Awal Mula Pengangkatan Khalid bin Walid Jadi Komandan Perang

Khalifah Abu Bakar mengangkat Khalid bin al-Walid sebagai komandan perang.

MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Setelah Rasulullah ﷺ wafat, banyak orang-orang Arab yang murtad. Saat itu, khalifah Abu Bakar Radhiyallahu Anhu mengangkat Khalid bin al-Walid untuk memerangi mereka.

Baca Juga

Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Dr Utsman bin Muhammad, guna menghentikan pembangkangan kaum tersebut, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu menyerahkan bendera perang kepada Khalid bin al-Walid Radhiyallahu Anhu. Hal itu menjadi tanda pengangkatannya sebagai komandan perang 

Kemudian Abu Bakar memerintahkannya untuk menangani Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi. Segera sesudah melaksanakan tugasnya ini, Khalid diinstruksikan supaya menuju ke tempat Malik bin Nuwairah di daerah Bithah dan mengepungnya. 

Adapun mereka yang murtad di antaranya adalah (1) kabilah Asad dan Quraizhah, yang dipimpin oleh Thulaihah al-Asadi, (2) penduduk Kindah dan Orang-orang yang tinggal di daerah sekitarnya, pimpinan al-Asy‘ats bin Qais al-Kindi; (3) penduduk Mudzhij dan orang-orang yang tinggal tidak jauh dari daerah ini, dan mereka dipimpin oleh al-Aswad al-‘Ansi.

Selanjutnya, (4) Bani Hanifah, yang dipimpin oleh Musailamah sang pendusta; (5) Bani Salim pimpinan al-Fuja‘ah; (6) dan Bani Tamim, bersama dengan Sijah at-Taghlibiyyah. Ada pula orang-orang yang enggan membayar zakat, namun tidak keluar dari Islam. 

 

Thulaihah al-Asadi telah keluar dari agama Islam atau murtad ketika Nabi ﷺ masih hidup. Ketika Rasulullah ﷺ wafat, ‘Uyainah bin Hishan juga murtad dan menjadi mitranya. ‘Uyainah sempat berseru kepada kaumnya: “Demi Allah, Nabi yang berasal dari Bani Asad lebih kusukai daripada Nabi yang berasal dari Bani Hasyim. Muhammad telah wafat, dan inilah Thulathah, Nabi baru penggantinya, maka ikutilah dia.” Kaumnya, yaitu Bani Fazarah, pun menurut. 

Setelah Khalid bin al-Walid Radhiyallahu Anhu menceraiberaikan orang-orang murtad itu, Thulaihah segera melarikan diri ke Syam bersama istrinya. Tidak lama kemudian, dia kembali memeluk agama Islam dan pergi berumrah ke Makkah pada masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu. 

 

Meskipun demikian, dia malu untuk menghadap sang Khalifah, dan ini berlangsung sepanjang hidupnya. Seusai mengerjakan umrah, dia pulang dan ikut berperang bersama Khalid dalam Perang Yarmuk serta perang-perang lainnya. Suatu ketika ash-Shiddiq mengirim surat kepada Khalid, yang isinya: “Ajaklah Thulaihah bermusyawarah dalam menyusun taktik perang, namun janganlah kamu jadikan dia pemimpin pasukan.”

 
Berita Terpopuler