Ustadzah Asni Sebarkan Pesan Islam Melalui Karya Seni

Ustadzah Asni mulai menggambar dan melukis sejak usia muda.

ANTARA/Abriawan Abhe
Seni (Ilustrasi)
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Pendakwah dan motivator ternama, Ustadzah Asni Abu Maz Ansor, bukanlah tipikal da'i yang menyebarkan dakwah Islam melalui forum-forum Islam. Ia menempuh jalur kreatif dalam dakwah Islaminya, dengan mentransformasikan ilmu keislaman melalui karya seni.

Baca Juga

Terinspirasi dari situs sejarah yang ia kunjungi, Asni kerap mengabadikan gambar dan momen melalui lukisannya. Sama seperti kata yang diucap dan membawa energi tertentu, sapuan kuas juga dipercaya sebagai sarana yang sempurna untuk membawa emosi seniman.

Didorong oleh misi seumur hidupnya untuk menyebarkan Islam, pengkhotbah berusia 46 tahun ini memiliki hampir 300 lukisan sejak 2015. Asni mulai menggambar dan melukis sejak usia muda, dengan ibu dan anak-anaknya sendiri sebagai sumber inspirasi dan dukungannya.

Asni mengaku mendapatkan kepuasan melalui karya-karyanya. Sampai saat ini, dia telah menggambar Masjid Nabawi selama kunjungannya ke Madinah al-Munawwarah, Masjid Al-Aqsa di Baitulmuqaddis (Yerusalem) di Palestina dan kota Sarajevo selama misi kemanusiaannya ke Bosnia-Herzegovina.

“Menurut saya, seni lukis adalah salah satu bentuk komunikasi visual dalam menyebarkan dakwah, meski diam, namun mampu menyentuh hati para seniman," kata dia dikutip di Bernama, Senin (3/1).

Seni adalah suara dari hati. Seperti kata pepatah, sebuah gambar bernilai seribu kata, dimana seringkali lebih mudah untuk menunjukkan sesuatu dalam gambar daripada menggambarkannya dengan kata-kata. Ia menyebut seni diposisikan secara unik untuk menggerakkan orang.

 

 

Bagi sang ustadzah, sudah menjadi kebiasaan baginya untuk membawa kanvas dan perlengkapan seni sendiri selama perjalanannya. Tak jarang ia akan berhenti sebentar untuk mengabadikan momen melalui lukisannya.

“Inilah cara saya menyampaikan pesan kepada orang-orang melalui lukisan. Bahkan, di setiap tempat yang saya kunjungi, saya akan membuat sebuah karya seni sebagai kenang-kenangan. Dan dari sana, saya akan mendokumentasikan informasi tentang tempat-tempat itu," ujarnya.

Asni mengaku mendapatkan kepuasan pribadi dari lukisan, seperti sebuah terapi diri untuknya. Bagi penonton karyanya, berdiri di depan sebuah karya seni seringkali membangkitkan respons emosional.

Selain untuk koleksi pribadi, beberapa lukisan Asni dijual antara 300 hingga 10,000 ringgit, tergantung pada nilai estetikanya. Karya seninya sejauh ini telah menarik pesanan dari selebriti, penggemar dan juga pebisnis. Sebagian hasil penjualan karya-karyanya akan disalurkan kepada mereka yang kurang beruntung, selama misi kemanusiaannya ke beberapa negara.

Pada 12 November lalu, Asni dikeathui berkesempatan mengunjungi situs bersejarah dan berhasil melukis potret daerah yang pernah menjadi kota tempat Nabi Saleh diutus, bernama al-Hijr.

 

 

Di suatu titik yang tidak diketahui di zaman kuno, situs itu ditinggalkan dan mungkin secara fungsional telah digantikan oleh keberadaan AlUla, dimana terdapat sebuah batu yang dikenal sebagai Batu Gajah (Elephant Rock) atau yang disebut penduduk setempat dengan Jabal AlFil.

Dalam kunjungannya ke sana, Asni melukis Elephant Rock di tengah sunset yang spektakuler. Destinasi tersebut, kata dia, memiliki cerita tersendiri yang menjadi pelajaran bagi umat Islam saat ini.

"Melalui lukisan ini, saya membawa pulang pesan bahwa betapa beruntungnya kita sebagai Muslim menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW, karena kita tidak dihukum karena kesalahan kita, dan diperbolehkan untuk meminta ampun kepada Allah SWT, tidak seperti orang lain (pengikut nabi lain) yang langsung dihukum saat itu," ucapnya.

Lokasi tempat Elephant Rock merupakan sebuah situs sejarah, di mana Tsamud atau suku kuno politeistik etnis pengikut Nabi Saleh, dihancurkan oleh Allah karena menolak pesan nabi. 

Yang tersisa dari wilayah itu adalah kenangan akan kehidupan yang pernah menempati kota kuno berdinding batu dan lumpur. Allah SWT, lanjut Asni, telah menyelamatkan manusia masa ini, sehingga dapat mengambil pelajaran dari kisah mereka.

"Ini juga membuktikan bahwa hukuman Allah bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya, adalah nyata," ujar dia.

Selain situs arkeologi AlUla yang penuh teka-teki, Asni mendorong untuk mengunjungi tempat bersejarah itu dan menyaksikan sendiri akibat dari kemurkaan Allah SWT terhadap suku Tsamud yang mendurhakai-Nya. 

 

 

 

 
Berita Terpopuler