalam kajian virtual Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran beberapa hari lalu.

Ketika Maryam bertemu dengan malaikat Jibril yang menjelma menjadi manusia, Maryam pun berdoa. 

 قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa," (surat Maryam ayat 19).

Inilah doa yang dipanjatkan oleh Sayyidati Maryam ketika bertemu Jibril. Sebab Maryam khawatir karena didatangi seseorang orang yang gagah dan bersih. Karena itu Maryam memohon perlindungan dari Allah Yang Maha Rahman dari sosok yang datang tersebut.

"Di situ ada kekhawatiran dari maryam, orang yang datang itu akan berbuat buruk, wajar karena dia sendiri dalam kondisi menyendiri juga. Wajar dia berdoa dan wajar juga dia khawatir," katanya.

 

 

Ini pertanda bahwa Maryam itu adalah orang suci, orang yang baik dan terjaga kehormatannya serta mempunyai kekokohan dalam menjaga agamanya. Lalu malaikat Jibril menenangkan Maryam dan memberinya kabar gembira. 

قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا

Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberitakan karunia Allah padamu tentang akan lahir dari rahimmu seorang anak laki-laki yang suci,"

Bahwa karunia itu dari Allah melalui perantaraan Jibril. Yakni seorang anak yang suci yang kelak menjadi nabi yakni Isa Alaihi Salam. 

 

"Di sini terlihat bahwa seorang Maryam, perempuan yang suci, taat beribadah, cinta keluarga itu juga menjalani proses-proses untuk mendekatkan diri kepada Allah. Di sini jelas juga bagaimana kesalehan Maryam, sehingga untuk melahirkan keturunan yang saleh dan salehah itu juga berawal dari orang tua,"  katanya. 

 
Berita Terpopuler